Ilmuwan: Planet Ini Bisa Direkayasa untuk Dihuni Manusia

 
Ilmuwan: Planet Ini Bisa Direkayasa untuk Dihuni Manusia

LADUNI.ID, Jakarta - Sampai saat ini, sejumlah ilmuwan melakukan eksplorasi tata surya untuk mencari planet yang bisa ditinggali manusia. Hal ini sebagaimana ditemukan oleh seorang fisikawan dan astrobiologi dari Institut Meteorologi Finlandia di Finlandia bernama Pekka Janhunen.

Menurut Janhunen, ada planet yang direkomendasikan untuk disulap menjadi tempat hunian baru bagi umat manusia. Ia adalah Planet Ceres yang terletak diantara Mars dan Jupiter. Menurutnya, planet kecil ini bisa menjadi salah satu rekomendasi untuk manusia.

Dalam makalah pracetak yang diterbitkan di arXiv, motivasi para ilmuwan saat ini adalah memiliki pemukiman dengan gravitasi buatan yang memungkinkan pertumbuhan di luar wilayah hidup Bumi. Sekaligus menyediakan perjalanan intra-pemukiman yang mudah bagi penduduknya dan kepadatan populasi yang cukup rendah yaitu 500 orang per kilometer persegi.

Planet Ceres sejatinya merupakan asteroid dengan diameter 952 kilometer dan berada di antara Planet Mars dan Jupiter. Ceres dianggap sebagai asteroid terbesar yang diketahui di Tata Surya, dan satu-satunya planet kerdil yang lebih dekat ke Matahari daripada Neptunus.

Sementara itu, Planet Mars dan Bulan mungkin bukan tempat terbaik untuk koloni manusia karena gravitasi alaminya sangat berbeda dengan Bumi. Ilmuwan tahu bahwa astronot menghadapi masalah kesehatan saat kembali ke Bumi dari lingkungan rendah atau nol-gravitasi.

Ada ide lain yang juga menjadi alternatif model koloni planet, yaitu koloni ruang angkasa buatan yangn mengorbit Matahari seperti stasiun luar angkasa. Akan tetapi, menurutnya, ide ini tidak bisa diwujudkan begitu saja untuk sebuah koloni baru.

Bila populasi tumbuh terlalu besar untuk satu pemukiman, mungkin diperlukan beberapa pemukiman. Oleh karena itu, Janhunen memberikan solusi bahwa untuk membuat koloni dengan basis Ceres cukup rapi, setidaknya dalam konsep. Hal itu setidaknya ditunjukkan dalam penelitian terbaru bahwa Planet Ceres mungkin memiliki banyak air di bawah permukaannya.

"Mengangkat material dari Ceres sangat murah dibandingkan dengan memprosesnya karena Ceres memiliki gravitasi rendah," kata Janhunen, sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman Sindonews.com, Jumat (22/01/2021).

Dia melanjutkan bahwa, untuk pelindung radiasi, bisa dibangun dari 80 persen regolith silikat (batuan dari Ceres) dan air. Habitat tersebut akan dibagi menjadi ruang pedesaan dan perkotaan, dengan kedalaman tanah 1,5 meter sampai dengan 4 meter sesuai kebutuhan untuk pepohonan dan taman.

Kendati Ceres sangat jauh dari Matahari, maka cermin dapat digunakan untuk mengarahkan sinar matahari ke habitat, untuk tujuan bercocok tanam, untuk penerangan, dan untuk tenaga surya. Cermin-cermin ini akan digantung di satu sisi satelit berbentuk cakram dan dapat disesuaikan saat planet kerdil itu bergerak mengelilingi Matahari.

Adapun keuntungan dari koloni di Ceres bahwa, tidak akan ada bencana alam atau cuaca yang tidak diinginkan. Pada prinsipnya, Ceres dapat mendukung, menurut Janhunen, 10.000 kali populasi Bumi saat ini. Tentu saja, itu semua sangat spekulatif, dan masih harus diuji. Selain itu, Janhunen mencatat bahwa gravitasi buatan orbital masih menjadi tujuan yang belum terwujud.

Apabila problem tersebut bisa diselesaikan, Janhunen menghitung hanya dibutuhkan sekitar 22 tahun untuk membangun satelit manusia di orbit sekitar Planet Ceres.

"Tingkat kesulitan keseluruhan dalam melaksanakan proyek ini mungkin mirip dengan misi ke Mars," pungkas Janhunen.(*)

***

Pewarta: Misbachuddin
Editor: Muhammad Mihrob