Ziarah di Makam KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi, Ulama Sufi yang Produktif

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi, Ulama Sufi yang Produktif

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi beliau adalah ulama kharismatik dengan denga tutur katanya yang lembut. Sikap inilah yang menjadikan KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi mudah diterima oleh semua kalangan baik para cendikiawan maupun rakyat biasa. Di tengah kesibukan KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi dalam membina para jamaah dan murid, tak membuatnya lupa dalam berkarya. Hal ini dibuktikan bahwa KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi memiliki beberapa karya yang jarang diketahui oleh khalayak umum, di antara karya-karyanya yaitu:
1. Kitab Bashair al-Ikhwan fi Tadbir al-Muridin ‘an Hararat al-Fitan wa Inqadhim ‘an Shabakat al-Hirman .
2. Kitab Laylatu al-Qadar.
3. Kitab al-Muntakhabat fii Rabithah al-Qalbiyah wa-Shilat al-Ruhiyah.
4. Kitab al-Nuqtah wa al-Baqiyah al-Salihah wa al-‘Aqibah al-Khayrah wa al-Khatimah al-Hasanah .
5. Kitab Al-Muntakhabat fi ma Huwa al-Manaqib.
6. Kitab al-Iklil al-Istighathah wa al-Adhkar wa al-Da’awat fi al-Tahlil.
7. Kitab al-Anwar al-Khushushiyyah al-Khatmiyyah.
8. Kitab al-Fayd al-Rahmani Liman Yudillu Tahta al-Saqf Al-Uthmani fi Manaqib al-Shaykh ‘Abdul Qadir Al-Jiilany.
9. Kitab al-Waqi’ah Al-Fadilah wa Yasin al-Fadilah.
10. Kitab al-Salawat al-Husayniyyah.
11. kitab al-Fathah al-Nuriyah.
12. Kitab al-Nafahat fi ma Yata’allaq bi al-Tarawih wa al-Witr wa al-Tasbih wa al-Hajah.
13. Kitab Mir’ah al-Jinan fii al-Istighatsah wa al-Adzkar wa al-Da’awat ‘Inda Khatmi al-Qur’an Ma’a Dua’ Birri al-Walidain Bihaqqi Ummi al-Qur’an.
14. Kitab al-Risalah al-Sufiyyah fi Tarjamah al-Tamrah al-Raudhah al-S}ahiyah bi al-Lughah al-Maduriyah.

Profil

KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi lahir pada 17 Agustus 1951 di Surabaya. Beliau merupakan putra dar KH. M. Utsman Al Ishaqi, seorang Mursyid Thariqah Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah dan juga seorang pengasuh Pondok Pesantren Al-Fithrah Kedinding Surabaya. Kelurahan Kedinding Lor terletak di Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. Nama Al-Ishaqi dinisbatkan kepada Maulana Ishaq, ayah Sunan Giri, karena KH. Utsman masih keturunan Sunan Giri.

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Utsman Al Ishaqi
  2. KH. DR. Musta’in Romly
  3. KH. Juwaini bin Nuh
  4. KH. Ali Maksum
  5. KH. Abdullah Abbas

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi

Lokasi Makam

Beliau wafat karena kondisi kesehatannya yang terus menurun. KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy RA wafat pada hari Selasa, 26 Sya’ban 1430 H./18 Agustus 2009 pukul 02:20 WIB. Almarhum dimakamkan di lingkungan kompleks pondok pesantren Al-Fithrah, Kedinding, Surabaya

Haul

Haul beliau diperingati setiap tahun sekali pada bulan Sya'ban tahun Hijriah, haul beliau diperingati di pesantren Al Fithrah Kedinding Surabaya. Untuk acara haul   diisi dengan rangkaian Dzikir Fida’ yang terdiri dari pembacaan Tawasul, Istighotsah, Khotmil Qur’an, Doa Khotmil Qur’an Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, Dzikir Fida’, Talqin, Doa Tahlil, Doa Birrul Walidain, Maulid Fi Hubbi, dan ditutup Doa Bihaqqil Fatihah. Keseluruhan rangkaian ini dipimpin oleh para Imam Khushushi secara bergantian.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Surabaya saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman pesantren Fthrah di Surabaya.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi, maka akan dibuka alam pikirannya dan mata hatinya dalam menerima ilmu, diberi kemudahan mencapai cita-citanya,  diberi kemudahan mendapatkan derajat hidup,  diberi kemudahan dalam mencapai cita-citanya, diberi kemudahan mendapatkan keturunan anak yang sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Surabaya di antaranya:
Almond Crispy Cheese, Kue Lapis Surabaya, Kue Mente, Sambal Bu Rudy, Kaos Cak Cuk, Suoklat.

 

 

 

 

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan