Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Jombang

 
Fasilitas di Lembaga ini :
Nama FasilitasJumlah Nama FasilitasJumlah
MI/SD1 MTS/SMP4
MA/SMA7 Maly/Univ.2
Tahfidz1 Laboratorium1
Poli Kesehatan0 Koperasi1
Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Jombang

Profil
Pesantren yang dirintis pertama kali oleh KH. Tamim Irsyad pada tahun 1885 ini dengan upaya serta kerja keras sehingga terwujudlah salah satu lembaga pendidikan islam yaitu Pondok Pesantren Darul 'Ulum (Rejoso) yang secara bahasa Darul berarti Gudang sedangkan 'Ulum, jamak dari ilmu yang berarti ilmu-ilmu, sehingga secara garis besar Darul 'Ulum memiliki arti “Gudangnya Ilmu-ilmu”, yang filosofinya tampak jelas dalam nama pondok pesantren tersebut.

Sehingga, sampai detik ini Pondok Pesantren Darul 'Ulum (Rejoso) masih dipercaya untuk mengayomi para santri dari penjuru Nusantara kurang lebih sekitar 5000 santri yang menimba ilmu di sana. Periode pertengahan (antara tahun 1937 - 1958 M) Tahun 1937, Kyai Cholil wafat. Dia digantikan anaknya, KH. Dahlan Cholil yang sempat mengenyam pendidikan agama di Makkah seusai nyantri di Tebuireng.

“Kyai Romly dan Kyai Dahlan lah yang kemudian memimpin perkembangan pondok pesantren pada periode pertengahan (1937-1958),” jelas perempuan kelahiran Jombang, 26 Februari 1969 itu. Di tangan kedua tokoh muda inilah, lembaga pendidikan dakwah islamiyah ini mulai menunjukkan identitasnya. “Mereka memberikan nama untuk pesantren ini dengan sebutan Pondok Pesantren Darul ‘Ulum yang berarti rumah ilmu,” papar alumnus S1 Jurusan PAI Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta ini.

Pengkajian ilmu pengetahuan pada periode ini semakin pesat dan tidak hanya berkutat pada ilmu agama saja. “Wawasan keilmuan yang bersifat umum mulai diberikan,” tukas suami H. Ali Muhsin, M.Pd.I atau yang biasa dipanggil Gus Ali ini. Pembagian tugas antara tokoh-tokoh yang ada pun semakin jelas dengan dibentuknya struktur organisasi pondok.

Kyai Romli Tamim, urai ibu tiga anak ini, memegang kebijakan umum Pondok Pesantren serta ilmu thasawuf danthareqat Qodiriyah Wannaqsyabandiyah. Sementara KH. Dahlan Cholil memangku kebijakan khusus siasah(manajemen) dan pengajian syariat plus al-Qur’an. Kyai Ma’soem Cholil – adik Kyai Cholil Dahlan – mengemban organisasi sekolah dan manajemennya.

Sementara Kyai Umar Tamim adik Kyai Romli Tamim sebagai pembantu aktif di bidang kethareqatan. “Semua tugas tersebut masing-masing dibantu oleh santri-santri senior, seperti KH. Ustman Al Isyaqi yang berasal dari Surabaya dalam praktikum thareqat Qodiriyah Wannaqsyabandiyah,” jelas Dosen PAI Fak. Tarbiyah UNIPDU itu.
 
Sejarah

Pondok Pesantren Rejoso Jombang yang kemudian dikenal dengan Darul Ulum didirikan pada 1885 oleh seorang pemuda bernama Tamim Irsyad, murid Kiai Kholil Bangkalan. Bersama beberapa orang penggarap sawah, ia mendirikan langgar yang digunakannya untuk shalat berjamaah dan mengajar baca Al-Qur’an. Tamim sangat beruntung karena dibantu oleh seorang pemuda, muridnya dari Pare yang cukup bersemangat bernama Djuremi (setelah haji berganti nama menjadi Muhammad Kholil).

Para satri yang datang terus bertambah. Sementara seorang putra Tamim, Romli yang kelak mengantikannya memimpin pesantren ini masih sedang asyik berpetualang: ke Bangkalan belajar kepada Kiai Kholil mengikuti jejak ayahnya, lalu ke Tebuireng belajar kepada Kiai Hasyim Asy’ari, lalu ke Mekkah selama setahun lamanya, kemudian kembali ke Tebuireng sampai ayahnya meninggal.

Sejak awal berdiri, pesantren Darul Ulum menerapkan sistem tradisional yang disebut dengan sorogan dan bandongan. Dalam sistem sorogan, satu persatu santri menghadap kepada kiai dan membaca dan menghafal pelajaran sebelumnya dan kiai memberikan pelajaran baru. Sistem ini lazim dipakai dalam pengajaran membaca dan menghafal Al-Qur’an. Dalam sistem sorogan (sorog dalam bahasa Jawa berarti menghadap satu persatu) santri menyidorkan kitab ke kiai dan meminta diajarkan.

Sementara bandongan atau bandungan atau ngebandungan berarti menyimak atau mendengarkan secara seksama. Sang kiai membacakan kitab, memaknai kata-perkata dan menjelaskan maksud kandungannya kepada para santri yang berkumpul di langgar. Sementara para santri mendengar dan menyimak, serta mencatat makna dan penjelasan dari kiai. Sistem bandongan juga disebut wetonan (dari kata wektu atau waktu) karena mengiringi waktu-waktu tertentu, misalnya sebelum atau sesuadah shalat atau di tanggal dan bulan tertentu.

Sistem klasikal mulai diterapkan di Pesantren Darul Ulum Jombang pada tahun 1940-an. Kiai Romli Tamim dibantu beberapa santri dari Tebuireng dan Kiai Dahlan Cholil sepulang mengembara dari Makkah, memilah para santri berdasarkan kemampuan membaca kitab kuning. Ada sifir awal (tingkat pertama) dan sifir tsani (tingkat kedua).

Sifir awal diperuntukkan bagi mereka yang baru mulai belajar huruf hijaiyah dan baca Al-Quran. Sifir tsani merupakan tingkat lanjutan. Para santri pada tingkat ini mulai belajar fikih Taqrib, tauhid Aqidatul Awam, dan gramatikal Arab Jurumiyah-imrithy. Tahun 1949 mulai dibuka tingkat yang lebih tinggi muallimin (putra) dan muallimat (putri) yang msing-masing mempunyai dua tingkat: tingkat pertma dan tingkat atas. Perkembangan jumlah santri mengharuskan pesantren menambah bangunan-bangunan kelas yang kemudian disebut madrasah.

Perkembangan pesantren Darul Ulum memasuki masa paling penting ketika mulai mendirikan sekolah-sekolah umum yang kemudian mendapatkan legalitas formal dari pemerintah, baik melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau Departemen Agama. Pada tahun 1960-an Kiai Mustain, putra Kiai Romli yang pulang dari Jerman memprakarsai pendirian sekolah umum di pesantren. Beberapa tahun sebelumnya para pengasuh inti meninggal dunia secara berurutan dalam waktu yang tidak lama: Kiai Dahlan Kholil meninggal pada 16 Maret 1958, sebulan setelah itu Kiai Romli juga meninggal dan Kiai Ma’shum Kholil pada 1961.

Tahun 1964 oleh Kiai Musta’in Romli, Madrasah Muallimin Atas diubah menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan kurikulum standar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, setingkat SMA Negeri. Kemudian Muallimin Tingkat Pertama diubah menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan kurikulumnya pun disesuaikan.  Pada tahun 1965 didirikan sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) di bawah wewenang Departemen Agama. Pada tahun itu pula Madrasah Muallimat (putri) tingkat pertama dan atas masing-masing diubah menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang memenuhi standar Kementerian Agama.

Kiai Musta’in Romli dibantu Kiai Bisri Kholil, Kiai Baidlawi Chalil dan Kiai As’ad Umar memprakarsai berdirinya universitas yang berlokasi di luar lingkungan pondok pesantren, tetapnya di jantung kota Jombang yang bernama Universitas Darul Ulum. Kiai Mus’tain mempunyai jaringan yang luas. Pendirian universitas juga dibantu oleh beberapa tokoh di Jawa Timur seperti Muhammad Syahrur dari malang dan Muhammad Wijono mantan gubernur Jawa Timur. Kiai sekaligus politisi ini juga cukup dekat dengan pemerintah Orde Baru dan Golkar.

Pada acara peresmian Universitas Darul Ulum para pejabat negara hadir, antara lain Jenderal A.H. Nasution dari Jakarta. Fakultas pertama yang dbuka adalah Fakultas Hukum, lalu disusul Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, serta Fakultas Pertanian. Pada tahun 1969 baru berdiri fakultas agama dengan nama Fakultas Alim Ulama, yang kemudan diganti dengan Faultas Ushuluddin. Pada tahun berikutnya berdiri fakultas umum lagi, yakni Fakultas Pendidikan, disusul Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Psikologi dan Program Diploma-3.

Pengembangan dan perubahan terus terjadi di Pesantren Darul Ulum Jombang. Pengajaran kitab kuning dan materi-materi keislaman kurang mendapatkan perhatian. Pesantren tidak lagi berorientasi mencetak santri yang mahir membaca dan memahami kitab kuning. Pada tahun 1985, dalam acara silaturrahim alumni, sebagian alumni yang telah menjadi wali murid menyampaikan kritik bahwa pesantren Darul Ulum tidak lagi mencetak kiai Qur’an, tetapi kiai koran. Sebagian alumni merasa perlu memindahkan anak-anak mereka ke pesantren lain.

Kiai Mustain Romli bahkan sempat agak jengkel mengatakan begini: “Kalau santriku ingin sekolah di luar Darul Ulum tidak saya ridloi. Pondok Pesantren Darul Ulum sudah lengkap jenjang pendidikannya, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tetapi saya akan memberi ridlo apabila santri saya bercita-cita mahir dalam bidang kitab kuning, akan saya antar ke podok pesantren lain, seperti Pesantren Ploso Kediri atau Pesantren Langitan Tuban atau kemana saja yang dituju.”

Beberapa pengasuh mengambil inisiatif menggalakkan lagi pengajian kitab kuning. Jadwal pengajian kitab (bandongan) dipasang di dinding lengkap dengan nama kitab dan ustadz pengajarnya. Kiai Hannan Ma’sum sebagai koordinator pondok pengatakan, jangan sampai sampai santri enggan mengaji kitab kuning karena mementingkan sekolah-sekolah umum. Pernah juga diterapkan madrasah diniyah atau kegiatan ekstrakurikuler, namun hanya berlangsung beberapa bulan. Lambat laun tidak ada santri yang mengikuti kegiatan medrasah diniyah ini. Materi agama dan kitab kuning hanya diterapkan secara tidak ketat dan itupun hanya setingkat dasar.

Pengasuh
1. KH. Tamim Irsyad
2. KH. Cholil
3. KH. Romly Tamim
4. KH. Dahlan Cholil
5. KH. Ma'soem Cholil
6. KH. Bisri Cholil
7. KH. Umar Tamim
8. Ahmad Baidawi Cholil
9. KH. Sufyan Cholil
10. Dr. KH. Musta'in Romly
11. KH. Hasyim Umar
12. KH. Drs. Sonhaji Romly
13. KH. Rifa'i Romly
14. KH. Hanan Ma'soem
15. KH. Muh As'ad Umar
16. KH. Dimyathi Romly
17. KH. Cholil Dahlan

Pendidikan
Pondok pesantren Darul Ulum (PPDU) adalah sekolah yang memiliki unit pendidikan terlengkap di Indonesia. Dari Jenjang Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Berikut daftar unit pendidikan yang ada di PPDU:
Pondok pesantren Darul Ulum memiliki sekolah formal dari tingkat SD, SMP, SMA, SMK, hingga perguruan tinggi.
1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Rejoso
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Darul Ulum
3. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs-N) Rejoso di PP. Darul Ulum
4. SMP Darul Ulum 1 Unggulan
5. SMP Negeri 3 Peterongan di di PP. Darul Ulum
6. MAN Darul Ulum
7. MA Unggulan Darul Ulum
8. SMA 1 Darul Ulum unggulan BPPT
9. SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT
10. SMA Darul Ulum 3 Unggulan Bilingual Jombang
11. SMK 1 Darul Ulum
12. SMK Telkom Darul Ulum
13. UNIPPDU (Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum)
14. UNDAR (Universitas Darul Ulum)
 

Pendidikan Pesantren Non Formal
Pengajian Kitab – kitab meliputi :
1. Tafsir
Tafsir Jalalain, Ibnu Katsir, Qurtubi dan Tafsir Khamami
2. Hadits
Buchori Muslim, Tajridusshoreh, Bulugul Maram, Riyadus Sholihin, Jawahirul Buchori, Arbain Nawawi
3. Alat
Jurumiyah, Imriti, Alfiah Ibnu Malik, Milhatul I’rob dan Qowaidul Lughoh
4. Fiqih
Mabadi’ Fiqiyyah, Safinatun Najah, Sulam Taufiq, Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Kifayatul Akhyar
5. Akhlaq
Akhlaqul Banat, Akhlaqul banin, Uqudul Jain, Ta’lim Muta’lim, Durotunnasihin, Bidayatul Hidayah, Nashoihul Ibad,Khikam, dan Ihya Ulumuddin
6. Lain – lain
Kitab – kitab yang dikaji khusus oleh Kyai dan santri senior.

Pengajian Al Qur’an meliputi :
1. Dengan hafalan :
Dikaji dan diselenggarakan khusus oleh Madrasah Tahasus Al Qur’an
2. Dengan Melihat :
Diselenggarakan informal di Masjid dan MUshola setiap Ba’da Subuh, ba’da Ashar dan ba’da Maghrib. Diselenggarakan formal di kelas masing – masing unit pendidikan setiap jam ke I dan II dalam satu minggu tiga kali pertemuan



Fasilitas
Fasilitas gedung dan asrama yang ada di pondok Pesantren Darul Ulum antara lain adalah :

  1. Empat belas gedung sekolah formal (108 lokal)
  2. Dua gedung ketrampilan
  3. Sembilan aula pertemuan
  4. Satu Masjid dan dua Mushola
  5. Dua Kantor Pusat dan dua belas kantor unit
  6. Tiga puluh empat gedung asrama ( 234 kamar)
  7. Tiga belas unit kamar mandi
  8. Satu Unit Pompa air
  9. Dua puluh tujuh pompa air
  10. Satu Lapangan Sepak Bola
  11. Delapan lapangan Bulu Tangkis dan empat lapangan Basket
  12. Tiga belas lapangan tenis meja
  13. Satu kantor unit BRI, Bank Jatim, dan BNI 46
  14. Sarana Wartel
  15. Satu Pusat Koperasi
  16. Satu Unit Usaha Kesehatan Pondok (UKP)
  17. Empat kantin makan
  18. Tiga lab IPA
  19. Lab Bahasa
  20. Satu lab Komputer Pusat
     

Ekstrakurikuler
Pendidikan Pesantren Non Formal Pengajian Kitab – kitab mliputi :
Tafsir Tafsir Jalalain, Ibnu Katsir, Qurtubi dan Tafsir Khamami Hadits Buchori Muslim, Tajridusshoreh, Bulugul Maram, Riyadus Sholihin, Jawahirul Buchori, Arbain Nawawi Alat Jurumiyah, Imriti, Alfiah Ibnu Malik, Milhatul I’rob dan Qowaidul Lughoh Fiqih Mabadi’ Fiqiyyah, Safinatun Najah, Sulam Taufiq, Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Kifayatul Akhyar Ahlaq Akhlaqul Banat, Akhlaqul banin, Uqudul Jain, Ta’lim Muta’lim, Durotunnasihin, Bidayatul Hidayah, Nashoihul Ibad,Khikam, dan Ihya Ulumuddin Lain – Lain Kitab – kitab yang dikaji khusus oleh Kyai dan santri senior.
Pengajian Al Qur’an meliputi :
Dengan hafalan : Dikaji dan diselenggarakan khusus oleh Madrasah Tahasus Al Qur’an Dengan Melihat :
Diselenggarakan informal di Masjid dan MUshola setiap Ba’da Subuh, ba’da Ashar dan ba’da Maghrib.
Diselenggarakan formal di kelas masing – masing unit pendidikan setiap jam ke I dan II dalam satu minggu tiga kali pertemuan
Latihan Muhadhoroh (Penampilan Taqwa) Meliputi :
– Leadership : Setiap Kamis malam dan Jum’at siang
– Dibaiyyah : Setiap Kamis malam dua kali satu bulan
– Tahlil : Setiap Senin malam dua kali dalam satu bulan
– Organisasi : Setiap Jumat siang
– Olahraga : Setiap Jum’at pagi dan setiap sore ba’da Ashar
Latihan Keterampilan meliputi :
– Penjahitan : Setiap Jum’at sore dan pagi
– Keputrian : Setiap selasa dan jum’at
– Drum Band : Setiap Jum’at dan selasa sore
– Qiroatil Qur’an : Setiap Kamis dan Jum’at
– Kepramukaan : Setiap Jum’at pagi
– Komputer : Setiap hari diluar KBM
– Manajemen : Setiap Jum’at siang



Alamat
Desa Rejoso, Peterongan, Jombang, Kabupaten Jombang
Kode Pos:
61481
Telp. (0321) 866686
Fax (0321)860174
Email: sekretariat.du @gmail.com
Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran silahkan hubungi : ponpesdarululum.id

Data pesantren lebih lengkap per propinsi dan kabupaten/kota dapat dicek di wiki.laduni.id/pesantren
Untuk berpartisipasi memperbarui informasi ini, silakan mengirim email ke redaksi@laduni.id.

 

 

 

Relasi Pesantren Lainnya