Kisah Habib Umar bin Hafidz Muncul dalam Mimpi Muridnya yang Pemabuk

 
Kisah Habib Umar bin Hafidz Muncul dalam Mimpi Muridnya yang Pemabuk

LADUNI.ID, Jakarta – Kisah ini diceritakan oleh Habib Mundzir Al-Musawa tentang karomah Habib Umar bin Hafidz. Beliau bercerita tentang bagaimana Habib Umar bin Hafidz muncul di dalam mimpi seorang muridnya. Berikut kisahnya.

Dulu waktu aku masih belajar di kota ini (Tarim), ada salah satu murid Al-Habib Umar bin Hafidz yang melakukan pelanggaran berat yaitu mabuk minuman keras.

Mengetahui akan hal itu, Habib Umar menjadi marah besar. Aku tidak pernah melihat Habib Umar marah seperti waktu itu (memang jarang sekali beliau marah, bahkan hampir tidak pernah).

Akhirnya, anak itu dipulangkan ke negaranya (Indonesia). Sepulangnya ia ke Indonesia, perbuatannya semakin hari semakin parah. Setiap malam ia pergi ke diskotik dan minum minuman keras, kami tahu bahwa hal ini terjadi disebabkan kemarahan Habib Umar.

Ketika aku pulang ke Indonesia, aku mendengar bahwa anak itu meninggal dunia. Aku datang ke rumahnya untuk bertakziah, di sana aku bertemu dengan ayahnya.

Sang ayah lantas menceritakan semua yang terjadi pada anaknya: “Alhamdulillah, anakku ini sudah bertobat sebelum ia wafat. Seminggu sebelum wafatnya, ia mimpi bertemu gurunya Habib Umar bin Hafidz, beliau berkata pada anakku: “al’aan waqtak, sekarang sudah tiba waktumu.”

“Keesokan harinya, ia mengaku bahwa semua keinginan maksiatnya telah hilang. Entah kenapa mulai saat itu yang ia kerjakan hanyalah pergi ke masjid, membaca al-Quran dan berdoa sambil menangis dalam shalat tahajjudnya. Sampai akhirnya ia meninggal dunia seminggu setelahnya.”

***

Itulah salah satu karomah yang dimiliki oleh Habib Umar bin Hafidz kepada seorang muridnya yang bahkan merupakan pelaku maksiat.

Dari kisah ini kita dapat belajar bahwa semua hidayah hanya datang dari Allah SWT. Orang yang tidak pernah disangka-sangka karena dalam hidupnya banyak berbuat salah dan dosa, ternyata malah berakhir dengan baik ketika meninggal dunia (husnul khotimah).

Oleh karena itu, agama kita sangat melarang untuk berburuk sangka bahkan kepada hal buruk sekalipun. Sebab, semuanya adalah ketetapan dari Allah SWT. Kita tidak pernah tahu apa yang ada di dalam hati seorang. Boleh jadi dia berperilaku buruk, tetapi siapa yang tahu apa yang ada dalam hati.

Melalui kisah ini, semoga kita selalu menjadi hamba yang rajin bertaubat, selalu ingat akan dosa-dosa kita yang disadari maupun tidak disadari. Semoga kisah ini bermanfaat. Aamiin. (*)

***

Sumber: Habib Mundzir Al-Musawa
Editor: Muhammad Mihrob