Hikmah Shalawat Tibbil Qulub Dilengkapi dengan Lafadz, Arti dan Pengarangnya

 
Hikmah Shalawat Tibbil Qulub Dilengkapi dengan Lafadz, Arti dan Pengarangnya

DAFTAR ISI

  1. Pengantar
  2. Pengarang Shalawat Tibbil Qulub
  3. Lafadz dan Arti Shalawat Tibbil Qulub
  4. Hikmah Membaca Shalawat Tibbil Qulub
  5. Kesimpulan
  6. Sumber

 

PENGANTAR

LADUNI.ID, Jakarta - Pandemi virus corona atau Covid-19 tidak kunjung usai, bahkan angka terkonfirmasi virus yang menyerang seluruh penjuru dunia ini kian hari kian bertambah. Dengan pertambahan angka tersebut, hingga saat ini belum bisa dipastikan kapan virus corona akan berakhir.

Sebagai umat muslim, adanya fenomena Covid-19 ini harus dijadikan pemacu semangat agar terus berikhtiyar melawannya. Ikhtiar ini bisa dilakukan dengan menjaga diri dengan sebisa mungkin melakukan upaya kesehatan seperti memakai masker, menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan, menjaga jarak dengan tidak selalu mendekati kerumunan, hingga berdoa memohon kepada Allah SWT agar pandemi ini segera berakhir.

Salah satu yang penting dilakukan bagi umat muslim juga mengerjakan amalan-amalan yang bisa memproteksi diri dari penyebaran penyakit Covid-19 ini, salah satunya adalah dengan mengamalkan shalawat Tibbil Qulub.

Sholawat Tibbil Qulub merupakan salah satu sholawat yang berupa redaksi doa langsung kepada Allah SWT. Doa yang dipanjatkan berupa doa untuk Nabi dengan berbagai sifat dan keutamaan beliau.

 

PENGARANG SHALAWAT TIBBIL QULUB

Adapun sholawat ini, jika ditelisik ternyata merukuk kepada Shalawat yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW sebagaimana dalam kitab Mafatih as-Saadah fi Shalawat (Pintu-pintu pembuka kebahagiaan dalam Shalawat). Pengarang kitab ini adalah Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Alwi bin Abdulloh bin Tholib Al-Athos.

Akan tetapi dalam riwayat lain disebutkan  bahwa shalawat Tibbil Qulub merupakan sholawat Gubahan dari seorang Ulama Mesir. Ulama yang dimaksud adalah Syaikh Ahmad ibn Ahmad Ibn Ahmad Al-Adawi Al-Maliki Al-Khalawati Al-Dardir.

Penggubah shalawat ini bergelar al-Maliki yang mana merujuk kepada Madzhab yang dijadikan tempat hukum Syaikh Ahmad bin Ahmad.

Beliau terkenal dengan nama Syaikh Dardir dan dijuluki sebagai Abu Barakat atau bapaknya keberkahan. Gubahan Sholawat Tibbil Qulub dapat ditemukan dalam kitab Saadah ad-Darain fi Shalat ‘Ala Sayyid Al-Kaunnain yang ditulis oleh Syaikh Yusuf bin Ismail. Pengarang kitab ini menisbatkan tulisan kepada Syaikh Ad-Dardir.

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Santri Ponpes Nurul Ibad Baca Sholawat Thibbil Qulub

 

LAFADZ DAN ARTI SHALAWAT TIBBIL QULUB

Sebagaimana kita ketahui bahwa lafal-lafal shalawat terhitung banyak sekali bentuk dan macamnya. Begitupula dengan shalawat Tibbil Qulub yang memiliki bentuk lafatdz, arti serta faedahnya. Namun, sebelum beranjak pada faedah shalawat Tibbil Qulub, alangkah lebih baiknya kita mengetahui lafadz shalawat Tibbil Qulub.

Berikut ini adalah lafadz shalawat Tibbil Qulub secara lengkap beserta artinya:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin thibbil qulûbi wa dawâ-ihâ wa ‘âfiyatil abdâni wa syifâ-ihâ wa nûril abshâri wa dliyâ-ihaa wa ’alâ âlihî wa shahbihî wa sallim.

Artinya: “Ya Allah, berikanlah rahmat kepada baginda kami, Nabi Muhammad, sang penyembuh hati dan obatnya, memberikan kesehatan badan dan mengobatinya, menjadi cahaya mata hati dan sinarnya, juga kepada keluarga dan sahabat beliau, dan semoga Engkau memberikan keselamatan.”

Selain itu, terdapat sebagian ulama yang memberikan tambahan kalimat menjelang ujung shalawat sehingga redaksi shalawat menjadi seperti ini:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَقُوتِ الأرْوَاحِ وَغِذَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammadin thibbil qulûbi wa dawâ-ihâ wa ‘âfiyatil abdâni wa syifâ-ihâ wa nûril abshâri wa dliyâ-ihaa wa qûtil arwâhi wa ghidâ-ihâ wa ’alâ âlihî wa shahbihî wa sallim.

Artinya: "Ya Allah, berikanlah rahmat kepada baginda kami, Nabi Muhammad, sang penyembuh hati dan obatnya, memberikan kesehatan badan dan mengobatinya, menjadi cahaya mata hati dan sinarnya, serta menjadi makanan pokok dan asupan gizi bagi ruhani. Juga kepada keluarga dan sahabat beliau, dan semoga Engkau memberikan keselamatan.”

Untuk diketahui, kedua lafadz shalawat di atas sama-sama dapat diamalkan dan dijadikan bacaan sehari-hari. Kendati begitu, secara umum lafadz atau kalimat shalawat Tibbil Qulub biasanya lebih masyhur adalah lafadz yang pertama.

 

HIKMAH MEMBACA SHALAWAT TIBBIL QULUB

Setelah kita mengetahui kedua lafadz shalawat Tibbil Qulub sebagai tertulis di atas, maka selain kita amalkan juga penting mengetahui hikmah atau faedah yang dikandung oleh shalawat Tibbil Qulub.

Salah satu faedahnya adalah seperti yang disampaikan oleh PBNU yang menginstruksikan warga NU agar memperbanyak mengamalkan shalawat Tibbil Qulub. Dengan banyak mengamalkan shalawat ini semoga akan menghindarkan kita semua dari virus corona atau Covid-19.

Baca juga: PBNU Instruksikan Nahdliyin Baca Shalawat Thibbil Qulub Agar Virus Corona Teratasi

Selain itu, dengan mengamalkan shalawat Tibbil Qulub juga akan memberikan faedah sebagaimana yang telah dijelaskan oleh KH Muhammad bin Abdullah Faqih dalam Majmu'ah Maqruat Yaumiyah wa Usbu'iyah sebagai berikut.

 صلوات طب القلوب منيكا مجرب كاغكى أنجاكي كصحاتان بدان لن دادوس تومبا سدايا فياكيت ظاهر أتاوي باطن

Artinya: “Shalawat Tibbil Qulub ini teruji (berfaedah) untuk menjaga kesehatan tubuh dan menjadi obat segala penyakit dzahir ataupun batin.”

Selain dari itu, faedah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga merupakan suatu anjuran yang secara tegas disampaikan dalam Al-Qur’an:

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (QS. Al-Ahzab: 56).

Berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas setidaknya menyiratkan bahwa mengamalkan shalawat Allah pada Nabi, maka Allah senantiasa merahmati dan meridhai Nabi.

Selain daripada itu, shalawat Tibbil Qulub juga memiliki arti sebagai “obat/penyembuh hati”. Shalawat ini disebut pula dengan nama shalawat Nurul Abshar yang berarti “cahaya mata hati”. Dengan arti seperti inilah, maka orang yang secara istiqamah membaca shalawat Tibbil Qulub berapapun jumlahnya, akan diberikan kesehatan lahir dan batin serta akan disembuhkan dari berbagai penyakit atas seizin Allah.

Sementara itu, kaifiyah membaca shalawat Tibbil Qulub secara khusus, lebih memiliki kaifiyah yang berbeda-beda sesuai dengan ijazah dari kiai atau ulama yang mengijazahkan bacaan shalawat ini, agar dibaca dalam bilangan tertentu.

Sholawat Tibbil Qulub juga disebut sebagai Sholawat Syifa atau sholawat Thibbiyah. Sholawat Syifa bermakan sholawat Obat yang berfungsi sebagai penawar atau obat. Nama Sholawat Thibbiyah atau Tibbil Qulub juga dapat dimaknai sebagai sholawat penyembuh hati manusia.

Kandungan dalam sholawat Thibbiyah berupa tawasul / doa perantara kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Sholawat tersebut berharap kesehatan jasmani dan rohani, menjadi penawar bagi tubuh, menjadi cahaya bagi penglihatan, dan menjadi santapan rohani bagi jiwa.

Kendati begitu, terdapat salah satu kaifiyah khusus dalam membaca shalawat tibbil qulub ini, seperti yang dijelaskan Syeh Yusuf bin Ismail dalam kitab Sa’adah ad-Daraini fi as-Shalat ala Sayyid al-Kaunaini berikut:

 إنها صيغة الطب الظاهر والباطن تقرأ ألفين على أي مرض وقيل أربعمائة فيشفى بإذن الله “

Artinya: “Shalawat ini merupakan lafal shalawat penyembuh lahir dan batin. Dibaca 2000 kali untuk menyembuhkan segala penyakit. Dan menurut sebagian pendapat dibaca sebanyak 400 kali, maka penyakit tersebut akan sembuh atas seizin Allah.”

Baca juga: Sumber Syair Li Khamsatun Ijazah dari KH. Hasyim Asyari

 

KESIMPULAN

Dari beberapa penjelasan mengenai shalawat Tibbil Qulub ini setidaknya dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam masa pandemi virus corona atau Covid-19 ini dianjurkan untuk selalu mengamalkan shalawat Tibbil Qulub. Sebab shalawat ini adalah shalawat yang berupa redaksi doa langsung kepada Allah SWT.

Adapun pengarang shalawat Tibbil Qulub jika ditelisik ternyata merukuk kepada Shalawat yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW sebagaimana dalam kitab Mafatih as-Saadah fi Shalawat (Pintu-pintu pembuka kebahagiaan dalam Shalawat). Pengarang kitab ini adalah Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Alwi bin Abdulloh bin Tholib Al-Athos.

Shalawat Tibbil Qulub memiliki arti sebagai “obat/penyembuh hati”. Shalawat ini disebut pula dengan nama shalawat Nurul Abshar yang berarti “cahaya mata hati”. Dengan arti seperti inilah, maka orang yang secara istiqamah membaca shalawat Tibbil Qulub berapapun jumlahnya, akan diberikan kesehatan lahir dan batin serta akan disembuhkan dari berbagai penyakit atas seizin Allah.

Semoga kita dapat istiqamah membaca shalawat tibbil qulub dengan menghayati maknanya, agar diberikan kenikmatan berupa kesehatan jasmani dan ruhani, serta terhindar dari berbagai macam penyakit. Amin ya rabbal ‘alamin.

 

SUMBER

  • Syekh Yusuf bin Ismail, Sa’adah ad-Daraini fi as-Shalat ala Sayyid al-Kaunaini, Cet. Darul Kutub al-‘Ilmiyyah.
  • Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Alwi bin Abdulloh bin Tholib Al-Athos. Mafatih as-Saadah fi Shalawat.
  • Muhammad bin Abdullah Faqih, Majmu’ah Maqruat Yaumiyah wa Usbu’iyah, halaman 47.