6 Sahabat Paling Banyak Meriwayatkan Hadis

 
6 Sahabat Paling Banyak Meriwayatkan Hadis
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Para Sahabat yang hidup bersama nabi dan  diikuti generasi setelahnya  merupakan tokoh yang paling penting dalam hal meriwayatkan suatu Hadis, karena merekalah kunci dari semua rekam jejak Nabi Muhammad SAW, mulai dari Sabda, Aktifitas hingga diamnya maupun sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.

Peran sahabat dalam periwayatan hadis ini sangat penting, sehingga tanpa mereka, para generasi setelahnya akan kesulitan untuk mengenal pribadi dan ajaran nabi. Di antara sekian banyak sahabat nabi, ada enam sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis, Mereka menyaksikan sendiri bagaimana kebiasaan Rasulullah. Tidak hanya soal ibadah, amalan keseharian Rasulullah SAW, termasuk seluruh sabda dan sikapnya juga diperhatikan.

Nabi Muhammad bersabda bahwa sebaik-baik generasi adalah generasi yang hidup bersama nabi, dan diikuti generasi setelahnya. Generasi yang dinyatakan oleh nabi ini tentu kalangan sahabat, yang berjumpa nabi dalam kondisi Muslim dan wafat dalam kondisi beragama Islam pula. Mereka menyaksikan dan meriwayatkan banyak hadis Nabi Muhammad SAW.

Berikut nama sahabat nabi tersebut:

1. Abu Hurairah (wafat 57 H)

Nama aslinya yang populer di kalangan ulama adalah Abdurrahman bin Shakhr. Hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah mencapai jumlah 5374 hadis. Di balik banyaknya riwayat hadis ini, Abu Hurairah justru baru masuk Islam dan kerap turut serta dalam majelis nabi sebagai Ahlus Shuffah sejak tahun ketujuh Hijriah. Dalam waktu sekitar tiga tahun, begitu banyak ajaran nabi yang diriwayatkannya.

Abu Hurairah mengakui bahwa ia memeluk Islam belakangan dalam kehidupannya. Namun, kesadaran ini tidak membuatnya merasa terpuruk sebaliknya, ia memutuskan untuk mengejar ketertinggalannya dengan tekad yang kuat.

Cara yang ia pilih adalah dengan mengikuti Rasulullah SAW secara intensif, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun di majelis-majelisnya. Melalui kesetiaannya yang tak kenal lelah ini, ia mulai menyadari bakat luar biasa yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepadanya, yaitu daya ingat yang luas dan kuat, yang diperolehnya melalui doa Rasulullah SAW.

Disebutkan dalam Kitab Fathul Bari Syarh Shahih Al-Bukhari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, suatu ketika Abu Hurairah pernah berdoa agar diberikan ilmu yang tidak mudah terlupa. Doa ini diamini oleh Rasulullah SAW, dan menjadi salah satu sebab betapa istimewanya kemampuan hafalan Abu Hurairah.

2. Abdullah bin Umar bin Khattab (wafat 72 H)

Hadis yang diriwayatkan oleh putra dari Umar bin Khattab ini mencapai 2630 hadis. Abdullah bin Umar di masa itu adalah salah satu pemuda yang sangat gemar mengikuti nabi dan meneladaninya secara seksama. Hal-hal yang dilakukan nabi dan diketahui oleh Ibnu Umar, pasti diikuti dengan persis, bahkan mulai dari hal-hal terkecil.

Selain meriwatyatkan ribuan hadis, beliau juga sangat aktif dalam jihad bersama pasukan Islam. Abdullah bin Umar memulai jejak perangnya dengan mengikuti Perang Khandaq, di mana ia menunjukkan keberanian dan kesetiaan yang luar biasa kepada Islam. Namun, keterlibatannya tidak berhenti di sana; ia juga bergabung dalam Perang Mu'tah bersama Ja'far bin Abu Thalib.

Kemudian, Abdullah bin Umar turut serta dalam peristiwa penting pembebasan kota Makkah (Fathu Makkah), yang merupakan tonggak bersejarah bagi perkembangan Islam. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Abdullah bin Umar tetap setia dalam mempertahankan agama dan mengikuti jejak para sahabat terdahulu dengan mengambil bagian dalam Perang Yarmuk serta dalam penaklukan Mesir dan wilayah-wilayah lain di Afrika.

3.  Anas bin Malik (wafat 91 H)

Diketahui bahwa Anas bin Malik, seorang sahabat yang terkenal, meriwayatkan sebanyak 2286 hadis. Sebagai seorang asisten dekat Rasulullah SAW, Anas bin Malik memiliki akses yang unik ke dalam kehidupan sehari-hari Nabi Muhammad SAW. Ia secara langsung menyaksikan dan berpartisipasi dalam banyak momen penting dalam kehidupan Rasulullah SAW, baik di rumah maupun dalam berbagai kesempatan lainnya. Anas bin Malik, dengan penuh kehormatan, menyatakan bahwa ia telah membantu Rasulullah SAW selama tidak kurang dari sepuluh tahun sejak awal kedatangan nabi di Madinah.

Kehadirannya yang setia dan kesaksiannya yang kaya memberikan kita wawasan yang dalam tentang kehidupan dan ajaran Rasulullah, serta memberikan landasan yang kuat bagi banyak hadis yang diteruskan ke generasi berikutnya.

Terdapat sebuah kisah karomah Anas bin Malik, Ibnu Abi Dunya berkata “Ketika Tsabit sedang bersama Anas, tiba-tiba datang Qohromanah dan berkata, “Wahai Abu Hamzah, telah datang musim kemarau, sehingga tanah kami kering” Kemudian Anas langsung berdiri dan mengambil air wudhu, lalu keluar menuju tanah tadi  dan melakukan shalat sebanyak dua rakaat. Setelah itu dia berdo’a. Maka tiba-tiba awan mendung dan turunlah hujan, sampai airnya meluap. Ketika hujan reda, Anas memanggil sebagian keluarganya dan berkata, “Lihatlah langit itu”. Maka setelah itu tanahnya menjadi subur.

4. Aisyah binti Abu Bakar (wafat 58 H)

Dari sekian istri Nabi, Aisyah inilah yang paling banyak meriwayatkan hadis yang jumlahnya mencapai 2210 hadis. Kisah-kisah mengenai kehidupan pribadi nabi, terkait rumah tangga serta peran nabi di rumah sebagai suami, banyak diriwayatkan oleh Aisyah. Usia yang masih muda disebutkan menjadi salah satu sebab Sayyidah Aisyah meriwayatkan hadis tentang urusan pribadi nabi dan keluarga beliau secara gamblang.

Aisyah, istri tercinta Nabi Muhammad SAW, tidak hanya dikenal karena kedekatannya dengan Rasulullah, tetapi juga karena kecakapan intelektualnya yang luar biasa. Ia memiliki wawasan ilmu yang mendalam dan menguasai berbagai aspek keagamaan, baik yang tertulis dalam Al-Qur’an, hadis-hadis Nabi, maupun ilmu fikih. Keahliannya dalam ilmu agama terbukti sangat signifikan, bahkan sampai-sampai al-Hakim dalam Al-Mustadrak menyatakan bahwa sepertiga dari hukum-hukum syariat dinukil dari Aisyah.

Kesempurnaan pengetahuannya terbukti lagi ketika Abu Musa al-Asya’ari mengungkapkan, "Setiap kali kami menemukan kesulitan, kami temukan kemudahannya pada Aisyah." Tidak jarang para sahabat Rasulullah meminta pandangan Aisyah ketika menghadapi masalah yang sulit dipecahkan sendiri.

Aisyah bukan hanya memberikan jawaban, tetapi juga sering mengoreksi pemahaman yang keliru terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, hadis, dan hukum syariat, serta menjelaskan kembali makna yang sebenarnya. Dedikasinya dalam memahami dan menerapkan ajaran Islam menjadikannya sumber inspirasi dan panutan bagi umat Islam di berbagai masa.

5. Abdullah bin Abbas (wafat 78 H)

Putra dari paman nabi, Al-Abbas bin Abdul Muthalib ini adalah seorang yang pernah didoakan nabi “Allahumma ‘allimhul hikmah” (Ya Allah, ajarkanlah kepadanya yaitu Abdullah bin Abbas hikmah). Hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas mencapai 1660 hadis, dan fatwa-fatwa darinya paling banyak diriwayatkan generasi setelahnya.

Dengan keilmuannya yang mendalam, Ibnu Abbas sering menjadi lawan dan teman diskusi yang dihormati bagi para sahabat senior. Contohnya, Umar bin Al-Khattab selalu memanggilnya untuk bergabung dalam musyawarah-musyawarah penting. Pendapat-pendapatnya selalu disimak dan dihargai karena kecakapannya dalam ilmu agama. Bahkan, kecerdasannya diakui oleh Umar bin Al-Khattab dengan memberinya julukan "pemuda tua", sebagai penghargaan atas kedewasaan dan ketajamannya dalam memahami masalah-masalah agama.

Doa Rasulullah SAW agar Allah SWT memberikan pemahaman agama kepada Ibnu Abbas ternyata terjawab dengan jelas. Ibnu Abbas menjadi tempat yang dicari orang untuk bertanya karena kecenderungannya yang aktif bertanya. Kemudian, dia juga menjadi pusat pengetahuan karena semangatnya yang tinggi dalam menuntut ilmu. Dengan demikian, Ibnu Abbas bukan hanya sekadar memiliki pengetahuan, tetapi juga membagikannya dengan murid-muridnya, menjadikannya figur yang dihormati dan dicintai dalam sejarah Islam.

Pada masa terjadinya konflik antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan kaum Khawarij, beliau adalah orang yang diutus untuk menjelaskan kesalahpahaman terhadap orang-orang Khawarij yang hanya terjebak dalam fitnah yang dibuat-buat. Sehingga dengan kecerdasannya, banyak orang yang kemudian masuk kembali ke barisan Ali dan meninggalkan kaum Khawarij.

6. Jabir bin Abdullah (wafat 78 H)

Hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah ini mencapai 1547 hadis. Sosok ini adalah seorang pemuda di masa Anshar yang bersama bapaknya mengikuti bai’at Aqabah. Jabir ini menurut para sejarawan dicatat sebagai sahabat yang paling akhir meninggal di Madinah.

Terdapat sebuah kisah menarik yang melibatkan unta yang dinaiki oleh Jabir. Suatu ketika, setelah perang usai, semua pasukan Islam pulang ke Madinah. Namun, unta yang dinaiki Jabir adalah seekor unta tua dan sakit. Kondisi ini menyebabkan dalam perjalanan pulang, unta Jabir sering kali disalip oleh para pasukan yang lebih cepat, sehingga membuatnya terus tertinggal. Meskipun demikian, Jabir tidak menunjukkan kegelisahan atau kekesalan. Sebaliknya, ia tetap bersabar dan setia mengikuti langkah unta yang perlahan, tanpa merasa terganggu oleh kenyataan bahwa mereka terus tertinggal dari rombongan utama.

Rasulullah kemudian turun dari untanya dan mendekati Jabir untuk bertanya tentang kondisi unta yang dibawa. Jabir dengan rendah hati menjelaskan bahwa unta yang ia tunggangi sudah tua dan sakit. Mendengar penjelasan Jabir, Rasulullah kemudian mendekati unta tersebut, lalu mengetuk bagian lambungnya dengan lembut.

Tak lama setelah itu, terjadi sesuatu yang menakjubkan, unta yang tadinya sakit dan lemah tiba-tiba menjadi lebih sehat dan bahkan menjadi yang tercepat di antara seluruh unta yang ikut dalam rombongan, bahkan lebih cepat dari unta yang dinaiki oleh Rasulullah sendiri. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 13 Mei 2019. Tim redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Sumber: Biografi Laduni.ID

___________

Editor: Muhammad Iqbal Rabbani