Historiografi Majapahit-Demak Menurut Naskah Babad Sangkala Tahun 1740

 
Historiografi Majapahit-Demak Menurut Naskah Babad Sangkala Tahun 1740

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam penuturan naskah-naskah Jawa-Bali, ada dua sejarah penting terkait jatuhnya Majapahit: tahun Saka 1400 (1478 M) dan tahun Saka 1449 (1527 M).

Selama ini sejarah Majapahit dibuat linear satu cerita: Majapahit ambruk, lalu muncul Demak, titik. Padahal, ada satu pelaku sejarah di antara Majapahit dan Demak yaitu, Daha, Kediri, yang menetukan ambruknya Majapahit itu.

Jadi ada dua antagonisme:

  • Majapahit vs Daha  (prasasti Petak tahun 1486 M menyebut wangsa Daha "ayuddha lawan ing Majapahit")
  • Daha vs Demak (kesaksian Tome Pires di tahun 1514 menyebut antagonisme ini).

Sumber primer Sejarah Wali Songo naskah Babad Cirebon kodeks CS 114 dan CS 105 PNRI menyebut dua sebutan untuk penguasa Majapahit:

  • Majapahit sebelum 1478 M bernama Prabu Brawijaya Mahospahit.
  • Majapahit setelah 1478 M bergelar Batara Mahospahit. Yang terakhir ini lalu disebut yang menyerang Demak. Lalu Demak menyiapkan serangan balasan hingga disebut jatuhnya Majapahit yakni, Majapahit yang di Daha bukan yang di Trowulan.

Naskah Kodeks CS 114 dari riwayat Maulana Hasanuddin Banten itu juga menyebut bahwa Maulana Hasanuddin (putra Sunan Gunung Jati) ikut dalam ekspedisi Demak menyerang Majapahit Kediri.

Tahun berapa jatuhnya Majapahit Kediri? Siapa yang memimpin serangan itu? Naskah CS 114 menyebut nama Sunan Ngudung, ayahanda Sunan Kudus.

Sementara naskah Babad Sangkala kodeks BR 608 PNRI hal. 3, menyebut nama Sunan Giri atau Rajeng Giri [yakni Sunan Giri Dalem atau Sunan Giri ke-2 bersama Sultan Trenggono Demak): Duk Rajeng Giri mring Kadhiri, Dal 1471 [Maret 1549-Feb 1550].

Dalam naskah Babad Sengkala koleksi British Library IOL Jav 36, f. 350r, disebut awal transisi jatuhnya Majapahit Kediri: dhuk ing Kadhiri, guwa jaladri wedhang patala (Kala di Kediri sedang terjadi transisi [dari masa Majapahit ke era para Wali]; tahun penanggalannya dengan kronogram:

guwa = goa = lambang angka 9
jaladri = laut = lambang angka 4
wedhang = minuman, air hangat = lambang angka 4
patala = pusat bumi = lambang angka 1
lalu baca terbalik, maka muncul angka tahun Saka 1449 = 1527-1528 M

Sekitar 23 tahun kemudian Kediri habis: menurut penuturan naskah Kodeks IOL Jav 36, f. 350v: nulya hing Daha katunon [terbakar], icalle Sang Rajeng [menghilangnya penguasa kota Kediri] Parwata [oleh Sunan Giri], wawu, 1473 [Maret 1551-Feb 1552].

Tahun berapa Kangjeng Sunan Giri 2 masuk Kedhiri memotong aliansi wangsa Daha-Portugis?

Ini penuturan naskah kodeks IOL Jav 36:

Dhuk Rajeng Prawata neng Kadhiri (i)ng wong amaca pakartining tunggal (Kala Raja Gunung (Sunan Giri) masuk Kediri; tahun kode sengkalanya:

wong = orang-orang = simbol angka 1
amaca = membaca = simbol angka 7
pakartining = mengusahakan, bekerja, berkarya = simbol angka 4
tunggal = simbol angka 1
baca terbalik, lalu dapat angka tahun Saka 1471 = 1549-1550 M)

Mengapa Majapahit Daha-Kediri diserang Demak?

Naskah Kodeks CS 114 menyebtu Batara Maospahit [di Kediri] dengan sebutan "kafir". Berarti ada masalah yang membuat sebutan ini dilekatkan kepada pengausa Daha, dan bukan dilekatkan kepada penguasa di Trowulan.

Seperti disebut Tome Pires dalam Suma Oriental, wangsa Daha (Dayo dalam bahasa Pires) berniat membangun aliansi strategis Kedhiri-Portugis untuk menghadapi Demak-Giri. Aliansi serupa mau dibangun Portugis di tanah Sunda, tapi keburu dipotong oleh Sunan Gunung Jati dan Panglima Fatahillah. Sehingga kerajaan Pakuan-Pajajaran dihancurkan pascapengusiran utusan Portugis dari Sunda Kelapa tahun 1527.

Artinya, berbeda dengan Majapahit Trowulan yang berkomitmen pada keadilan bagi rakyat (anggelar adil palamarta), maka Majapahit Daha dan Pajajaran justru merusak keadilan itu, dengan mengundang bibit-bibit kolonialisme bangsa asing masuk ke negeri ini merusak dan menjajah bangsa sendiri.

Kini Daha itu menjadi Londo Ireng… hingga kini... Baca dalam buku Historiografi Khittah dan Politik NU.(*)

***

Penulis: KH. Ahmad Baso
Editor: Muhammad Mihrob