Cara Memantapkan Hati Menuju Jenjang Pernikahan Menurut Prof. Habib Quraish Shihab

 
Cara Memantapkan Hati Menuju Jenjang Pernikahan Menurut Prof. Habib Quraish Shihab

LADUNI.ID, Jakarta – Tulisan ini merupakan tanya jawab dari 101 persoalan perempuan yang tulis oleh Prof. Habib Quraish Shihab. Di dalam tulisan ini akan menjelaskan tentang cara memantapkan hati menuju jenjang pernikahan menurut Prof. Habib Quraish Shihab.

***

Saya merasa trauma melihat perkawinan kakak saya yang tidak harmonis, sekarang saya sudah ada calon suami dan berniat menikah, tetapi rasa takut dan trauma Itu terus membayangi saya, sehingga saya jadi tidak yakin apakah menikah Itu adalah pilihan terbaik buat hidup saya, Pak. Mohon pencerahannya dan adakah doa yang bisa membuat saya yakin?

Meliati, Karyawan Pabrik, Utan Kayu

Jika Anda menemukan pasangan suami istri yang tidak harmonis hubungan mereka, itu bukan berarti bahwa semua pasangan mengalami hal serupa. Sungguh masih banyak suami istri yang hidup bahagia. Memang kebahagiaan tidak datang begitu saja, ia harus diperjuangkan bersama. Kebahagiaan juga bukanlah sesuatu yang bersifat statis. Ia tidak juga dapat terus-menerus menyertai seseorang sepanjang hayatnya. Hidup mengalami pasang naik dan pasang turun, karena itu manusia, termasuk pasangan suami istri, dituntut untuk berjuang dan terus giat memelihara keharmonisan hubungan mereka.

Di sisi lain, kita harus sadar bahwa memang tidak jarang ketersendirian menjadikan hati tenang, tetapi itu tidak selalu dan tidak selamanya. Manusia merasa kesepian jika hidup sendiri. Sesekali dan dalam waktu terbatas kita ingin menyendiri, tetapi itu tidak selamanya dan tidak pula lama.

Manusia tidak akan tahan menyendiri sepanjang hidupnya. Kesepian mengantarnya melamun, gelisah, dan takut, dari sini ia mencari teman hidup. Anak kecil mencari ibunya, yang dewasa mencari sebayanya, masing-masing memberi dan menerima untuk mengusir kesepian dan kegelisahan.

Dalam satu penelitian menyangkut hubungan antara perempuan dengan gangguan kejiwaan, ditemukan bahwa perempuan yang tidak kawin lebih rawan mengalami gangguan tersebut dibandingkan dengan perempuan yang telah kawin. Ini adalah akibat perasaan kesepian, ketiadaan ketenangan, cemburu terhadap perempuan yang memiliki suami, dan kekurangan kehangatan emosi. Itu akan semakin terasa di hari tua di mang kita membutuhkan pendamping, baik pasangan maupun anak-anak.

Berserah dirilah kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin sambil sering-sering membaca doa yang terdapat dalam QS. al-Furqan 25:74 yang berbunyi:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a'yuniw waj'alnā lil-muttaqīna imāmā

(Tuhan kami, anugerahkanlah buat kami dari pasangan-pasangan kami serta anak keturunan kami, penyejuk-penyejuk mara dan jadikanlah kami-bagi orang-orang bertakwa-teladanteladan).

Ayat/doa ini di samping permohonan untuk menjadikan pasangan dan anak-anak sebagai penyejuk-penyeuk mata/ penyenang hati dan menjadikan yang berdoa teladan bagi orang-orang yang bertakwa, juga berarti permohonan agar Allah menganugerahkan melalui pasangan-pasangan yang berdoa anak keturunan yang menjadi penyejuk hati mereka. Demikian, wa Allah A'lam.

Sumber: M. Quraish Shihab. M. Quraish Shihab​ Menjawab 101 Soal Perempuan Yang Patut Anda Ketahui. Ciputat Tanggerang: Lentera Hati, 2011.