Biografi KH. Lukman Al Karim Pengasuh Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang

 
Biografi KH. Lukman Al Karim Pengasuh Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Daftar Isi Biografi KH. Lukman Al Karim Pengasuh Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Guru-guru
3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Pesantren
3.2  Mendapatkan Isyarat
4.    Referensi

 

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir

KH. Lukman Al Karim atau yang kerap disapa dengan panggilan Gus Lukman lahir pada tanggal 21 Mei 1964 di Malang, Jawa Timur. Tepatnya di sebuah desa yang bernama Penanggungan Betek, Malang. Sebuah pedukuhan yang terletak di tengah kota, Kecamatan Lowokwaru. Beliau merupakan putra dari KH. Abdullah Fattah bin Mbah Daim Jotranegara.

1.2 Wafat

KH. Lukman Al Karim atau yang akrab disapa Gus Lukman telah tutup usia pada hari Jumat 08 September 2017 dini hari, di Rumah Sakit Persada, Malang.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
Gus Lukman memulai pendidikannya dengan belajar ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang pada waktu itu diasuh KH. Muhammad Yusuf Hasyim. Setelah selesai, beliau melanjutkan pendidikannya dengan "tabarrukan" (mencari berkah) ke pondok-pondok yang ada di Jawa dan Madura.

2.1 Guru-guru

Salah satu guru beliau yang paling masyhur adalah:

  1. KH. Muhammad Yusuf Hasyim

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Mendirikan Pesantren
Pada tahun 1995, Gus Lukman mendirikan Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh. Sebelum diresmikan, pondok dengan arti nama lautan maaf tersebut ditirakati dengan berdoa dan terjaga sepanjang malam (melekan). Tak hanya sekali, tetapi rutin dilaksanakan oleh Gus Lukman dan kakaknya, Gus Khoiri, setiap malam Jumat kurang lebih selama dua tahun. Pondok Pesantren yang berlokasi di Jalan Joyo Agung Atas, Kelurahan Tlogomas tersebut akhirnya diresmikan pada 1997 silam.

Ponpes tersebut sebelumnya berada di tengah area persawahan dengan lahan kurang lebih 500 meter persegi, dan sejak awal pondok itu menerapkan sistem balasi, yakni pembelajaran yang tidak dipungut biaya sepeserpun.

Santri-santri awal diajari tirakat di malam hari dengan melakukan ibadah qiyamullail tiap malam. Khususnya pada hari Kamis malam Jumat. Kegiatan tersebut pun tetap dijalankan hingga saat ini.

3.2 Mendapat Isyarat
Pada suatu, malam kira-kira tahun 1998 (Gus Lukman) masuk ke sebuah kamar yang berada di sebelah masjid di lingkungan ponpes. Setelah beribadah malam, sekitar pukul 03.00 dini hari menjelang Subuh, Gus Lukman tertidur.

Antara sadar dan tidak, dalam mimpinya itu beliau diberi oleh Allah isyarat atau perlambang. Gus Lukman melihat di dalam pondok itu ada sumber mata air yang besar sekali. Airnya bersih dan jernih. Kemudian banyak orang yang berduyun-duyun datang untuk meminumnya. Semakin banyak orang yang minum, semakin besar keluar air sumber tersebut. Mimpi tersebut seakan menjadi isyarat keberkahan pesantren yang telah didirikannya. 

4. Referensi

Diolah dan dikembangkan dari berbagai sumber yang mendukung. 


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 26 Februari 2021, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa tanggal 07 September 2023.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya