Biografi Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz, Rais ‘Aam Syuriyah PBNU (1999-2014)

 
Biografi Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz, Rais ‘Aam Syuriyah PBNU (1999-2014)

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Penerus
3.1  Murid-Murid

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Menjadi Pengasuh Pesantren

5.    Perjalanan Karir dan Organisasi
6.    Karya-Karya
7.    Penghargaan
8.    Teladan
9.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz lahir pada tanggal 17 Desember 1937, di Desa Kajen, Margoyoso, Pati. Beliau merupakan putra ketiga dari enam bersaudara, dari pasangan KH. Mahfudz Abdussalam Al- Hafidz (w. 1944 M) dengan Hj. Badi’ah (w. 1945 M).

Saudara-saudara beliau diantaranya:

  1. KH. M. Hasyim,
  2. Nyai Hj. Muzayyanah (istri KH. Manshur Pengasuh PP. An-Nur Lasem),
  3. Nyai Hj. Salamah (istri KH. Mawardi, pengasuh PP. Bugel-Jepara, kakak istri KH. Abdullah Salam),
  4. Nyai Hj. Fadhilah (istri KH. Radhi Shaleh Jakarta),
  5. Nyai Hj. Khadijah (istri KH. Maddah, pengasuh PP. As-Sunniyyah Jember yang juga cucu KH. Nawawi, adik kandung KH. Abdussalam, kakek KH. Sahal).

1.2 Riwayat Keluarga
Pada tahun 1968 M (ada yang menyebut 1969) Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz menikah dengan Dra. Hj. Nafisah binti KH. Abdul Fattah Hasyim, Pengasuh Pesantren Fathimiyah Tambak Beras Jombang. Dari penikahannya, beliau dikarunia seorang putra, bernama Abdul Ghafar Razin.

1.3 Wafat
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz wafat pada hari Jum’at, 24 Januari 2014, dini hari, pukul 01.05 WIB di kediamannya, kompleks Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen, Pati, Jawa Tengah dalam usia 78 tahun.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Sejak kecil, Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz memulai pendidikannya dengan diasuh oleh ayahnya sendiri. Ayahnya adalah sosok kyai yang memiliki jalur nasab dengan Syekh Ahmad Mutamakkin. Selain kepada ayahnya beliau juga belajar kepada pamannya sendiri, KH. Abdullah Salam.

KH. Abdullah Salam adalah sosok guru yang tidak pernah mendikte Kyai Sahal. Beliau diberi kebebasan dalam menuntut ilmu di manapun. Tujuannya agar Kyai Sahal bertanggung jawab pada pilihannya. Apalagi dalam menuntut ilmu Kyai Sahal menentukan adanya target, hal inilah yang menjadi kunci kesuksesan beliau dalam belajar.

Setelah selesai, beliau melanjutkan pendidikannya dengan belajar di Madrasah Ibtidaiyah (1943-1949), Madrasah Tsanawiyah (1950-1953) Perguruan Islam Mathali’ul Falah, Kajen, Pati. Setelah beberapa tahun belajar di lingkungannya sendiri,beliau nyantri ke Pesantren Bendo, Pare, Kediri, Jawa Timur di bawah asuhan Kyai Muhajir.

Selanjutnya tahun 1957-1960, beliau belajar di Pesantren Sarang, Rembang, tentang ushul fiqih, qawa’id fiqih dan balaghah di bawah bimbingan Kyai Zubair Dahlan, Pada pertengahan tahun 1960-an. Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz belajar ke Makkah di bawah bimbingan langsung Syekh Yasin Al-Faddani.

Di Bendo Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz mendalami keilmuan tasawuf dan fiqih termasuk kitab yang dikajinya adalah Ihya ‘Ulumiddin, Al-Mahalli, Fath Al-Wahhab, Fath Al-Mu’in, Al-Bajuri, At-Taqrib, Sullam At-Taufiq, Safinat An-Najah, Sullam Al-Munajat dan kitab-kitab kecil lainnya. Di samping itu juga aktif mengadakan halaqah-halaqah kecil-kecilan dengan teman-teman senior.

Kepada Kyai Ahmad beliau mengaji kitab tasawuf Al-Hikam. Kitab yang dipelajari waktu di Sarang antara lain Jam’ Al-Jawami’,‘Uqud Al-Juman, Tafsir Al-Baidhawi, Lubbab An-Nuqul, Manhaj Dzawi An-Nadzar karangan Syekh Mahfudz Termas dan lain-lain.

Sementara itu, pendidikan umumnya  diperoleh dari kursus ilmu umum di Kajen (1951-1953).

2.2 Guru-Guru

  1. KH. Mahfudz (ayah),
  2. KH. Abdullah Zen Salam (paman),
  3. KH. Muhajir Kediri,
  4. KH. Zubair Dahlan Rembang,
  5. Syekh Yasin Al-Faddani,
  6. KH. Ahmad.

3. Penerus

3.1 Murid-Murid

  1. KH. Abdul Ghafar Razin,
  2. KH. M. Zainal Arifin Ma’shum,
  3. Ulil Abshara Abdalla (Gus Ulil),
  4. KH. Zulfa Mustofa,
  5. KH. Zainul Arifin Junaidi.

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

4.1 Menjadi Pengasuh Pesantren
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz adalah pengasuh Pesantren Maslakul Huda Putra sejak tahun 1963. Pesantren di Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah ini didirikan oleh ayahnya, KH. Mahfudz Abdussalam, tahun 1910 M.

Sebagai pemimpin pesantren, KH. Sahal dikenal sebagai pendobrak pemikiran tradisional di kalangan NU yang mayoritas berasal dari kalangan akar rumput. Sikap demokratisnya menonjol dan beliau mendorong kemandirian dengan memajukan kehidupan masyarakat di sekitar pesantrennya melalui pengembangan pendidikan, ekonomi dan kesehatan.

5. Perjalanan Karir dan Organisasi
Dibawah ini Karir Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz:

  1. Rektor INISNU Jepara, Jawa Tengah,
  2. Pengasuh Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati,
  3. Guru di Pesantren Sarang, Rembang (1958-1961),
  4. Dosen kuliah takhassus fiqh di Kajen (1966-1970),
  5. Dosen di Fakultas Tarbiyah UNCOK, Pati (1974-1976),
  6. Dosen di Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang (1982-1985),
  7. Rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara,
  8. Kolumnis tetap di Majalah AULA (1988-1990),
  9. Kolumnis tetap di Harian Suara Merdeka, Semarang,
  10. Ketua Dewan Pengawas Syari’ah pada Asuransi Jiwa Bersama Putra (2002-sekarang).


Organisasi yang pernah dinaungi Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz adalah:

  1. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa bakti (2000-2014),
  2. Rais Aam Syuriyah PBNU (1999-2014),
  3. Ketua Dewan Syari’ah Nasional (DSN, 2000-2005),
  4. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah pada Juni 2000 sampai tahun 2005.

Sepak terjang KH. Sahal Mahfudz tidak hanya lingkup dalam negeri saja. Pengalaman yang telah didapatkan dari luar negeri antara lain:

  1. Studi komparatif pengembangan masyarakat ke Filipina tahun 1983 atas sponsor USAID,
  2. Studi komparatif pengembangan masyarakat ke Korea Selatan tahun 1983 atas sponsor USAID,
  3. Mengunjungi pusat Islam di Jepang tahun 1983,
  4. Studi komparatif pengembangan masyarakat ke Srilanka tahun 1984,
  5. Studi komparatif pengembangan masyarakat ke Malaysia tahun 1984,
  6. Delegasi NU berkunjung ke Arab Saudi atas sponsor Dar Al-Ifta’ Riyadh tahun 1987,
  7. Dialog ke Kairo atas sponsor BKKBN Pusat tahun 1992,
  8. Berkunjung ke Malaysia dan Thailand untuk kepentingan Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN) tahun 1997.

6. Karya-Karya
Karya-karya Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz yang berbentuk tulisan antara lain:

  1. At-Tsamarah al-Hajainiyah tentang fiqih yang ditulis tahun I960 (Nurussalam, t.t).
  2. Al-Barakat al-Jumu’ah(berbicara tentang gramatika Arab).
  3. Thariqat al-Hushul ila Ghayat al-Ushul (Surabaya: Diantarna, 2000).
  4. Pesantren Mencari Makna (Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999).
  5. Al-Bayan al-Mulamma’‘an Alfadz al-Lumd (Semarang: Thoha Putra, 1999).
  6. Telaah Fikih Sosial, Dialog dengan KH. MA. Sahal Mahfudz (Semarang: Suara Merdeka, 1997).
  7. Nuansa Fiqh Sosial (Yogyakarta: LKiS, 1994).
  8. Ensiklopedi Ijma’ terjemahan bersama KH. Mustofa Bisri dari kitab Mausu’ah al-Ijma’(Jakarta; Pustaka Firdaus, 1987).
  9. Intifah al-Wajadain (Risalah belum diterbitkan).
  10. Wasmah ash-Shibyan ila I’tiqad ma’da ar-Rahman (Risalah belum diterbitkan).
  11. I’danah al-Ashhab ditulis tahun 1961 (Risalah belum diterbitkan).
  12. Faid al-Hija Syarh Nail ar-Rajaditulis tahun 1961 (Risalah belum diterbitkan).
  13. Nadzm Safinat an-Najah ditulis tahun 1961 (Risalah belum diterbitkan).
  14. At-Tarjamah al-Munbalijah ‘an Qashidah al-Munfarijah (Risalah belum diterbitkan).
  15. Luma’ al-Hikmah ila Musalsalat al-Muhimmat (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati).
  16. Al-Faraid al-Ajibah ditulis tahun 1959 (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati).
  17. Tipologi Sumber Daya Manusia Jepara dalam Menghadapi AFTA 2003 (Workshop KKNINISNU Jepara, 29 Pebruari 2003).
  18. Strategi dan Pengembangan SDM bagi Institusi Non-Pemerintah, (Lokakarya Lakpesdam NU, Bogor, 18 April 2000).
  19. Mengubah Pemahaman atas Masyarakat: Meletakkan Paradigma Kebangsaan dalam Perspektif Sosial (Silarurahmi Pemda II Ulama dan Tokoh Masyarakat Purwodadi, 18 Maret 2000).
  20. Pokok-Pokok Pikiran tentang Militer dan Agama (Halaqah Nasional PBNU dan P3M, Malang, 18 April 2000).
  21. Prospek Sarjana Muslim Abad XXI, (Stadium General STAI al-Falah as-Sunniyyah, Jember, 12 September 1998).
  22. Keluarga Maslahah dan Kehidupan Modern, (Seminar Sehari LKKNU, Evaluasi Kemitraan NU-BKKBN, Jakarta, 3 Juni 1998).
  23. Pendidikan Agama dan Pengaruhnya terhadap Penghayatan dan Pengamalan Budi Pekerti, (Sarasehan Peningkatan Moral Warga Negara Berdasarkan Pancasila BP7 Propinsi Jawa Tengah, 19 Juni 1997).
  24. Metode Pembinaan Aliran Sempalan dalam Islam, (Semarang, 11 Desember 1996)
  25. Perpustakaan dan Peningkatan SDM Menurut Visi Islam, (Seminar LP Ma'arif, Jepara, 14 Juli 1996).
  26. Arah Pengembangan Ekonomi dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Seminar Sehari, Jember, 27 Desember 1995).
  27. Pendidikan Pesantren sebagai Suatu Alternatif Pendidikan Nasional, (Seminar Nasional tentang Peranan Lembaga Pendidikan Islam dalam Peningkatan Kualitas SDM Pasca 50 tahun Indonesia Merdeka, Surabaya, 2 Juli 1995).
  28. Peningkatan Penyelenggaraan Ibadah Haji yang Berkualitas, (disampaikan dalam Diskusi Panel, Semarang, 27 Juni 1995).
  29. Pandangan Islam terhadap Wajib Belajar, (Penataran Sosialisasi Wajib belajar 9 Tahun, Semarang 10 Oktober 1994).
  30. Perspektif dan Prospek Madrasah Diniyah, (Surabaya, 16 Mei 1994).
  31. Fiqh Sosial sebagai Alternatif Pemahaman Beragama Masyarakat, (disampaikan dalam kuliah umum IKAHA, Jombang, 28 Desember 1994).
  32. Reorientasi Pemahaman Fiqh, Menyikapi Pergeseran Perilaku Masyarakat, (disampaikan pada Diskusi Dosen Institut Hasyim Asy'ari, Jombang, 27 Desember 1994).
  33. Sebuah Refleksi tentang Pesantren, (Pati, 21 Agustus 1993).
  34. Posisi Umat Islam Indonesia dalam Era Demokratisasi dari Sudut Kajian Politis, (Forum Silaturahmi PP Jateng, Semarang, 5 September 1992).
  35. Kepemimpinan Politik yang Berkeadilan dalam Islam, (Halaqah Fiqh Imaniyah, Yogyakarta, 3-5 Nopember 1992).
  36. Peran Ulama dan Pesantren dalam Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan Umat, (Sarasehan Opening RSU Sultan Agung, Semarang, 26 Agustus 1992).
  37. Pandangan Islam Terhadap AIDS, (Seminar, Surabaya,1 Desember 1992)
  38. Kata Pengantar dalam buku Quo Vadis NU karya Kacung Marijan, (Pati, 13 Pebruari 1992).
  39. Peranan Agama dalam Pembinaan Gizi dan Kesehatan Keluarga, Pandangan dari Segi Posisi Tokoh Agama, Muallim, dan Pranata Agama, (Mudzakarah Nasional, Bogor, 2 Desember 1991).
  40. Mempersiapkan Generasi Muda Islam Potensial, (Siaran Mimbar Agama Islam TVRI, Jakarta, 24 Oktober 1991).
  41. Moral dan Etika dalam Pembangunan, (Seminar Kodam IV, Semarang, 18-19 September 1991).
  42. Pluralitas Gerakan Islam dan Tantangan Indonesia Masa Depan, Perpsketif Sosial Ekonomi, (Seminar di Yogyakarta, 10 Maret 1991).
  43. Islam dan Politik, (Seminar, Kendal, 4 Maret 1989).
  44. Filosofi dan Strategi Pengembangan Masyarakat di Lingkungan NU, (disampaikan dalam Temu Wicara LSM, Kudus, 10 September 1989).
  45. Disiplin dan Ketahanan Nasional, Sebuah Tinjauan dari Ajaran Islam, (Forum MUIII, Kendal, 8 Oktober 1988).
  46. Relevansi Ulumuddiyanah di Pesantren dan Tantangan Masyarakat, (Mudzakarah, P3M, Mranggen, 19-21 September 1988).
  47. Prospek Pesantren dalam Pengembangan Science, (Refreshing Course KPM, Tambak Beras, Jombang 19 Januari 1988).
  48. Ajaran Aswaja dan Kaitannya dengan Sistem Masyarakat, (LKL GP Anshor dan Fatayat, Jepara 12-17 Februari 1988).
  49. AIDS dan Prostisusi dari Dimensi Agama Islam, (Seminar AIDS dan Prostitusi YAASKI, Yogyakarta, 21 Juni 1987).
  50. Sumbangan Wawasan tentang Madrasah dan Ma'arif, (Raker LP Ma'arif, Pati, 21 Desember 1986).
  51. Program KB dan Ulama, (Pati, 27 Oktober 1986).Hismawati dan Taman Gizi, (Sarasehan gizi antar santriwati,
  52. Administrasi Pembukuan Keuangan Menurut Pandangan Islam, (Latihan Administrasi Pembukuan dan Keuangan bagi TPM, Pan, 8 April 1986) .
  53. Pendekatan Pola Pesantren sebagai Salah Satu Alternatif membudayakan NKKBS, (Rapat Konsultasi Nasional Bidang, KB, Jakarta, 23-27 Januari 1984).
  54. Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan di Pesantren, (Lokakarya Pendidikan Kependudukan di Pesantren, (Jakarta, 6-8 Januari 1983).
  55. Tanggapan atas Pokok-Pokok Pikiran Pembaharuan Pendidikan Nasional, (27 Nopember 1979).
  56. Peningkatan Sosial Amaliah Islam, (Pekan Orientasi Ulama Khotib, Pati, 21-23 Pebruari 1977).

7. Penghargaan
Sosok seperti Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz ini kiranya layak menjadi teladan bagi semua orang. Sebagai pengakuan atas ketokohannya, beliau telah banyak mendapatkan penghargaan, diantaranya:

  1. Tokoh Perdamaian Dunia (1984)
  2. Manggala Kencana Kelas I (1985-1986)
  3. Bintang Maha Putra Utarna (2000)
  4. Tokoh Pemersatu Bangsa (2002).

8. Teladan
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz merupakan ulama kontemporer Indonesia yang disegani karena kehati-hatiannya dalam bersikap dan kedalaman ilmunya dalam memberikan fatwa terhadap masyarakat baik dalam ruang lingkup lokal (masyarakat dan pesantren yang dipimpinnya) dan ruang lingkup nasional.

Sebelum orang mengenal Kyai Sahal, orang akan mengenalnya sebagai sosok yang biasa-biasa saja. Dengan penampilan yang sederhana, orang mengira beliau sebagai orang biasa yang tidak punya pengetahuan apapun. Namun ternyata pengetahuan dan kepakaran Kyai Sahal sudah diakui.

Salah satu contoh, sosok yang menjadi pengasuh beberapa pesantren ini pernah bergabung dengan institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan, yaitu menjadi anggota BPPN3 selama 2 periode yaitu dari tahun 1993-2003.

9. Referensi
Fb: Generasi muda NU


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 24 Januari 2023, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 24 januari 2024

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya