Maulana Habib Luthfi: Jangan Biasakan Membaca Shalawat yang Buntung
LADUNI.ID, Jakarta - Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menjelaskan bacaan shalawat yang biasa kita ucapkan itu bukan sekadar bacaan biasa. Maulana Habib Luthfi menuturkan bunyi lafadz shalawat seakan mendoakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
“Secara harfiah memang demikian. Namun, di balik itu semua, ada sebuah rahasia besar yang luar biasa sekali,” tutur Habib Luthfi.
Jika menganggap bahwa shalawat itu semata-mata adalah mendoakan rahmat kepada Kanjeng Nabi, itu salah besar. “Kanjeng Nabi itu tidak butuh doa kita, amalan beliau sudah turah-turah (lebih-lebih), Kanjeng Nabi kok butuh doa kita, lha emang kita ini siapa?,” tegas beliau.
Bila dikaji dengan secara mendalam, ternyata shalawat adalah kata kunci, semacam “password” untuk menyatukan seluruh frekuensi kehidupan di jagad raya ini. Jadi, bukan sekedar mendoakan rahmat kepada Kanjeng Nabi semata.
Oleh karena itu, Maulana Habib Luthfi menambahkan jika membaca shalawat jangan sampai hanya sebatas: Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad. Secara harfiah itu boleh-boleh saja, tidak salah. Namun itu termasuk shalawat buntung. Lalu bagaimana yang lebih sempurna?
“Bacalah: Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ’ala ali Sayyidina Muhammad (Ya Allah semoga kiranya rahmat senantiasa tercurah kepada Kanjeng Nabi Muhammad dan juga atas keluarga Kanjeng Nabi Muhammad). Minimal demikian. Jangan lupa sertakan selalu kalimat wa ’ala ali Sayyidina Muhammad,” jelas Maulana Habib Luthfi.
Menurut Sayyidina Imam Syafi’i, kalimat wa ’ala ali Sayyidina Muhammad itu tidak sekedar tertuju kepada keluarga, ahlul bait atau dzurriyah Kanjeng Nabi semata. Tetapi juga seluruh kaum muslimin di muka bumi ini.
Maulana Habib Luthfi mengingatkan ketika membaca shalawat secara lengkap akan menjadi kekuatan super dahsyat, dimana kaum Muslimin di seluruh jagad raya ini menyatukan diri dalam sebuah frekuensi. Menjadi bagian dari kekuatan doa yang maha dahsyat. Semua termaktub dalam satu kalimat. Sungguh luar biasa.
“Karena itu, mulai sekarang selalu diingat-ingat, jika bershalawat jangan biasakan membaca shalawat yang buntung. Bacalah shalawat dengan mencangking (mencakup) seluruh keluarga besar kaum muslimin,” pungkas beliau.
ﺁﻟﻠّﻬُﻢَ ﺻَﻠّﯿﮱِ ﻋَﻠﮱِ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤّﺪْ ﻭَ ﻋَﻠﮱ ﺁﻝِﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
Allahumma sholli ‘alaa Sayyidina Muhammad wa ’alaa ali Sayyidina Muhammad.(*)
***
Sumber: Shuniyya Ruhama, Pengajar PPTQ Al Istiqomah Weleri- Kendal.
Editor: Muhammad Mihrob
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...