Ziarah di Makam KH. Mufid Mas'ud, Muassis Pesantren Pandanaran Sleman

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Mufid Mas'ud, Muassis Pesantren Pandanaran Sleman

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Mufid adalah ulama kharismatik dari Sleman, bersahaja dan tawadlu. Beliau juga pendiri dan pengasuh pesantren Pandanaran Sleman, yang dikhususkan sebagai pencetak penghafal Al Qur'an.
Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.

Profil

KH. Mufid Mas’ud lahir pada tahun 1928, atau bertepatan dengan hari Ahad Legi 25 Ramadhan, di Solo, Jawa Tengah. Beliau merupakan putra kedua dari tujuh bersaudara. Ayahanda beliau bernama KH. Ali Mas’ud yang kini makamnya berada di kompleks makam Golo Paseban Bayat, Klaten.

Guru-guru beliau di antaranya:
1. KH. Ali Maksum
2. KH. Muntaha
3. KH. Abdul Hamid (Pasuruan)
4. Syeikh Muhammad Yasin bin Muhammad Isa (Makkah)
5. Sayyid Muhammad bin Sayyid Alwy Al-Hasani Al Maliky Al-

Lokasi Makam

Beliau wafat pada tanggal 19 Maret 2007, makam KH. Mufid Mas'ud berada di kompleks 3 Pondok pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Yogyakarta.

Haul 

Haul diperingati tiap tahun pada bulan Sya'ban tahun Hijriah, Haul beliau diperingati di pesantren Pandanaran Sleman.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam banyak dikunjungi para peziarah. Tak hanya datang dari wilayah Sleman saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman 3 pesantren Sunan Pandanaran, Kab. Sleman.

Ada keyakinan dari masyarakat yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Mufid Mas'ud, maka diberi kemudahan dalam mencari ilmu agama maupun ilmu dunia, diberi kemudahan mendapatkan anak yang sholeh dan sholehah, dan diberi kemudahan dalam mencari rezeki.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Sleman, di antaranya:
Gudeg, Bakpia, Yangko, Geplak, Tiwul, Peyek belut, Peyek Tumpuk, Wedang Uwuh.