Orang Shaleh Suka Berjimak dan Poligami, Benarkah?

 
Orang Shaleh Suka Berjimak dan Poligami, Benarkah?

LADUNI. ID, KOLOM-Hubungan intim suami-Istri dalam perspektif agama ada waktu tertentu yang dianjurkan walaupun ada sebagian ulama yang mengatakan tidak ada pembatasan waktu tertentu melakukan jimak. 

Sebelumnya kita perlu mendapat penjelasan ahli hukum Islam terkait hubungan sunah rasul, malam Jumat, dan hubungan intim suami-istri.

وليس في السنة استحباب الجماع في ليال معينة كالاثنين أو الجمعة، ومن العلماء من استحب الجماع يوم الجمعة.


Artinya, “Di dalam sunah tidak ada anjuran berhubungan seksual suami-istri di malam-malam tertentu, antara lain malam Senin atau malam Jumat. Tetapi ada segelintir ulama menyatakan anjuran hubungan seksual di malam Jumat,” (Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, juz 3 hal.556).

Lebih lanjut, keterangan Syekh Wahbah Az-Zuhayli ini dengan terang menyebutkan bahwa sunah Rasulullah tidak menganjurkan hubungan suami-istri secara khusus di malam Jumat. Kalau pun ada anjuran, itu datang dari segelintir ulama yang didasarkan pada hadits Rasulullah SAW dengan redaksi, "Siapa saja yang mandi di hari Jumat, maka..." Dari sini kemudian sebagian ulama itu menafsirkan kesunahan hubungan badan suami-istri malam Jumat.

Sementara itu, Imam Qurthubi dalam kitab tafsirnya Jamii’ Li Ahkam Al Qur’an menjelaskan alasan kenapa orang shalih suka berjima' atau beristri lebih dari satu (poligami)?.

لماذا أهل الاستقامة يحبون تعداد الزواج ، قال القرطبي رحمه الله, يقال:“إن كل من كان أتقى فشهوته أشد لأن الذي لا يكون تقيا فإنما يتفرج بالنظر والمس ألا ترى ما روي في الخبر: “العينان تزنيان واليدان تزنيان” فإذا كان فيالنظر والمس نوع من قضاء الشهوة قل الجماع، والمتقي لا ينظر ولا يمس فتكون الشهوة مجتمعة في نفسه فيكون أكثر جماعا .وقال أبو بكر الوراق:كل شهوة تقسي القلب إلا الجماع فإنه يصفي القلب ولهذا كان الأنبياء يفعلون ذلك”انظر تفسير القرطبي (٢٥٣/٥).

Kenapa orang yg istiqomah (sholih) suka dengan poligami? Berkata Imam Al Qurthubi rahimahullah: Sesungguhnya orang benar -benar bertakwa syahwatnya akan besar. Karena orang yang tidak bertakwa akan mudah melampiaskan syahwatnya dengan memandang dan menyentuh yang haram. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits: “dua mata yang berzina dan tangan yang berzina” Ketika memandang dan menyentuh menjadi pelampiasan syahwat maka akan mengakibatkan sedikit (kualiti) berjima’. Sedangkan orang yang benar -benar bertakwa dia tidak akan pernah memandang (menundukkan pandangan kepada yang haram) dan tidak akan menyentuh yang haram. Ini mengakibatkan syahwat terpendam didalam dirinya dan lebih banyak melampiaskan jima’ yang halal terhadap istrinya. Berkata Abu Bakar Al Waraq: Semua syahwat dapat mengeraskan hati kecuali jima’. Sesungguhnya jima’ dapat melembutkan hati. Kerana itulah para Nabi melakukan poligami dan jima’. (Tafsir Al Qurthubi Juz. 5/253)

Beranjak dari itu, banyaknya orang shalih melahirkan keturunan, tentunya dunia ini akan banyak pula orang yang baik yang akan berkiprah sebagai khalifah al-ardhi. Bahkan para ulama atau orang salih seharusnya melakukan poligami demi memperbanyak umat. 

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Samalanga