Esensi Perayaan Maulid Nabi Menurut Ir Soekarno

 
Esensi Perayaan Maulid Nabi Menurut Ir Soekarno

LADUNI.ID, Jakarta - “Kita sekarang merayakan Maulid Nabi. Apa sebenarnya yang kita rayakan? Bukan sekadar Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-nya. Bukan sekadar dia itu dulu Nabi. Tidak!

Yang kita rayakan sebenarnya ialah ajaran, konsepsi, agama yang ia berikan kepada umat. Diberi oleh Tuhan, via malaikat Jibril, kepada Rasul. Rasul meneruskan lagi kepada umat yaitu kita.

Itu yang kita rayakan!

Oleh karena itu maka kita berkata, jikalau benar-benar engkau cinta Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, jikalau benar-benar engkau merayakan Maulid Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bin Abdullah, jikalau benar-benar engkau merayakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang punya Hari Maulid, kerjakanlah apa yang Dia perintahkan!

Kerjakanlah apa agama yang Dia bawa! Kerjakan sama sekali! Agar supaya benar-benar kita bisa berkata, kita telah menerima daripada agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”

(Ir. Soekarno)

***

Itulah petikan pidato yang didengungkan oleh Presiden Pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia, Ir. Soekarno mengenai bagaimana seharusnya kita merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Perayaan Maulid Nabi tidak sekadar rutinitas tiap tahun. Perayaan Maulid Nabi juga bukan sekadar karena merayakan kelahiran Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Lebih dari itu, merayakan Maulid Nabi adalah merayakan dan mengerjakan apa yang diperintahkan, diajarkan, dan dikonsepsikan oleh agama Islam secara menyeluruh dan kaffah. Itu pekerjaan tidak mudah, memang. Perlu pemahaman dan penghayatan serta pembelajaran yang berkesinambungan dan tanpa henti.

Merayakan Maulid Nabi adalah mempraktikkan esensi ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Termasuk mempraktikkan segalah hal baik dari perkataan, tindakan, sikap maupun ketetapan yang dibawa dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dengan demikian, merayakan Maulid Nabi tidak hanya terhenti pada lantunan-lantunan kisah tentang Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, melainkan juga harus teraplikasikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari.

Semoga shalawat, kecintaan, dan kasih sayang yang kita panjatkan tetap tercurah kepada Nabi kita, Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Aamiin ya Rabbal ‘aalamin.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ