Biografi Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub., M.A., Pendiri Pesantren Darussunnah, Tangerang

 
Biografi Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub., M.A., Pendiri Pesantren Darussunnah, Tangerang
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Pesantren
3.2  Menjadi Pengajar

4.    Perjalanan Organisasi
5.    Karya-Karya
6.    Chart Silsilah Sanad
7.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub., M.A lahir pada 2 Maret 1952 di Desa Kemiri, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Beliau merupakan anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan H. Yaqub dan Hj. Habibah.

1.2 Keluarga
Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub., M.A menikah dengan Nyai Ulfah Uswatun Hasanah, muridnya di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ), pada 5 Mei 1990. Dari pernikahannya, beliau di karuniai seorang putra Gus Zia Ul Haramain.

1.3 Wafat
Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub., M.A wafat pada 28 April 2016 di Tangerang Selatan, Banten, dalam usianya yang ke 64. Jenazah beliau dimakamkan di belakang area Masjid Muniroh Salamah, di dalam kawasan pesantren. Putra semata wayangnya, Kyai Zia Ul Haramain kini meneruskan Pondok Pesantren Darus Sunnah yang telah didirikan oleh ayahnya tersebut.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendiidkan
Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub., M.A memulai pendidikannya dengan belajar dari SD sampai SMP di Batang kota kelahirannya. Setelah selesai pendidikan formal di kampung halamannya, beliau melanjutkan pendidikannya di Pesantren Seblak, Jombang sampai tingkat Tsanawiyyah dari1966 sampai tahun 1969.

Pada tahun 1969-1972 beliau melanjutkan kembali dengan belajar di Pondok Pesantren Tebuireng, pada pertengahan tahun 1972 melanjutkan menuntut ilmu pada Program Studi Syariah di Universitas Hasyim Asy’ari Jombang dan selesai pada tahun 1975.

Dalam perkembangan intelektual KH. Ali Mustafa, guru-gurunya sangat berpengaruh dalam hidupnya. Selama berada di Tebuireng Jombang, beliau banyak menekuni kitab-kitab kuning di bawah asuhan para kyai senior antara lain: KH. Idris Kamali, KH. Adlan Aly, KH. Shobari, dan KH. Syamsuri Baidawi. Di Tebuireng, beliau juga pernah belajar dengan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk bidang studi Bahasa Arab dan kitab Qatr al-Nadā pada tahun 1971.

Di samping belajar, beliau juga mendapat tugas mengajar di almamaternya tersebut untuk kajian kitab-kitab kuning dan bahasa Arab, sampai awal tahun 1976. Pada pertengahan tahun 1976, beliau mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintahan Arab Saudi, beliau masuk di Fakultas Syariah, di Universitas Islam Imam Muhammad bin Sa’ud, Riyadh, Saudi Arabia. Pada tahun 1980 beliau dapat menyelesaikannya.

Kemudian masih di kota yang sama beliau melanjutkan studi di Universitas King Sa’ud Departemen Studi Islam, Jurusan Tafsir Hadis. Pada studi S2 ini, beliau dapat menyelesaikannya pada tahun 1985. Setelah lulus S2 beliau memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Kemudian pada tahun 2005 beliau melanjutkan studi doktoralnya di Universitas Nizamia Hyderabad India.

Pada pertengahan tahun 2008, KH. Ali Mustafa Yaqub mampu menyelesaikan program doktor pada konsentrasi Hukum Islam di universitas tersebut, dengan judul desertasi Ma’āyīr Al-Ḥalāl wa Al-Ḥarām fī Al-Aṭ’imah wa Al-Asyribah wa Al-Adwiyah wa Al-Mustakhḍarāt Al-Tajmīliyyah Alā Ḍaū' Al-Kitāb wa Al-Sunnah” di bawah bimbingan Muhammad Ḥasan Hitou, Direktur Lembaga Studi Islam Internasional di Frankfurt Jerman.

Selain itu, tokoh yang sangat berpengaruh dalam intelektualnya khususnya di bidang hadis adalah Muhammad Muṣṭafā Al-A'ẓāmī. Guru hadisnya di Universitas King Saud Riyadh. Ulama kontemporer pakar fiqih dan Tafsir Waḥbah Al-Zuhailī juga merupakan gurunya. Dari beliau pula Ali Mustafa belajar untuk produktif dalam menulis.

Selama 9 tahun kuliah di Arab Saudi, KH. Ali Mustafa juga rajin menghadiri halaqah-halaqah di luar kampus, misalnya halaqah hadis kutub Al-Sittah yang diasuh oleh Abdul ‘Azīz bin Abdullah bin Bāz (w.1999 M) yang berjarak 30 km dari tempat tinggal Kyai Ali di Riyadh.

Nampaknya, dari interaksi dengan halaqah inilah KH. Ali Mustafa mendapat inspirasi untuk mendirikan pesantren khusus hadis kemudian hari di tanah air. Di samping itu, KH. Ali Mustafa juga menghadiri perkuliahan-perkuliahan yang dibawakan oleh Al-Aziz ‘Alū Syaīkh dan tokoh-tokoh lain.

Pentingnya dakwah mendorong kuat KH. Ali Mustafa untuk mendedikasikan seluruh tenaganya untuk aktivitas dakwah Islam. Sehingga sepulang dari Timur Tengah, Kyai Ali ingin mengabdikan diri berdakwah di Indonesia Timur (Papua), tetapi takdir berkata lain.

Pertemuannya dengan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ketika pulang dari belajar di Saudi Arabia pada tahun 1985 di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengubah paradigma berpikir KH. Ali Mustafa sejak masa kuliahnya itu. Menurut Gus Dur, berdakwah tidak mesti harus ke Papua (Irian Jaya) apalagi Timur-Timur. Jakarta adalah medan dakwah yang juga butuh perhatian khusus.

2.2 Guru-Guru

  1. KH. Muhsin Jalaluddin Zuhdi,
  2. KH. Idris Kamali,
  3. KH. Adlan Aly,
  4. KH. Shobari,
  5. KH. Syamsuri Baidawi,
  6. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur),
  7. Syekh Muhammad Ḥasan Hitou,
  8. Syekh Muhammad Muṣṭafā Al-A'ẓāmī,
  9. Syekh Abdul ‘Azīz bin Abdullah bin Bāz,
  10. Al-Aziz ‘Alū Syaīkh.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Mendirikan Pesantren
Pada tahun 1989, Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub., M.A bersama keluarganya mendirikan Pesantren Darussalam di desa kelahirannya, Kemiri, Batang.

Kemudian, pada tahun 1997 beliau mendirikan Pesantren Darussunnah di Pisangan Barat Ciputat yang spesialis mempelajari Hadis dan Ilmu Hadis untuk mahasiswa. Dan pada tahun 2014, beliau mendirikan Pesantren dan Madrasah Darussunnah 6 tahun untuk tingkat Tsanawiyyah dan Aliyah.

3.2 Menjadi Pengajar
Setelah pertemuan tahun 1985 dengan Gus Dur tersebut, Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub., M.A mengajar di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta untuk mata kuliah Hadis dan Ilmu Hadis. beliau juga pernah mengajar beberapa di Perguruan Tinggi diantaranya, Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta,

Pengajian Tinggi Islam Masjid Istiqlal Jakarta, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Agama Islam Shalahuddin Al-Ayyubi (INNISA) Tambun Bekasi, Pendidikan Kader Ulama (PKU) MUI, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STIDA) Al-Hamidiyyah Jakarta. Selain itu, beliau juga aktif mengajar hadis dan ilmu hadis di berbagai tempat.

4. Perjalanan Organisasi
Dalam dunia organisasi, beliau pernah menjabat diberbagai tempat, di antaranya:

  1. Menjadi Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Riyadh.
  2. Menjadi pengasuh Pesantren Al-Hamidiyyah Depok (1995-1997),
  3. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STIDA) Al-Hamidiyyah Jakarta (1991-1997).
  4. Menjadi Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat Ittihadul Muballighin (1990-1996),
  5. Menjadi Ketua Dewan Pakar, merangkap ketua Departemen Luar Negeri DPP Ittihadul Muballighin (1996-2000)
  6. Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat sejak 1986-2005,
  7. Ketua Lembaga Pengkajian Hadis Indonesia (LepHi),
  8. Pengasuh rubrik Hadis majalah Amanah Jakarta, dan pengasuh rubrik mudzakaroh majalah Panji Masyarakat dan Wakil Ketua Dewan Syari’ah Nasional.
  9. Menjadi Wakil Ketua Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) (1997-2000),
  10. Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat (2005-2010). Dan pada tahun 2005 pula Ali Mustafa diangkat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal hingga Januari tahun 2016.
  11. Tahun 2010 beliau juga diangkat sebagai Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Fatwa (2010-2015),
  12. Penasihat Syariah Halal Transactions of Omaha Amerika Serikat 2010-2016.
  13. Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) (2013-2016),
  14. Sebagai Guru Besar Hadis pada Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta (1998-2016),
  15. Guru Besar Hadis dan Ilmu Hadis Program Magister Fakultas Dirasat Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2016),
  16. Guru Besar Hadis dan Ilmu Hadis Program Magister STAIN Pekalongan Jawa Tengah (2012-2016),
  17. Advisor to Darul Uloom, New York, USA (2013-2016),
  18. Anggota Lajnah Pentashih Al-Qur’an Depag RI, anggota Dewan Syariah Majelis Al-Zikra, Anggota Dewan Syariah Bank Bukopin Syariah, dan lain-lain.

Selain berkiprah di dalam negeri, tokoh hadis yang pernah mendapatkan penghargaan Setyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2008 ini juga sering melakukan tugas luar negeri. Di antaranya:

  1. Menjadi anggota Delegasi MUI untuk mengaudit pemotongan hewan di Amerika (2000),
  2. Anggota Delegasi Departemen Agama RI untuk Studi Banding tentang Metode Pelestarian Al-Qur’an di Iran, Mesir, dan Saudi Arabia (2005),
  3. Dan menjadi peserta sekaligus pemakalah dalam Konferensi Internasional tentang Penerapan Fatwa di Kuala Lumpur, Malaysia (2006).

5. Karya-Karya

  1. Memahami Hakikat Hukum Islam (Alih bahasa dari Prof. Dr. Muhammad Abdul Fattah al-Bayanuni, 1986),
  2. Nasihat Nabi Kepada Pembaca dan Penghafal Quran (1990),
  3. Imam al-Bukhari dan Metodologi Kritik dalam Ilmu Hadits (1991),
  4. Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya (Alih bahasa dari Prof. Dr. Muhammad Mustafa Azami, 1994),
  5. Kritik Hadis (1995),
  6. Bimbingan Islam Untuk Pribadi dan Masyarakat (Alih Bahasa dari Muhammad Jamil Zainu, terbit di Saudi Arabia, 1418 H),
  7. Sejarah dan Metode Dakwah Nabi (1997),
  8. Peran Ilmu Hadis dalam Pembinaan Hukum Islam (1999),
  9. Kerukunan Umat dalam Perspektif al-Quran dan Hadis (2000),
  10. Islam Masa Kini (2001),
  11. Kemusyrikan Menurut Madzhab Syafi’i (Alih Bahasa dari Prof. Dr. Abd. Al-Rahman al-Khumays, 2001),
  12. Aqidah Imam Empat Abu Hanifah, Malik, Syafi’I, dan Ahmad (Alih Bahasa dari Prof. Dr. Abd. Al-Rahman al-Khumays, 2001),
  13. Fatwa-fatwa Kontemporer (2002),
  14. MM Azami Pembela Eksitensi Hadis (Karya Bersama KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dkk, 2002),
  15. Pengajian Ramadhan Kiai Duladi (2003),
  16. Hadis-hadis Bermasalah (2003),
  17. Hadis-hadis Palsu Seputar Ramadhan (2003),
  18. Nikah Beda Agama Dalam Perspektif Alquran dan Hadis (2005),
  19. Imam Perempuan (2006),
  20. Haji Pengabdi Setan (2006),
  21. Fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal (2007),
  22. Pantun Syariah ‘Ada Bawal Kok Pilih Tiram’ (2008),
  23. Toleransi Antar Umat Beragama (Bahasa Arab dan Indonesia, 2008),
  24. Kriteria Halal dan Haram untuk Pangan, Obat, Kosmetika dalam Perspektif al-Quran dan Hadis (2009),
  25. Mewaspadai Provokator Haji (2009),
  26. Islam di Amerika (2009),
  27. Islam Between War and Peace (Bahasa Inggris, Arab, dan Indonesia, 2009),
  28. Kidung Bilik Pesantren (2009),
  29. Ma’âyir al-Halâl wa al-Harâm fî Ath’imah wal Asyribah wal Adawiyah wal Mustahdharat at-Tajmiliyyah ‘ala Dhau’ al-Kitâb wa as-Sunnah (2010),
  30. Kiblat, antara Bangunan dan Arah Kabah (Dalam Bahasa Arab dan Indonesia, 2010).

6. Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad guru Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub., M.A.

7, Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs: NU Online

Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 02 September 2022 dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 02 Maret 2024.


 
 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya