Syekh H. Ibrahim BUDI Lamno #7: Perginya Sang Kharismatik dan Merawat Wasiat Terakhirnya

 
Syekh H. Ibrahim BUDI Lamno #7: Perginya Sang Kharismatik dan Merawat Wasiat Terakhirnya
Sumber Gambar: Foto Ist

Laduni.ID, Aceh- Dayah BUDI Lamno terus berkembang dan maju. Disamping Abu sibuk sebagai Pimpinan Dayah, ABU BUDI juga aktif dalam berorganisasi kemasyarakatan, sosial dan politik, diantaranya : pada tahun 1978 Beliau menjabat ketua BHA (Badan Harta Agama) Kecamatan Jaya dan ketua Inshafuddin Aceh Barat.

Sedangkan jabatan lain yang masih Beliau pimpin sampai saat ABU menghembus nafas terakhir adalah ketua IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kecamatan Jaya, ketua DPC PERTI Aceh Barat dan ketua DPC PPP Aceh Barat.

Wafat Abu Budi, tepat pada hari Rabu tanggal 14 Mei 1997 M. bertepatan dengan 7 muharram 1418 H. pukul 23.00 WIB (11 malam) ABU berpulang kerahmatullah dalam usia 61 tahun, yang diduga akibat sesak nafas. Dengan meninggalkan seorang istri yang bernama Hj. Sunainiah binti Tgk. Ahmad juga meninggalkan 2 orang putra dan 2 orang putri.

Baca juga: Menatap Kota Meulaboh dalam Perspektif Sejarah

Mereka terdiri dari Tgk. Nabhani 27 tahun, Afifuddin 12 tahun, Chairiati 22 tahun dan Nunul Hidayati 5 tahun. Namun kedua orang putri Beliau juga telah berpulang kerahmatullah saat musibah gempa Tsunami tahun 2004 yang silam.

Pimpinan Dayah BUDI yang juga ketua DPC PPP Aceh Barat tersebut menghembuskan nafas terakhir dirumah kediamannya Gampong Jangeut Kec. Jaya Kab. Aceh Jaya, yang disaksikan oleh Istri, Anak dan Dewan Guru Dayah BUDI.

Lalu langit diatas bumi Teuku Umar yang terbalut mendung hitam saat itu seolah-olah turut berduka dan sedih mengiringi kepergiannya. Komplek Dayah BUDI tempat Beliau mewarisi ilmunya sejak 30 tahun yang lalu larut dalam kepiluan, ribuan masyarakat berdatangan mengucapkan belasungkawa serta irigan do’a buat ABU tercinta.

Baca juga: Pemuda Islam dalam Lintasan Sejarah

Jenazah Abu Ibrahim LamnoMenjelang detik detik terakhir ajal menjemputnya ABU sempat menitipkan amanah/wasiat kepada keluarga, Dewan Guru dan Santri yang menjenguknya di malam yang runyam itu “ Jagalah Pesantren Ini Baik-Baik”. Demikianlah wanta-wanti yang diulang-ulanginya sebagaimana yang di hikayahkan oleh Tgk. Atlibas Dami (Staf Pengajar Dayah BUDI).

 

________________________
*Helmi Abu Bakar El-Langkawi
Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga