KH. DR. Jujun Junaedi lahir di Kampung Sangojar, Desa Sindang Galih, Kecamatan Pangatikan, pada 01 Juni 1971, beliau dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana. beliau merupakan anak ke delapan dari delapan bersaudara, Ayah beliau bernama, Pandi Apandi dan ibunya E. Wasfiah.
KH. Nur Hasyim merupakan pendiri Pesantren Nurul Huda Soko, Tuban, Madrasah Aliyah (MA), Tarbiyatul Islam pada 1979 dan satu Yayasan Pendidikan Islam Nurul Huda (YAPISNU).
Kiai Abdul Mannan Syukur Ulama Nahdlatul Ulama Malang Jawa Timur
KH. Muslim Rifai Imampuro atau yang kerap disapa dengan panggilan Mbah Liem lahir pada 24 April 1924, di Desa Pengging, Kelurahan Bendan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah. Mbah Liem adalah tokoh NU dan Pendiri Pesantren Al-Muttaqien Pancasila Sakti (Alpansa) Desa Troso, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten.
Untuk mewujudkan keinginannya, KH. Muh. Anwar Iskandar berjuang agar berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan membekali generasi muda agar tidak kosong nilai (memiliki ilmu dan akhlak), fondasi agama dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Dari sebuah pengajian biasa pada tahun 1996 di Sekolah Menengah Pertanian yang kini menjadi SMK Negeri 3 Kuala Kapuas, beberapa pengajar dari Pulau Jawa dan pemuda-pemuda Kapuas memprakarsai berdirinya Yayasan Islam Al-Amin Kapuas pada tanggal 8 Februari 1996, yang diprakarsai oleh dr. Ceva Wicaksono Pitoyo.
Pertama-tama, apakah Anda pernah bertanya-tanya tentang kisah di balik legenda Drakula? Dibalik bayang-bayang kegelapan dan mitos yang melingkupi namanya, ada sebuah cerita yang mengaitkannya dengan sebuah periode bersejarah yang penuh warna.
“Kalau saja tadi kamu (Abu Sufyan) bilang bahwa dia (Nabi Muhammad) anak raja, pasti dia pembohong. Berarti dia ingin membuat perubahan, revolusi, atau kegiatan baru. Seandainya kamu mengatakan bahwa Muhammad pernah berbohong, maka dia bukan nabi, sebab seorang nabi sejak kecil sudah ditakdirkan tidak pernah berbohong"
Perempuan itu menjawab, "Saya takut tidak bisa memberi hak suami sebagaimana mestinya. Kalaupun sikap saya tidak disetujui keluarga, saya siap menikah tapi dengan syarat."
Rasulullah SAW menjadi uswatun hasanah, sebab akhlaknya dalam konsep perilaku. Selaras antara perkataan dan perbuatan. Beliau melakukan apa yang beliau sampaikan, bahkan sering kali melakukan terlebih dahulu sebelum menyampaikannya.