Petunjuk Lengkap dan Tata Cara Shalat Sunah Syuruq

 
Petunjuk Lengkap dan Tata Cara Shalat Sunah Syuruq

DAFTAR ISI

  1. Dalil Mengerjakan Shalat Syuruq
  2. Keutamaan Shalat Syuruq
  3. Waktu Mengerjakan Shalat Syuruq
  4. Jumlah Rakaat Shalat Syuruq
  5. Tata Cara Shalat Sunnah Syuruq
  6. Doa Setelah Shalat Syuruq/Isyraq
  7. Kesimpulan

 

LADUNI.ID,  Sebenarnya Isyraq dan Syuruq merupakan dua hal berbeda, ini adalah arti dari masing-masing istilah itu: Syuruq berarti akhir waktu Subuh. Isyraq merupakan awal waktu Sholat Dhuha yang dimulai sekitar 15 hingga 20 menit setelah matahari terbit / Syuruq.

 

DALIL MENGERJAKAN SHALAT SYURUQ

Shalat Syuruq / Israq merupakan Shalat Sunnah yang amat dianjurkan dan sebagai tambahan (Nafilah) ibadah kita selain mendirikan Sholat Fardhu.

Dalil untuk melaksanakan Shalat Isyraq adalah sebagai berikut:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ (رواه الترمذي هذا حديث حسن غريب)

Dari Sahabat Anas bin Malik ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang shalat pagi hari (subuh) secara berjamaah, kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah SWT hingga terbitnya matahari, kemudian ia shalat dua rakaat, maka baginya pahala seperti pahala mengerjakan haji dan umrah. Rasulullah SAW bersabda, ‘Sempurna, sempurna, sempurna.’ (HR. Tirmidzi no HR. Tirmidzi no. 586, beliau berkata bahwa hadits ini hasan gharib).

 

KEUTAMAAN SHALAT SYURUQ/ ISYRAQ

Terdapat beberapa keutamaan melaksanakan shalat syuruq atau shalat isyraq. Keutamaan-keutamaan ini sebagaimana telah dijelaskan di dalam hadis-hadis di bawah ini.

Pertama adalah sebuah hadi dari Abu Umamah radhiyallahu'anhu, Rasulullah Saw bersabda:

"Barangsiapa yang mengerjakan sholat subuh dengan berjamaah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan sholat sunnah dhuha (di awal waktu, syuruq), maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna." (HR. Thabrani. Syaikh Al-Albani dalam Shahih Targhib (469) mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi (shahih dilihat dari jalur lainnya).

Kedua adalah hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu, Rasulullah Saw bersabda:

"Barangsiapa yang melaksanakan sholat subuh secara berjamaah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan sholat dua raka'at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah." Beliau pun bersabda, "Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna." (HR. Tirmidzi no. 586, Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Adapun waktu syuruq atau thulu'ul syamsi ialah ketika terbitnya matahari sampai kira-kira naik seukuran tombak. Hal ini setidaknya berlangsung sekitar 15 menit dari waktu terbit matahari atau waktu dhuha.

 

WAKTU MENGERJAKAN SHALAT SYURUQ

Berdasarkan al-Hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam adalah sebagai berikut:

صَلاَةُ الْأَوَّابِيْنَ حِيْنَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

“Shalat orang-orang yang gemar bertobat adalah ketika anak-anak onta kepanasan dari teriknya matahari.” (HR. Muslim no. 1743).

Shalat Isyraq merupakan Sholat Sunnah yang dikerjakan di awal masuknya waktu Sholat Dhuha, yaitu di saat matahari telah meninggi dan teriknya terasa amat panas, menurut penjelasan hadits diatas.

Sekali lagi saya tekankan bahwa Sholat Syuruq juga disebut sebagai Shalat yang dikerjakan pada awal masuk waktu Sholat Dhuha.

  • Menurut mazhab Syafi’iyah adalah 20 menit setelah terbitnya matahari.
  • Menurut mazhab Hanafiyah adalah 40 menit setelah terbitnya matahari.

 

JUMLAH RAKAAT SHALAT SYURUQ

Seperti penjelasan dari al-Hadis Nabi Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam bahwa jumlah rakaat Sholat Syuruq adalah 2 rakaat dan satu salam saja (HR. Tirmidzi, no. 586).

 

TATA CARA SHALAT SUNAH SYURUQ

Tahap Ke-1: Niat Shalat Sunnah Syuruq

Niat menjadi kunci yang sangat penting karena akan mempengaruhi kekusyukan dalam shalat. Niat diucapkan di dalam hati dan dilakukan bersamaan dengan takbiratul ihram yaitu pada waktu mengangkat kedua tangan dengan telapak tangan menghadap ke kiblat dan sejajar dengan telinga. Bila tidak memiliki udzur, maka harus berdiri tegak.

Adapun niat salat sunnah syuruq sebagai berikut;

أُصَلِّي سُنَّةَ الإشراق رَكْعَتَيْن لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal isyraqi rak’ataini lillahi ta’ala.

Artinya: Aku berniat melaksanakan Shalat Sunnah Isyraq sebanyak dua rakaat karena Allah Ta’ala.


Tahap Ke-2: Membaca takbiratul Ihram

Takbiratul Ihram memiliki arti pernyataan takbir yang menjadi penanda pengharaman kita untuk berbuat apapun di luar gerakan dan bacaan shalat. Membaca takbir tidak terlalu keras dan cukup didengar oleh telinga kita sendiri, kecuali Imam yang mengucapkan takbir terdengar makmum di belakangnya.

ألله أكبر

Allahu Akbar

Artinya: "Allah Maha Besar"

 

Tahap Ke-3: Membaca doa Iftitah

Doa iftitah berarti doa pembuka yang dibaca sebelum membaca surat al-Fatihah. Adapun hukum membaca doa iftitah ini adalah sunnah. Posisi tangan bersedekap di atas antara pusar dan dada yang mana tangan kanan di atas tangan kiri.

Berikut ini doanya yang dibaca pelan (hanya terdengar oleh telinga kita),

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ عَلَى مِلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Allahu Akbar Kabiira Walhamdu Lillahi Katsiran wa Subhaanallahi Bukratan wa Ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawati wal ardha haniifan wa maa ana min al-musyrikin. Inna Shalaati wa Nusukii wa Mahyaaya wa Mamaati lillahi rabbi al-‘aalamin. Laa Syariika Lahu wa bidzaalika umirtu wa anaa min al-muslimiin.

Artinya: "Allah yang Maha Besar sebesar-besarnya, dan segala puji yang banyak hanya kepada Allah, dan maha Suci Allah baik di waktu pagi maupun petang. Sesungguhnya aku hadapkan diriku  kepada yang menciptakan seluruh langit dan bumi, dengan lurus mengikuti ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim As. dan aku bukanlah termasuk kelompok orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan keyakinan itulah aku diperintahkan, dan saya termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang berserah diri."

Tahap Ke-4: Membaca surat al-Fatihah.

Surat al-Fatihah ini adalah di antara rukun shalat. Hukum membaca surat al-Fatihah adalah wajib, sehingga bila tidak membacanya, maka shalat menjadi tidak sah atau batal. Anda dapat membaca surat al-Fatihah di sini. Posisi tangan masih bersedekap.

Apabila menjadi imam berjamaah, maka bacaan al-Fatihah secara zahr atau keras atau terdengar oleh makmum di belakangnya. Bila shalat sendiri, maka cukup dibaca hingga hanya telinga kita yang mendengar.

Klik disini untuk mengetahui Surat Al-fatihah

Tahap Ke-5: Membaca surat dalam Al-Qur'an
Surat yang dipilih dapat surat yang panjang, pendek, atau sebagian ayat dari suatu surat. Apabila shalat sendirian, dipersilakan bebas membaca sebarang surat dalam al-Qur'an, namun apabila berjamaah dan menjadi imam, hendaknya membaca suratnya dengan memperhatikan kemampuan dan ketersediaan waktu bagi jamaahnya, sehingga tidak harus ayat yang panjang. Posisi tangan masih bersedekap.
Apabila menjadi imam berjamaah, maka bacaan surat pendek secara zahr atau keras atau terdengar oleh makmum di belakangnya. Bila shalat sendiri, maka cukup dibaca hingga hanya telinga kita yang mendengar.

Klik disini untuk mengetahui Surat dalam Al Qur'an

Tahap Ke-6: Ruku’

Ruku' adalah posisi tubuh membentuk sudut siku 90 derajat dengan tangan bertumpu pada dengkul. Adapun bacaan ruku' yang dibaca pelan (hanya terdengar oleh telinga kita) adalah sebagai berikut:

 سُبْحَانَ رَبِّيْ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

اللهم لَكَ رَكَعْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ خَشَعَ لَكَ سَمْعِيْ وَبَصَرِيْ وَمُخِّيْ وَعَظْمِيْ وَعَصَبِيْ وَشَعْرِيْ وَبَشَرِيْ وَمَا اسْتَقَلَّتْ بِهِ قَدَمِيْ اللهُ رَبَّ الْعَالَمِينَ

Subhaana rabbiya al-‘azhiimi wa bi hamdihi (dibaca tiga kali)

Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan Maha Suci dengan segala puji kepada-Nya."

 

Tahap Ke-7: I’tidal

I’tidal adalah gerakan kembali berdiri tegak setelah posisi ruku' dengan kondisi tangan lurus di samping paha, sehingga tidak bersedekap. Bacaan dalam i'tidal yang dibaca pelan (hanya terdengar oleh telinga kita) adalah sebagai berikut:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ … رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ وَالشُّكْرُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Sami’a Allahu liman hamidahu. Rabbana wa laka al-hamdu wa al-syukru hamdan katsiiran thoyyiban mubaarakan fiihi, mil’u ssamaawaati wa mil’u l-ardhi, wa mil’u maa bainahumaa wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du.  

Artinya:
"Allah senantiasa mendengar kepada siapa yang memuji-Nya. Tuhanku, kepada Engkaulah segala pujian, segala kesyukuran, pujian yang banyak, baik, lagi berkah di dalamnya. Pujian dan kesyukuran itu memenuhi seluruh langit, seluruh bumi, diantara keduanya, dan memenuhi siapa saja yang Engkau kehendaki setelahnya."

Setelah tahap ini, maka tahap selanjutnya adalah sujud yang mana perubahan posisi dari i'tidal ke sujud dengan mengucapkan takbir.

 

Tahap Ke-8: Sujud
Posisi sujud sebagaimana pada umumnya kita bersujud, di mana kedua tangan kita lurus di samping telinga kita. Dahi dan dengkul sejajar menyentuh lantai, sementara ujung-ujung kaki menghadap ke kiblat.

Bacaan dalam sujud yang dibaca pelan (hanya terdengar oleh telinga kita) adalah sebagai berikut:

سُبْحَانَ رَبِّيْ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

اللهم لَكَ سَجَدْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتَ وَبِكَ آمَنَتُ أَنْتَ رَبِّي سَجَدَ وَجْهِيْ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Subhaana Rabbiya al-A’laa wa bi hamdihi (dibaca tiga kali) … Allahumma laka sajadtu, wa laka aslamtu, wa bika aamantu. Anta rabbi sajada wajhii lilladzii khalaqahu wa showwarahu wa syaqqa sam’ahu wa bashorohu tabaaraka Allahu ahsanu al-khaaliqin.  

Artinya:

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan Maha Suci … Ya Allah kepada-Mu aku sujud, kepada-Mu aku berislam, kepada-Mu aku beriman. Engkaulah Tuhanku. Wajahku bersujud kepada yang menciptakannya, dan membentuknya, dan memberikannya telinga dan mata. Maha Suci Allah, sebaik-baiknya Pencipta."

 

Tahap Ke-9: Duduk di antara dua sujud

Posisi duduknya adalah tubuh tegak di mana jari kaki kiri lurus ke belakang (tidak menghadap ke kiblat) dan jari kaki kanan menghadap ke kiblat, sementara pantat bagian kiri bertumpu pada tumit kaki kiri. Posisi jari tangan memegangi dengkul. Posisi duduk seperti ini disebut duduk iftirasy. Perubahan posisi dari sujud ke posisi duduk di antara dua sujud diawali dengan mengucapkan takbir.

Adapun bacaanya yang dibaca pelan (hanya terdengar oleh telinga kita) adalah sebagai berikut:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii

Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, benarkanlah aku, angkatlah derajatku, karuniakanlah aku rezeki, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."

 

Tahap Ke-10:  Sujud

Posisi sujud dan bacaannya sama dengan sujud pada tahap ke-8. Perubahan posisi dari duduk di antara dua sujud ke posisi sujud diawali dengan mengucapkan takbir.
Sebelum bangun berdiri tegak, disunnah untuk duduk sejenak sambil membaca pelan "Subhanallah". Posisi duduk istirahat seperti pada posisi duduk di tahap ke-9.

 

Tahap ke-11: Bangun berdiri tegak
Posisi tubuh berdiri tegak kembali dengan diawali membaca takbir.

 

Tahap ke-12: Membaca al-Fatihah
Penjelasan seperti pada tahap ke-4.

 

Tahap ke-13: Membaca surat pendek
Penjelasan seperti pada tahap ke-5.

Tahap ke-14: Ruku'
Penjelasan seperti tahap ke-6.

 

Tahap ke-15: I'tidal
Penjelasan seperti tahap ke-7.

 

Tahap ke-16: Sujud
Penjelasan seperti tahap ke-8.

 

Tahap ke-17: Duduk di antara dua sujud
Penjelasan seperti tahap ke-9.

 

Tahap ke-18: Sujud
Penjelasan seperti tahap ke-8. Perubahan dari sujud ke tahap selanjutnya dilakukan dengan membaca takbir.

 

Tahap ke-19: Duduk Tasyahud

Posisi duduknya seperti pada gambar di mana posisi pantat kiri bertumpu ke lantai, sementara pergelangan kaki kiri berada di antara dengkul dan ujung jari kaki kanan. Duduk semacam ini disebut dengan posisi duduk Tawaruk.

Bacaan pada Tasyahud ini adalah gabungan antara bacaan Tasyahud Awal dan Tasyahud Akhir berikut ini:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَللهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

At-tahiyyaatu al-mubaarakaatu al-shalawaatu al-thoyyibaatu lillahi. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. As-Salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahi as-shoolihin. Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna muhammadarrasuulullah. Allahumma Sholli ‘ala Sayyidinaa Muhammad. Wa ‘ala aali sayyidina Muhammad Kamaa shollayta ‘ala sayyidina Ibrahim. Wa Baarik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala aali sayyidina Muhammad. Kamaa baarakta ‘ala sayyidinaa Ibrahim, wa ‘ala sayyidina Ibrahim, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiid. 

Artinya:
“Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarganya. Sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada Nabi Ibrahim As., serta kepada para keluarganya. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Sebagaimana, Engkau telah berkahi kepada junjungan kita Nabi Ibrahim, serta keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Di seluruh alam raya ini, Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Kekal.

  • Pada waktu bacaan sampai pada "Asyhadu", maka disunnahkan jari telunjuk kanan kita terbuka tegak ke depan.

 

Tahap ke-20: Mengucapkan salam

Gerakan mengucapkan salam adalah dengan posisi tubuh dan duduk seperti pada tahap ke-34, sementara jari telunjuk kanan kembali menutup. Selanjutnya kepala menoleh ke arah kanan sambil mengucapkan salam, dilanjutkan dengan kepala menoleh ke kiri sambil mengucapkan salam.

Adapun bacaannya adalah sebagai berikut:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullahi wa Barakaatuhu

Keselamatan senantiasa tercurah kepada kalian, juga rahmat Allah dan keberkahan-Nya.

 

DOA SETELAH SHALAT SYURUQ/ ISYRAQ

Doa I

اَللَّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسِ مَا سِوَاهَا أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ

Artinya: “Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma’mur, aku meminta kepadaMu agar Engkau memberiku cahaya, yang dengannya aku dapat mencari petunjukMu, dan dengannya aku menunjukkan tentangMu. Dan yang terus-menerus mengiringiku dalam kehidupanku dan setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Dan aku meminta padaMu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemuliaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari ma’rifat padaMu (yang ada padaku) bersinar menerangi ku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan dikala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat ta’dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul. Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua Orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal”.

Doa II

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ

Allahummaghfir-lii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwabur rohiim.

Artinya: Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang) sampai beliau membacanya seratus kali.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 619).

Doa III

Atau bisa pula membaca doa Shalat Dhuha, dikarenakan Shalat Isyraq adalah Shalat Dhuha yang dikerjakan di awal waktu oleh karenanya sah membaca doa ini setelah usai melaksanakan Shalat Isyraq. Adapun doanya adalah sebagai berikut.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ

 “Allohummaghfir-lii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwabur rohiim”  (dibaca sebanyak 100x). [Hr. Bukhari, kitab Adab AlMufrad no. 619].

Artinya: Demikianlah keseluruhan panduan lengkap tata cara Sholat Isyraq / Syuruq untuk anda amalkan sesuai tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Shahbihi Wasallam. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa lagi.

 

KESIMPULAN

Dari beberapa penjelasan mengenai shalat sunah syuruq atau isyraq di atas, setidaknya dapat disimpulkan bahwa shalat Syuruq/ Israq merupakan Shalat Sunnah yang amat dianjurkan dan sebagai tambahan (Nafilah) ibadah kita selain mendirikan Sholat Fardhu.

Selain itu, shalat Isyraq merupakan Sholat Sunnah yang dikerjakan di awal masuknya waktu Sholat Dhuha, yaitu di saat matahari telah meninggi dan teriknya terasa amat panas, menurut penjelasan hadits diatas.

Akhirnya, artikel ini setidaknya dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai petunjuk shalat sunah Syuruq atau Isyrak. Terlebih lagi, kami berharap dengan adanya artikel ini kami bisa memberikan motivasi agar bisa melaksanakan dan mengamalkan shalat syuruq. Aamiin.

 

Baca juga: