Meneladani Akhlak Rasulullah SAW kepada Pelaku Maksiat

 
Meneladani Akhlak Rasulullah SAW kepada Pelaku Maksiat
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Satu ketika Rasulullah SAW bertemu dengan orang yang dikenal sebagai pelaku maksiat. Rasulullah SAW kemudian menangis sambil mendoakan orang tersebut agar dapat berhenti dari kegemaran berbuat maksiat.

Para sahabat lantas bertanya, "Mengapa engkau menangis untuknya, wahai Rasul? Bukankah dia itu orang yang jauh dari Allah. Tak pantas engkau menangis untuknya."

Rasulullah SAW lalu menjawab, "Sungguh aku diutus untuk menyelamatkan manusia, bukan untuk mencelakakannya."

Lain hari, Rasulullah SAW melihat seorang sahabat yang marah dan mencaci-maki penggemar maksiat. Rasulullah SAW lantas mengingatkan sahabat tersebut, "Jangan kau jadi penolong setan untuk menjerumuskan saudaramu ke kubang maksiat yang lebih dalam."

Sikap kasar terhadap orang lain yang berbuat dosa, pada hakikatnya justru menjadi amunisi setan dalam menjerumuskan orang tersebut dalam dosa yang lebih besar.

Ketahuilah, bahwa pintu husnul khatimah tidak pernah terkunci untuk para pelaku maksiat, selama tidak ada kesombongan dan kemunafikan di dalam jiwanya. Sembari berikhtiar untuk selalu mempunyai prasangka yang baik, kita juga dianjurkan untuk senantiasa berdoa memohon akhir hidup yang baik, husnul khatimah dengan doa berikut:

يَا اللهُ بِهَا يَا اَللهُ بِهَا يَا اَللهُ بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ

"Ya Allah semoga engkau jadikan akhir hayat yang baik, dengan husnul khatimah."

Sebagi umat Islam, kita harus selalu bijak dalam menyikapi segala kenyataan hidup yang dihadapi. Ungkapan Rasulullah SAW bahwa beliau diutus untuk menyelamatkan umat manusia, bukan untuk mencelakakannya, harus benar-benar kita renungkan. Mencaci maki manusia yang berbuat salah hanya akan memudahkan setan untuk lebih menjerumuskan manusia itu ke jurang dosa yang makin besar.

Sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini sudah banyak orang yang mengaku beragama, tetapi mencaci para pelaku dosa, menganggapnya bukan lagi manusia, bahkan ada orang yang sengaja mengatakan halal darahnya. Sungguh, ini adalah kesalahan fatal umat beragama dewasa ini, tidak mencerminkan akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Sudah saatnya kita berbenah dan memperbaiki perilaku keberagamaan kita dengan tidak mudah mencaci-maki orang lain, tidak mudah menyalahkan orang lain, bahkan terhadap pelaku maksiat sekalipun.

Sebaliknya, kita bisa meniru akhlak Rasulullah SAW dengan mendoakan orang lain yang berbuat tidak baik, agar dihentikan dari perbuatan tidak baik itu, agar diampuni segala dosanya. Bukan justru memusuhinya dan mendoakan keburukan baginya.

Semoga kita senantiasa dimudahkan dalam meneladani akhlak Rasulullah SAW. Amin. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 14 November 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ustadz Taufiq Damas

Editor: Hakim