100 Hari Ki Enthus: Misteri Awal Kematiannya Terungkap

 
100 Hari Ki Enthus: Misteri Awal Kematiannya Terungkap

LADUNI.ID, Jakarta - Ki Enthus Susmono lahir di Kabupaten Tegal pada 21 Juni 1966, seorang dalang fenomal penuh kreativitas untuk memancing orang datang ke pertunjukan wayang kulit dan mengajak penonton turut menyimak lakon wayang dengan bumbu-bumbu dakwah Islam yang mengena masyarakat karena bersesuaian dengan zaman.

Ki Enthus secara mengejutkan, dan menurut pengakuannya, berhasil menjadi Bupati Tegal tanpa sepeser biaya, dilantik oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk periode 2014-2019 pada Januari 2014. Gebrakan-gebrakan pemerintahannya sangat terasa dengan teladan kesederhanaan dan kejujuran yang terus didengungkannya.

Karena ketokohannya di dunia pedalangan, pada tahun 2005, dia menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang seni-budaya dari International Universitas Missouri, Amerika Serikat dan Laguna College of Business and Arts, Calamba, Filipina (2005). Selain berbagai penghargaan telah diterima, ratusan karyanya juga tersimpan dalam museum antara lain di Belanda, Jerman, dan New Mexico.

KI Enthus dengan segala kiprahnya yang inovatif dan intensitas eksplorasi yang tinggi, telah mengantarkan dirinya menjadi salah satu dalang kondang dan terbaik yang dimiliki Indonesia. Pikiran dan darah segarnya mampu menjawab tantangan dan tuntutan yang disodorkan oleh jagat pewayangan.

Wayangan terakhir yang dihadiri Ki Enthus, 10 Maret 2018, sebagai bintang tamu dengan pelawak Kirun. Dalam wayangan ini terlihat Ki Enthus sudah terlihat kurang bersemangat dengan wajah agak pucat dan tanpa disangka memulai guyonan tentang mati, guyonan yang langsung disahut, ditanggapi dengan tangkas, oleh pasangan panggungnya, pelawak senior Kirun.

"abah Kirun ini menawi seda (abah Kirun ini apabila meninggal)", ucap KI Enthus langsung dipotong tangkas oleh Kirun,

"Nopo sampeyan weruh, wong sampeyan dhisik... (apa sampeyan tahu, lha sampeyan dulu yang mati)..." tegas Kirun.

Siapa sangka, itu adalah pentas dalang terakhir ki Enthus, karena sekitar 2 bulan berikutnya, 14 Mei 2018, Ki Enthus meninggal dunia. Innalillahi wainailaihi rajiun, dalang yang juga santri ini menghembuskan nafas terakhirnya.

Sebagaimana diinfokan oleh keluarganya, sebelum menghembuskan nafas terakhir, Ki Enthus berencana akan menghadiri acara pengajian di Desa Argatawang, Kecamatan Jatinegara. Sebelum berangkat, ia sempat bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat di Desa Kajenengan, Kecamatan Bojong. Di tengah perjalanan, Enthus merasakan nyeri di dada, mual, hingga berujung tidak sadarkan diri.

Ki Enthus pun segera dilarikan ke puskesmas terdekat. Di sana, tim medis segera melakukan pertolongan pertama, namun hasilnya nihil, Ki Enthus masih juga belum sadarkan diri.

Tak lama kemudian, Ki Enthus dibawa ke RSUD Soeselo. Namun, upaya penanganan dari pihak rumah sakit tidak membuahkan hasil. Ki Enthus dinyatakan meninggal dunia akibat serangan jantung.

Simak video berikut: https://www.youtube.com/watch?v=baEkDIV8iqg

Mari kita doakan agar Ki Enthus diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin.
Sejenak kita bacakan Al Fatihah untuk beliau.