Covid-19 Tak Kunjung Usai, Gus Hayat Ingatkan Masyarakat Perkuat Lumbung Pangan

 
Covid-19 Tak Kunjung Usai, Gus Hayat Ingatkan Masyarakat Perkuat Lumbung Pangan

LADUNI.ID, Jakarta - Pandemi Covid-19 memiliki imbas yang sangat besar bagi penurunan ekonomi masyarakat. Namun begitu, masyarakat dituntut untuk tidak boleh menyerah dan selalu mencari peluang menciptakan ekonomi kreatif untuk menunjang kebutuhan sehari-hari selama masa pandemi ini.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Alif Baa Banjarnegara, KH. Khayatul Makki atau Gus Hayat. Menurutnya, pandemi Covid-19 ini memang sangat besar pengaruhnya terhadap bidang perekenomian kita secara makro.

“Namun kita tidak usah membias terlalu jauh, yang penting bagaimana kita dapat menghasilkan sesuatu untuk pemenuhan kebutuhan primer, khususnya pangan," ungkap Gus Hayat, Sabtu (6/2/2021) lalu, memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar tidak berpikir negatif.

Gus Hayat juga menyampaikan bahwa kebutuhan dasar harus selalu terpenuhi oleh individu dan masyarakat. Sebab, akibat pandemi yang begitu besar, banyak warga masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-harinya dan memperburuk perekonomian kita.

Oleh karena itu, Gus Hayat memberikan saran kepada masyarakat agar bisa bangkit menghadapi pandemi ini. Caranya, lanjut Gus Hayat, kita semua harus kreatif dan inovatif dalam menyiasati sumber daya alam yang ada di sekitar kita.

"Kalau kita, di desa ada lahan pertanian, ayo kita olah lahan yang tidak produktif menjadi produktif, tentu saja dengan inovasi," terang Gus Hayat. Salah satu caranya misal dengan menanam varietas bibit tanaman yang bagus dan berkualitas, karena saat ini banyak dijual di balai bibit milik dinas pertanian.

Selain itu, lanjutnya, kita juga bisa mencari terobosan lain, yakni misalnya dengan mencari informasi di internet. Menurut Gus Hayat, sekarang ini kita harus mulai memperkuat lumbung pangan. Pesantren Aliif Baa saat ini sudah mulai melakukan itu. Sebab, pandemi masih belum jelas ujung pangkalnya.

Gus Hayat juga mencontohkan bahwa saat ini pesantrennya fokus pada bidang pertanian untuk varietas pisang, vanili, padi cepat panen dan kecele Jepang. Pisang misalnya, bila dikelola secara baik, maka akan menghasilkan nilai tambah yang signifikan. Pesantren Gus Hayat sudah menyiapkan lahan 1 ha untuk pisang.

“Kemudian kita siapkan demplot padi cepat panen dengan pupuk buatan sendiri. Diharapkan dengan pola yang dikembangkan Ponpes Aliif Baa, padi yang biasanya panen pada masa 100 hari dapat menjadi 75 hari. Kemudian kedelai Jepang bisa panen 2,5 bulan. Karena dengan memperpendek umur, maka akan menekan biaya operasionalnya,” jelasnya.

Mengingat situasi ekonomi yang dirasakan banyak pihak semakin sulit, Gus Hayat mengajak semua masyarakat, tokoh pemerintah, tokoh agama untuk bekerja sama, berkolaborasi guna mempertahankan ketahanan pangan kita.

"Saat ini butuh lumbung pangan, dapur umum dan lain sebagainya untuk saling berbagi," ujar Gus Hayat, sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman Times Indonesia pada Senin (8/2/2021). Gus Hayat melanjutkan bahwa satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah, saat pandemi ini perlu mematuhi aturan pemerintah.

“Kami sangat prihatin melihat situasi saat ini, masyarakat dihadapkan pada kesulitan hidup.  Bahkan kemarin ada seorang nenek nekat mencuri hanya untuk makan," ini sungguh tragis, kenang Gus Hayat prihatin.(*)

***

Editor: Muhammad Mihrob