Efek Negatif dari Pecinta Selfie
LADUNU. ID, IPTEK -Peneliti dari Ohio State University menemukan bahwa pria yang memposting lebih banyak foto selfie mengalami kecenderungan narsisme.
"Temuan yang lebih menarik adalah bahwa mereka juga mendapat skor lebih tinggi pada sifat kepribadian anti-sosial lainnya, psikopati, dan lebih rentan terhadap obyektifikasi diri," tutur Jesse Fox, PhD, peneliti dari The Ohio State University, dikutip dari psychcentral.
Narsisme dianggap sebagai masalah kejiwaan sebab ditandai oleh keyakinan bahwa seseorang lebih pintar, lebih menarik, dan lebih baik daripada yang lain, tetapi dengan adanya rasa tidak aman yang menyertai
(Thinkstock)
Tidak jauh berbeda dari narsistik, histrionik adalah gangguan kepribadian yang menyebabkan penderitanya ingin menjadi pusat perhatian. Sebagian besar penggila selfie sering diidentikkan dengan kondisi ini.
Orang dengan gangguan ini memiliki emosi tidak stabil serta citra diri yang terdistorsi. Untuk orang-orang dengan gangguan kepribadian histrionik, harga diri mereka bergantung pada komentaar dan bukan dari diri sendiri
4. Objektifikasi diri akan melibatkan penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain mengenai penampilan yang seringkali bukan untuk hal yang positif.
"Obyektifikasi diri mengarah pada banyak hal buruk, seperti depresi dan gangguan makan pada wanita," ujar Jesse Fox, PhD, peneliti dari The Ohio State University, dikutip dari psychcentral
Dengan meningkatnya penggunaan media sosial, semua orang lebih peduli dengan penampilan mereka. Itu berarti obyektifikasi diri bisa menjadi masalah yang lebih besar bagi pria, juga bagi wanita.
Jurnalis asing dari The Guardian bercerita mengenai warga yang berfoto atau selfie di kawasan tsunami Selat Sunda, khususnya di pesisir pantai Anyer yang terdampak.
Menurut psikolog, kegiatan ini bisa menjadi tanda seseorang memiliki tingkatan empati yang lebih rendah meski tujuannya untuk membuktikan sesuatu.
"Kalau memang niatnya sebagai bukti sudah menyalurkan bantuan, apa memang harus selfie? Ada banyak cara lain, seperti difoto saja barang sumbangan di lokasi," kata Bona Sardo, psikolog dari Universitas Indonesia, saat dihubungi oleh tim detikHealth melalui pesan singkat, Kamis (27/12/2018).
Sumber:detik.com
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...