Biografi KH. Abdul Mannan Syukur, Pendiri Pesantren Al-Qur’an Nurul Huda Singosari, Malang

 
Biografi KH. Abdul Mannan Syukur, Pendiri Pesantren Al-Qur’an Nurul Huda Singosari, Malang
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Pesantren
3.2  Kiprah di Nahdlatul Ulama

4.    Chart Silsilah Sanad
5.    Referensi

1. Riwayat Keuarga

1.1 Lahir
KH. Abdul Mannan Syukur atau yang akrab dengan sapaan Romo Kyai Mannan adalah seorang ulama kharismatik yang lahir tanggal 24 April 1925 di Desa Kraden, Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Beliau merupakan putra enam dari tujuh bersaudara dari pasangan KH. Abdul Syukur dan Nyai Hj. Mas’adah.

Dari faktor keturunan (genelaogis) ibu, Kyai Mannan adalah generasi ke 9 dari Ki Ageng Hasan Besari, seorang ulama di keturunan priyayi yang mendirikan pesantren di Tegalsari, Ponorogo. Konon, pesantren ini yang menjadi cikal bakal lahirnya pesantren-pesantren di pulau Jawa.

Sedangkan dari ayah, Kyai Mannan merupakan keturunan ke 11 dari Sunan Bayat, salah satu tokoh penyebar agama Islam pada masa kerajaan Demak. Adapun eyang dari sang ibu adalah seorang ahli Al-Qur’an dan ahli sharaf yang kesepuluh putra putrinya menjadi kyai dan memiliki pesantren.

1.2 Riwayat Keluarga
Pada Desember 1954 KH. Abdul Mannan Syukur menikah pada umur 29 dengan perempuan bernama Nyai Hj. Umi Hasanah. Dari pernikahannya, Beliau dikaruniai 5 orang anak, yakni:

  1. Nyai Hj. Maftuhah,
  2. Nyai Ummu Zahrah,
  3. KH. M. Choirul Amin,
  4. Nyai. Musyarafah,
  5. Nyai Nur Lailiyah, M.Si.

Sebagai orang tua, Kyai Mannan adalah tipe orang tua yang mendidik anak dengan pengarahan.

1.3 Wafat
Kesehatan Kyai Mannan yang memburuk, dimulai sejak wafatnya sang istri, ibu Nyai Hj. Umi Hasanah pada hari Senin Legi, tanggal 18 Sya’ban 1427 atau bertepatan 11 September 2006. Setelah sang istri wafat, penyakit ambeien yang diderita Kyai Mannan menjadi sering kambuh. Riwayat penyakit Kyai Mannan yang lain yaitu sakit gula darah (diabetes) memaksa Kyai Mannan untuk dirawat di Rumah Sakit Islam Malang.

Namun Allah berkendak lain dalam menyikapi penyakit Kyai Mannan. Beliau wafat pada malam Sabtu Legi, 20 Shafar 1428 H atau 9 Maret 2007 sekitar pukul 22.10 WIB dalam usia 82 tahun. Jenazah beliau dimakamkan di sebelah makam istrinya di samping mushala putra kompleks Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Huda Singosari Malang.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Kyai Abdul Mannan Syukur mulai belajar membaca ilmu agama di bawah asuhan sang Ibu. Institusi keluargalah yang mengajari Kyai Mannan mulai dari baca Al-Qur'an, akidah dan muamalah. Mengikuti arahan dari orang tuanya, Kyai Mannan berangkat menuntut ilmu pada umur 11 tahun. Tempat pertama yang Kyai Mannan datangi untuk menuntut ilmu adalah di Beran Ngawi.

Di sana Kyai Mannan berguru kepada KH. Abdul Mu’thi yang masih ada hubungan kerabat dengan keluarga Kyai Mannan. Di pesantren KH. Abdul Mu’thi ini, Kyai Mannan mempalajari ilmu-ilmu pesantren seperti ilmu fikih, nahwu dan lain-lain. Selain pendidikan non-formal, Kyai Mannan juga menjalani sekolah formal mulai dari SR (sekolah Rakyat) hingga PGNU (Pendidikan Guru Nahdatul Ulama) pada tahun 1935-1943.

Setelah tamat pendidikan formal pada tahun 1944, Kyai Mannan berkeinginan untuk memperdalam ilmu agamanya, atas restu KH. Abdul Mu’thi, Kyai Mannan berangkat nyantri ke Jombang, tepatnya ke Pondok Pesantren Tebuireng dan Pesantren Tambakberas. Pada saat nyantri di Jombang, Kyai Mannan menjadi aktivis pemuda Anshor dan Gerakan Pemuda Indonesia.

Kyai Abdul Mannan muda juga sempat nyantri di ndalem KH. Abdul Fattah Tambakberas. Setelah 6 tahun nyantri di Jombang, Kyai Mannan meneruskan langkahnya ke Banyuwangi, tepatnya Pondok Pesantren Tugung Desa Sempu Kecamatan Stail Banyuwangi untuk nyantri kepada Kyai Abbas selama 2 tahun.

Setelah itu Kyai Mannan sempat nyantri di Banyuwangi dan langsung melanjutkan langkah kakinya ke Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta yang pada waktu itu diasuh oleh KH. Abdul Qodir Munawwir dan KH. Ali Maksum.

Kyai Abdul Mannan muda telah menghabiskan waktunya selama 4 tahun mulai dari tahun 1952-1956 untuk memperdalam ilmu Al-Qur’an di Pesantren Al Munawwir. Kehidupan di pesantren Krapyak telah banyak mempengaruhi pola pemikiran Kyai Abdul Mannan.

Di sana Kyai Mannan mulai tekun menghafal Al-Qur’an. Pada saat itu usia beliau sudah mencapai 27 tahun. Meskipun usia menentukan kualitas ingatan manusia, namun faktor ini dapat dikalahkah dengan usaha yang keras, seperti Kyai Abdul Mannan yang mampu menghafal Al-Qur’an selama 20 bulan dengan rincian juz 1-27 selama 8 bulan dan 3 juz terakhir diselesaikan selama 1 tahun.

Ketika beliau ditanya kuncinya cepat menghafal Al-Qur’an, jawabannya adalah, “yo sregep nderes, tirakat lan tirakate seng temenan”. Kyai Abdul Mannan, juga memperdalam ilmu Qiro’ah sab’ah dan tabarukkan kepada KH. Arwani Amin dan KH. Hisyam.

2.2 Guru-Guru

  1. KH. Abdul Syukur (ayah)
  2. Nyai Hj. Mas’adah (ibu)
  3. KH. Abdul Mu’thi,
  4. Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ariPondok Pesantren Tebuireng 
  5. KH. Abdul Wahab ChasbullahPesantren Tambakberas
  6. KH. Abdul Fattah Hasyim,
  7. Kyai Abbas, Pondok Pesantren Tugung,
  8. KH. Abdul Qodir Munawwir, Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak,
  9. KH. Ali Maksum
  10. KH. Arwani Amin,
  11. KH. Hisyam.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Mendirikan Pesantren
Setelah selesai belajar ke beberapa pesantren, akhirnya Kyai Mannan pulang ke kampung halamannya. Ketika di rumah Kyai Mannan merintis dakwahnya di Malang mulai dari bawah dan benar-benar merasakan pahit manisnya berjuang menumbuhkan jiwa dan karakter Islami di lingkungannya.

Perjalanan dakwahnya tersebut akhirnya menghasilkan, beliau mendapatkan banyak pengikut dan murid-murid yang ingin belajar kepadanya. Berkat keberhasilannya tersebut, beliau mendirikan Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Huda Singosari Malang.

3.2 Kiprah di Nahdlatul Ulama
Dalam kehidupan berorganisasi, KH. Mannan aktif dalam Ra'is Syuriah NU MWC NU Singosari dan Ra'is Syuriah NU cabang Kabupaten Malang.

4. Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad murid KH. Abdul Mannan Syukur

5. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:  Diringkas dari buku Para Penjaga Al-Qur'an, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, 2011.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 9 Maret 2023, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 9 Maret 2024.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya