Abu Teupin Raya Al-Falaqy Menolak Ajaran Sesat Wahabi

 
Abu Teupin Raya Al-Falaqy Menolak Ajaran Sesat Wahabi
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Helmi Abu Bakar El-Langkawi menyatakan bahwa, Abu Teupin Raya sekitar tahun 1966 beliau menyelesaikan pendidikan di Al-Azhar dalam bidang Ilmu Falaki Syar’i. Kemudian oleh pemimpin yang membidangi jurusan ilmu falak tersebut, memberi ijazah kepada beliau yang berkemampuan dalam ilmu di bidang hisab, ilmu hisab falaki dengan berbagai macam cara.

Kemudian ilmu yang dapat mengeluarkan tentang tarikh-tarikh (pertanggalan), mengatur jadwal shalat seluruh negara, jatuh dari awal bulan qamariah atau bulan yang disyaratkan kepada ru’yatul hilal. Perjajaran bintang dan dapat mengetahui jauh bintang di manapun berada, terjadinya gerhana matahari dan bulan, penentuan arah kiblat dimanapun dan pejajaran ilmu syariah yang bersangkutan dengan ilmu falak.

Abu Muhammad Ali Irsyad Teupin Raya juga termasuk sekian ulama yang kreatif dalam  mengembangkan dakwah ilmiah di Aceh. Baik itu melalui jalur pendidikan maupun penulisan, ia telah melahirkan sejumlah karya tulis yang dapat dijadikan pegangan dalam menjalankan syariat Islam.

Berdasarkan data yang diperoleh di Dayah Darussa’adah. Sampai akhir hayatnya ia telah merampungkan sebanyak 28 karya tulis dalam beberapa bidara ilmu, baik dalam bahasa Aceh, bahasa Gayo, maupun bahasa Arab. Karya-karya yang dikarang oleh Abu Muhammad Ali Irsyad di antaranya Awaluddin Ma’rifatullah  (tauhid), Al-Qaidah  (nahwu),  Taqwimu     Al-Hijri  (ilmu falak) dan Ad-Da’watul Wahabiyah  (gerakan dakwah wahabi).

Pada dekadenya beliau di dayahnya yang diberi nama Darussa’dah di Teupin Raya, ia tetap tekun mempelajari dan mengulang kaji berbagai disiplin ilmu keislaman yang didapat dari guru-gurunya. Di antara ilmu-ilmu yang didapat seperti ilmu auhid (teologi), fiqh, tafsir, hadits, ilmu bahasa, mantiq dab tashawuf, khususnya dalam mazhab Syafi’i.

Di dayahnya pula ia juga menyusun berbagai kitab, di antara kitab mengenai akidah yang menjadi sorotannya ialah kitab “Ad-Da’watul Wahhabiyah” sebuah kitab kecil namun besar manfaatnya bagi seorang mukmin yang ingin menyelamatkan iktiqad Ahlussunnah Waljamaah. Kitab karangan beliau terkesan kecil dan ringan namun isinya cukup berat dan menyolok, membahas seputar akidah Ahlussunnah Waljamaah yang telah diselewengkan oleh kelompok tersebut.

Oleh karena dari perjalanannya menuntut ilmu hingga dikenal sebagai seorang ulama Aceh ketika itu dan sangat mengerti perihal sejarah dan kesesatan dari kelompok yang menamakan diri Salafi (Wahabi) dalam dakwahnya yang muncul ke seluruh dunia untuk merubah akidah umat Islam yang telah disebarkan sebelumnya oleh para ulama pengikut mazhab. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 14 September 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
___________________
Editor: Kholaf Al Muntadar