Kedubes AS Diserang Roket, Perdana Menteri Irak: Bisa Jadi Medan Perang

 
Kedubes AS Diserang Roket, Perdana Menteri Irak: Bisa Jadi Medan Perang

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam beberapa bulan terakhir, terdapat beberapa insiden yang menandai Iran dan Amerika Serikat (AS) saling menyerang. Kali ini, tiga roket telah menghantam kawasan Kedutaaan Besar (Kedubes) AS di Baghdad, Irak, Minggu (26/1) kemarin.

Menurut seorang sumber, satu di antara roket tersebut jatuh di kafeteria Kedubes AS, sementara dua lainnya jatuh dan meledak tidak jauh dari tempat itu. Sebagaimana dilansir BBC yang dikutip dari Kompas bahwa, serangan tersebut menyasar lembaga diplomatik atau markas militer Irak di mana pasukan AS ditempatkan.

Kendati begitu, tidak ada kelompok yang mengklaim serangan di Baghdad itu. Namun, Washington berulang kali menyalahkan milisi Irak yang disokong oleh Iran. Sebanyak satu orang terluka dalam serangan itu. Namun berdasarkan laporan sumber keamanan kepada Reuters via BBC, tiga orang mengalami cedera.

Atas serang itu, Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi mengecam, dan menuturkan jika situasinya terus berlanjut, maka Irak bisa menjadi medan perang. Selama dua bulan terakhir, negara yang pernah dipimpin Saddam Hussein itu nyaris menjadi padang konflik antara AS dengan Iran.

Pada Desmber lalu, serangan roket yang menghantam fasilitas AS di Kirkuk menewaskan kontraktor sipil, menuai operasi balasan dari Washington. Mereka menggelar serangan udara yang membunuh sekitar 25 kombatan Khataeb Hezebollah, milisi yang menjadi bagian dari Hashed al-Shaabi.

Operasi itu membuat para pendukung Hashed melakukan demonstrasi yang merangsek hingga zona hijau Kedubes AS di Baghdad. Kemudian pada 3 Januari, drone MQ-9 Reaper membunuh jenderal top Iran, Qasem Soleimani, bersama dengan pimpinan Hashed, Abu Mahdi al-Muhandis.

Keduanya tewas setelah kendaraan yang mereka tumpangi dihantam rudal drone Reaper saat berada di Bandara Internasional Baghdad. Teheran pun membalas dengan menyerang dua pangkalan AS di Ain al-Assad dan Irbil pada 8 Januari, di mana 34 tentara dilaporkan mengalami cedera otak.

Tidak dijelaskan seberapa parah luka yang dialami, atau apakah korban merupakan warga AS ataukah Irak yang tengah bekerja di kedutaan.

Melalui keterangan resmi, Kementerian Luar Negeri AS meminta Baghdad untuk "memenuhi kewajiban dengan melindungi kedubes mereka". Sebab sebelumnya pada pekan lalu, Kedubes AS kembali dihantam roket jenis Katyusha yang jatuh di kawasan Zona Hijau, di mana alarm langsung menyala.