Kisah Seorang Perempuan yang Istiqomah Membaca "Dzikir Khusus" di dalam Bulan Rajab

 
Kisah Seorang Perempuan yang Istiqomah Membaca
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Sebagai salah satu dari Asyhur Al-Hurum, Rajab menjadi bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Banyak keistimewaan dan keutamaan yang ada di dalamnya. Selain itu, di bulan Rajab juga terjadi peristiwa yang sangat penting, yaitu Isra’ Mi’raj, yang mana Rasulullah SAW menerima wahyu untuk melaksanakan shalat lima waktu.

Imam Ghazali dalam kitabnya Mukasyafatul Qulub, mengisahkan tentang seorang perempuan yang berada di Baitul Maqdis yang rajin beribadah dan selalu membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 12.000 kali setiap harinya selama bulan Rajab. Kisah ini sangat menarik sekali untuk dijadikan pelajaran bagi kita semua dalam memanfaatkan momen di dalam bulan Rajab. 

Tidak dijelaskan secara rinci bagaimana perempuan tersebut melakukan amalannya itu. Tetapi, sebagaimana diketahui bahwa jumlah ayat dalam Surat Al-Ikhlas yang hanya 4 ayat itu, tentu tidaklah susah untuk diamalkan. Namun hitungan jumlah membacanya itu, tentu tidak sembarang orang dapat mengamalkannya. 

Dikisahkan di dalam kitab tersebut, bahwa selama melaksanakan secara istiqomah dzikir membaca Surat Al-Ikhlas itu, perempuan tersebut selalu mengenakan pakaian (selimut) yang terbuat dari bulu kambing atau kain wol. Pakaian tersebut adalah pakaian yang paling sederhana pada waktu itu. Tampak sekali bahwa ia adalah orang yang sangat sederhana dalam kehidupannya, meskipun secara materi ia sebenarnya termasuk orang yang berpunya.

Istiqomahnya sosok perempuan yang dikisahkan selalu membaca Surat Al-Ikhlas itu, menunjukkan bahwa ia benar-benar mengagungkan bulan Rajab. Perempuan itu juga mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan tidak silau sama sekali dengan kehidupan di dunia ini.

Perempuan itu istiqomah melakukan amalannya tersebut setiap bulan Rajab, hingga suatu saat ajal menjemputnya.

Suatu hari, perempuan tersebut sakit keras dan berwasiat kepada anak laki-lakinya. Jika kelak dia meninggal, supaya dikuburkan dan dikafani dengan kain atau pakaian yang selau dikenakan untuk istiqomah berdzikir membaca Surat Al-Ikhlas di bulan Rajab itu.

Namun, dikisahkan, ternyata wasiat itu tidak dilaksanakan oleh sang anak. Ketika ibunya meninggal, sang anak mengafani jenazahnya dengan kain dan pakaian yang mahal, bukan dengan pakaian yang biasa digunakan untuk berdzikir yang terbuat dari bulu kambing atau wol.

Akhirnya, pada suatu malam sang anak laki-laki tersebut bermimpi bertemu sang ibu yang tampak sedang dalam keadaan marah. Ibunya berkata, “Wahai anakku, aku tidak ridho kepadamu, karena kamu tidak melaksanakan wasiatku”.

Mendapatkan mimpi seperti itu, sang anak kaget dan ketakutan. Kemudian dia segera bergegas mengambil selimut dari bulu domba milik ibunya untuk dikuburkan bersamanya. Sang anak bergegas ke pemakaman sang ibu, dan menggali lagi kuburnnya. Akan tetapi betapa kagetnya sang anak, saat itu ia tidak mendapati jenazah ibunya ada di dalam kuburan tersebut. Melihat hal tersebut, dia bingung dan takut. Dalam pikirannya yang kalut itu, ia berpikir jangan-jangan jenazah ibunya tidak ada akibat kesalahannya yang tidak melaksanakan wasiatnya.

Sang anak masih bingung dan sedih karena jenazah ibunya tidak ada di dalam pemakaman. Lalu tiba-tiba dia mendengar suara tanpa rupa yang berkata, “Tidakkah engkau tahu, bahwa barang siapa taat dan beribadah kepada kami di bulan Rajab, maka dia tidak akan kami tinggalkan sendirian di dalam kuburnya”.

Mendengar hal tersebut, sang anak masih merasa sedih dan menyesal karena tidak melaksanakan wasiat terakhir ibunya. Tetapi, pada saat yang sama, dia juga bahagia karena dia tahu di mana jenazah sang ibu, yaitu berada di samping sang pencipta berkah dari istiqomah dalam beribadah dan berdzikir khusus di bulan Rajab.

Demikianlan salah satu kisah yang menjelaskan tentang keutamaan dzikir dan istiqomah beribadah di bulan Rajab. Bahwa Allah SWT tidak akan meninggalkan orang-orang yang istiqomah berdzikir dan beribadah kepada-Nya, bahkan ketika telah di dalam kuburan kelak.

Semua itu adalah karena bulan Rajab merupakan bulan Allah SWT yang agung dan bulan yang penuh kemuliaan. Sebagaimana dijelaskan di banyak kitab tafsir bahwa di dalam bulan ini, umat Islam juga dilarang perang, karena kemuliaannya itu. Dan di bulan ini pula banyak terhampar ladang pahala untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wallahu A’lam. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 24 Maret 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Nur Hasan 

Editor: Hakim