Ziarah di Makam Ki Gede Penatas Angin, Penyebar Siar Islam di Selatan Pekalongan

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Ki Gede Penatas Angin, Penyebar Siar Islam di Selatan Pekalongan

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Ki Gedhe Penatas Angin Atau Syaikh Abdussalam Adalah Tokoh Ulama sakti yang punya banyak andil dan jasa dalam penyebaran dan pengembangan Islam di Jawa khususnya di wilayah Pekalongan dan sekitarnya.
Ada riwayat yang menyebutkan beliau juga tokoh yang telah menggagalkan dan mengalahkan misi Baron Sekeber warga Spanyol yang dikenal Sakti yang mencoba membuat kekacauan di pulau Jawa.

Profil

Ki Gede Penatas Angin adalah ulama penyebar agama Islam yang suatu ketika harus berhadapan dengan Baron Sekeber yang berusaha menghalanginya. Mereka terlibat pertempuran sengit, namun Baron Sekeber bisa dikalahkan dan kemudian menjadi batu.

Nama Kiai R Natas Angin yang bernama asli Daeng Mangemba Nattisoang dan dikenal pula sebagai Pangeran Penatas Angin atau Sunan Ngatas Angin. Ayahnya adalah Raja Gowa ke-9 bernama Karaeng Tumapa’risi Kalonna yang memerintah pada 1491 – 1527. Mungkin keduanya merujuk pada orang yang sama.

Guru-guru beliau:
Sunan Kalijaga

Lokasi Makam

Lokasi Makam Ki Gede Penatas Angin berada di Dusun Kopeng Desa Pungangan Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan berada di ujung pedukuhan dekat hutan karet. Jalan di hutan karet itu, 2 km ke lokasi, bisa dilewati mobil dengan tebing di kanan dan jurang di kiri. Jalan desa sesudah itu juga sempit, namun ada bahu jalan di beberapa titik.

Haul

Haul Ki Gede Penatas Angin diadakan pada bulan Dzulhijjah pada hari kamis pertama. Haul beliau diadakan di komplek pemakaman Ki Gede Penatas Angin di Dusun Kopeng Desa Pungangan Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Ki Gede Penatas Angin banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Kebumen saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek pemakaman desa Pungangan, Kab. Pekalongan.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makamKi Gede Penatas Angin maka akan dibuka hati dan pikiran dalam mencari ilmu baik ilmu agama, ilmu bathiniah, maupun ilmu duniawi, dimudahkan dalam mencari rezeki, dan ditinggikan derajatnya.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Pekalongan di antaranya:
Capret Pekalongan, Limun Oriental, Kerupuk Gendar, Ogak Jahe, Keripik Tahu, Kopi Tjanting, Kue Glundung, Kue Lumpang, Batik
 

 

 

 

 

 

Silsilah Sejarah

Konon Baron Sekeber dalam versi Pekalongan (dan juga Pati) adalah orang Belanda yang memiliki kesaktian tinggi. Sebutan baron adalah gelar kebangsawanan orang Jerman, dan menurut Dr HJ de Graff gelar itu baru dikenal oleh orang Jawa setelah ada Gubernur Jenderal VOC Gustaaf Willem Baron van Imhoff (menjabat 23 Juli 1736 – 12 Maret 1740).

Jika demikian maka nama baron belum lagi dikenal pada masa Ki Gede Penatas Angin itu. Ada kemungkinan tokoh Baron Sekeber dalam kisah legenda itu merujuk pada seorang pendeta kepercayaan lama yang mencoba menahan penyebaran Islam di kala itu. Dugaan ini berdasar pada kenyataan bahwa batu arca Baron Sekeber di dukuh ini adalah arca Dwarapala.

 

Cerita Legenda

Ada dua versi cerita kisah pertempuran Ki Gede Penatas Angin dan Baron Sekeber:

Pertama kita kenali dulu siapa Baron Sekeber ini. Bahwa Baron Sekeber merupakan keturunan bangsawan dari Belanda – Spanyol. Kakak sulungnya yang bernama Baron Sukmul adalah Raja Negeri Belanda di Kota Amsterdam, yang kedua bernama Baron Sekeder yang membawahi Inggris dan kerajaannya di Spanyol. Saudara ketiga adalah Baron Setember yang menjadi patih dari Baron Sekeder, dan yang bungsu adalah Baron Sekeber.

Karena ia merupakan keturunan bangsawan, dalam Serat Babad Pati memberinya gelar Raden Baron Sekeber. Ia menolak jabatan yang diberikan kakaknya, ia memilih untuk menguasai negeri Mataram di tanah Jawa, disebutkan dalam Wikipedia bahwa Baron Sekeber belajar bahasa jawa di Palembang.

Dalam literatur lain juga disebutkan bahwa Baron Sekeber ini menjadi orang sakti karena berguru kepada jelmaan dari Sunan Kalijaga. Hampir semua ilmu yang dimiliki Sunan Kalijaga berhasil dikuasai oleh Baron Sekeber. Sehingga ia menjadi angkuh dan sombong karena tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Petaka Baron Sekeber ini terjadi tatkala ia ingin menculik Permaisuri dari Penembahan Senopati Raja Mataram yang pertama. Baron sempat menantang sang Raja Mataram untuk bertanding ilmu kanuragan. Hasilnya mereka seimbang tidak ada yang kalah maupun menang sehingga dilakukan genjatan senjata.

Sewaktu genjatan inilah yang dimanfaatkan Baron Sekeber untuk menculik Permaisuri Raja Mataram di kamarnya. Namun sialnya aksi tersebut diketahui oleh Panembahan Senopati sang Raja Mataram, kemudian ia segera kabur dengan terbang ke langit seperti burung. karena Sang Raja tidak bisa terbang, kemudian ia meminta bantuan kepada Ki Penatas Angin, karena beliau memiliki ilmu terbang secepat angin.

Baron Sekeber pun dikejar oleh Ki Penatas Angin yang sakti mandra guna. Ketika Baron Sekeber tersebut terbang melarikan diri ke Cirebon dan ketika hendak mendarat ternyata Ki Penatas Angin sudah dibawah menunggunya. Baron Sekeber pun tidak jadi mendarat karena takut ditangkap, kemudian ia kembali terbang lagi dan ketika sampai di atas daerah Rogoselo ternyata Baron Sekeber tidak sengaja terbang diatas makam Kyai Agung Rogoselo.

Seketika Baron Sekeber langsung jatuh ke tanah dan menjadi batu untuk mengelabuhi Ki Penatas Angin. Namun Ki Penatas angin mengetahui aksinya sehingga ia juga berubah menjadi patung batu yang berdekatan untuk mengawasi Baron Sekeber.

Begitulah Cerita Patung Baron Sekeber yang berada di desa Rogoselo. Dalam versi lain yang diceritakan oleh Juru Kunci Makam Rogoselo. Ada seorang Belanda sakti yang menindas warga sekitar daerah Rogoselo. Lalu munculah seseorang yang bernama Ki Penatas Angin melawan orang sakti dari belanda tersebut.

Akhirnya setelah bertempur si belanda sebutan Baron Sekeber tersebut terbang melarikan diri ke Cirebon dan ketika mau mendarat ternyata Ki Penatas Angin sudah dibawah menunggu si belanda mendarat. Si belanda pun tidak jadi mendarat karena takut, ketika balik lagi ke daerah Rogoselo ternyata si belanda itu terbang diatas makam Kyai Agung Rogoselo (Konon apa saja yang terbang diatas makam Kyai akan Jatuh, entah itu burung atau apapun).

Seketika si belanda langsung jatuh ditanah dengan kondisi setengah badan nempel di tanah. Ki Penatas Angin menghampirinya langsung memukul kepalanya dan jadilah batu yang diberi nama Baron Sekeber

Belum ada kepastian mengenai kebenaran cerita tersebut karena belum ada kajian ilmiahnya.

Tetapi hal ini sudah cukup untuk kita belajar sejarah dan mengenal cerita legenda dari arca Baron sekeber yang ada di Rogoselo. Dengan begini maka kita akan lebih menghormati dan mencintai Pekalongan beserta kekayaan sejarahnya.

Lokasi Makam