Doa Puasa Ramadhan Hari ke-25 dan Hikmahnya

 
Doa Puasa Ramadhan Hari ke-25 dan Hikmahnya
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Pada bulan suci Ramadhan merupakan waktu yang mustazab untuk memanjatkan doa terlebih diakhir sepuluh hari terakhir pada bulan puasa.

Adapun doa yang dipanjatkan dengan niat tulus serta hanya karena Allah SWT akan lebih terkabulkan dengan memohon agar senantiasa mencintai para waliyullah dan selalu menjadi pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW.

Berikut ini bacaan doa puasa hari ke-25 Ramadhan 1443 Hijriah beserta teks bahasa Indonesia, arti, dan hikmahnya:

Doa Puasa Hari ke-25 Ramadhan

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مُحِبًّا لِأَوْلِيَائِكَ وَ مُعَادِيًا لأَعْدَائِكَ مُسْتَنّا بِسُنَّةِ خَاتَمِ أَنْبِيَائِكَ يَا عَاصِمَ قُلُوْبِ النَّبِيِّيْنَ

Allahummaj’alni fîhi muhibban li awliyaika wa mu’adiyan lia’daika mustanan bisunnati khatami anbiyaika ya ‘asima qulubinnabiyyin 

Artinya : ”Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini lebih mencintai para wali-Mu dan memusuhi musuh-musuh-Mu. Jadikanlah aku pengikut sunnah Nabi penutup-Mu. Wahai yang menjaga hati para nabi”.

Hikmah Puasa Hari ke-25

Allah SWT membangunkan untuk kalian di bawah Arasy seribu menara hijau, di atas setiap menara terdapat kemah dari cahaya, dan Allah Tabaraka wa ta’ala berfirman: “Wahai ummat Muhammad, Aku adalah Tuhan dan kalian adalah hamba-Ku, bernaunglah kalian di bawah Arasy-Ku di menaramenara ini, makan dan minumlah sepuas kalian, jangan takut dan jangan sedih; wahai ummat Muhammad, demikemuliaan dan keagungan-Ku, Aku akan mengirim

kalian ke surga, kalian akan dibanggakan oleh orang- orang yang terdahulu dan yang terakhir, Aku akan memberikan pada setiap kalian seribu mahkota dari cahaya, kendaraan onta yang Kuciptakan dari cahaya, tali kendalinya dari cahaya dan pada tali kendali itu terdapat seribu lingkaran yang terbuat dari emas, dan pada setiap lingkaran berdiri malaikat, dan setiap malaikat memegang tongkat dari cahaya sehingga kalian memasuki surga tanpa dihisab.


(Kitab Mafaatih Al-Jinaan, bab 2 dan pasal 3, karya Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abbas bin Muhammad Ridha Al-Qummi atau Abbas Al-Qummi Rahimahullah)