Dalam Keadaan Sulit Berdekatlah pada Orang Shaleh

 
Dalam Keadaan Sulit Berdekatlah pada Orang Shaleh

LADUNI.ID, Jakarta - Orang hidup di dunia ini tidak hanya senang saja, ada juga duka yang menjadikan bumbu dalam kehidupan sehari-hari, begitulah memang Allah memberlakukan ketentuan-Nya untuk menguji  manusia, apakah manusia akan menjadi hamba yang beriman atau ingkar, bersyukur atau kufur, tetap iman dan istiqamah atau pindah keyakinan.

Dengan adanya kesulitan itu dapat membawa manusia semakin kuat, dan maju. Dengana adanya kesulitan berat itu pula, daya kekuatan nalar lebih yang dimiliki manusia akan muncul.

Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ro’ah menjelaskan dalam pengajian kitab Shahih Bukharinya, bahwasanya salah satu dari sunnah baginda Nabi SAW ketika dalam keadaan sulit adalah dengan mengingat orang shaleh.

Karena dengan mengingat mereka, maka seseorang menjadi tegar, sabar serta ridha dalam mentauladani para kekasih Allah dalam menerima cobaanNya.

Hal ini adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yaitu:

“قَسَمَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم قَسْمًا فَقَالَ رَجُلٌ إِنَّ هَذِهِ لَقِسْمَةٌ مَا أُرِيدَ بِهَا وَجْهُ اللَّهِ فَأَخْبَرْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم فَغَضِبَ حَتَّى رَأَيْتُ الْغَضَبَ فِى وَجْهِهِ وَقَالَ يَرْحَمُ اللَّهُ مُوسَى لَقَدْ أُوذِىَ بِأَكْثَرَ مِنْ هَذَا فَصَبَرَ”

Artinya: “Baginda Nabi SAW telah membagikan harta rampasan perang (hunain), kemudian berkatalah seorang laki-laki (dari golongan munafiqin) : ini adalah pembagian yang tidak diharapkan ridha Allah didalamnya (tidak adil). Kemudian saya (Abdullah bin Mas’ud) menyampaikan kepada baginda Nabi SAW, lalu baginda Nabi marah hingga saya melihat kemaran itu pada raut muka baginda, kemudian berkata : semoga Allah merahmati Musa AS, sesungguhnya dia telah disakiti lebih dari ini, dia tetap bersabar “(HR. Bukhari).

Dalam hadits di atas baginda Nabi SAW telah disakiti oleh perkataan orang munafiq, yaitu menuduh pembagian Nabi terhadap harta rampasan perang ini adalah tidak adil.