Hikmah Malam Nishfu Sya’ban tidak Dirahasiakan

 
Hikmah Malam Nishfu Sya’ban tidak Dirahasiakan
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam Kalender Hijriyah, setiap tahun Malam Nishfu Sya’ban dipastikan jatuh pada malam di tanggal 15 Sya’ban atau pertengahan bulan di setiap bulan Sya’ban. 

Momentum Nishfu Sya’ban mengandung keutamaan yang sangat istimewa. Momentum tersebut termasuk malam yang dinantikan dan diharapkan oleh seluruh umat Islam agar mendapatkan keberkahannya.

Mengenai Malam Nishfu Sya'ban itu, ditemukan banyak keterangan terkait sejumlah istilah yang disematkan dalam momentum tersebut. Diriwayatkan bahwa Malam Nishfu Sya’ban juga sering disebut sebagai "Malam Pengampunan Dosa" (Lailah Al-Maghfirah) atau "Malam Munajat" (Lailah Ad-Du'a).

Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani menyematkan istilah Malam Nishfu Sya’ban sebagai "Malam Pembebasan" (Lailah Al-Bara’ah) sekaligus "Malam Keberkahan" (Lailah Al-Mubarakah), yakni malam di mana Allah menurunkan rahmat, keberkahan, kebaikan dan ampunan-Nya. Demikian ulama yang berjuluk Sulthanul Auliya’ (pemimpin para wali) tersebut menegaskan tentang keistimewaan Malam Nisfhu Sya'ban di dalam Kitab Al-Ghunyah, sebagaimana berikut: 

وَمِنْهَا سُمِّيَ لَيْلَةَ الْبَرَاءَةِ مُبَارَكَةٌ لِمَا فِيْهَا مِنْ نُزُوْلِ الرَّحْمَةِ وَالْبَرَكَةِ وَالْخَيْرِ وَالْعَفْوِ وَالْغُفْرَانِ لِأَهْلِ الْأَرْضِ

"Dan di antaranya, (Malam Nishfu Sya'ban) disebutkan dengan Malam Pembebasan, penuh keberkahan di dalamnya karena diturunkannya rahmat, keberkahan, kebaikan, dan pengampunan bagi penduduk bumi."

Masih terkait keterangan di dalam kitab yang sama, ulama yang kerap menjadi sarana "wushuliyyah" (keterhubungan pada Allah) dalam kegiatan keagamaan umat Muslim itu mengatakan berikut ini:

وَقِيْلَ وَاِنَّمَا سُمِّيَتْ لَيْلَةَ الْبَرَاءَةِ لِأَنَّ فِيْهَا بَرَاءَتَيْنِ بَرَاءَةٌ لِلْأَشْقِيَاءِ مِنَ الرَّحْمَنِ وَبَرَاءَةٌ لِلْأَوْلِيَاءِ مِنَ الْخَذْلَانِ

"Dikatakan, bahwa Malam Nishfu Sya’ban disebut Malam Pembebasan karena di dalamnya terdapat dua pembebasan. Pertama, pembebasan untuk orang-orang celaka dari siksa Allah yang Maha Penyayang. Kedua, pembebasan untuk para kekasih Allah dari kehinaan."

Demikianlah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani menyematkan Malam Nishfu Sya’ban sebagai "Malam Pembebasan". Hal ini lantaran Allah akan membebaskan orang-orang yang celaka dari siksa-Nya dan membebaskan para kekasih-Nya dari kehinaan.

Mungkin ada yang mempertanyakan, jika Malam Nishfu Sya’ban tidak dirahasiakan, lalu mengapa Allah SWT merahasiakan Malam Lailatul Qadar? Padahal di kedua malam itu, sama-sama dipenuhi rahmat dan ampunan-Nya.

Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan, bahwa Malam Lailatul Qadar sengaja dirahasiakan atau disamarkan oleh Allah agar kita tidak mengandalkannya dan selalu istiqomah di jalan-Nya. 

وَقِيْلَ إِنَّ الْحِكْمَةَ فِي أَنَّ اللهَ تَعَالَى أَظْهَرَ لَيْلَةَ الْبَرَاءَةِ وَأَخْفَى لَيْلَةَ الْقَدْرِ لِأَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الرَّحْمَةِ وَالْغُفْرَانِ وَالْعِتْقِ مِنَ النِّيْرَانِ، أَخْفَاهَا اللهُ لِئَلَّا يَتَّكِلُوْا عَلَيْهَا

"Dikatakan, bahwa hikmah Allah memperlihatkan Malam Pembebasan (Nishfu Sya’ban) dan menyamarkan Lailatul Qadar, adalah bahwa Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh kasih sayang, pengampunan, dan pembebasan dari neraka. Allah menyamarkan Lailatul Qadar agar setiap orang tidak mengandalkannya."

Ulama yang digelari Al-Quthb Ar-Rabbani itu kemudian melanjutkan:

وَأَظْهَرَ لَيْلَةَ الْبَرَاءَةِ لِأَنَّهَا لَيْلَةُ الْحُكْمِ وَالْقَضَاءِ وَلَيْلَةُ السُّخْطِ وَالرِّضَاءِ لَيْلَةُ الْقَبُوْلِ وَالرَّدِّ وَالْوُصُوْلِ وَالصَّدِّ، لَيْلَةُ السَّعَادَةِ وَالشَّقَاءِ وَالْكَرَامَةِ وَالنَّقَاءِ فَوَاحِدٌ فِيْهَا يُسْعَدُ وَالْآخَرُ فِيْهَا يُبْعَدُ، وَوَاحِدٌ يُجْزَى وَيُخْزَى وَوَاحِدٌ يُكْرَمُ وَوَاحِدٌ يُحْرَمُ، وَوَاحِدٌ يُهْجَرُ وَوَاحِدٌ يُؤْجَرُ

"Dan Allah memperlihatkan malam pembebasan (Nisfu Sya’ban) karena ia adalah malam penghakiman dan pemutusan, malam kemurkaan dan keridhoan, malam penerimaan dan penolakan, malam peyampaian dan penolakan, malam kebahagiaan dan kecelakaan, malam kemuliaan dan pembersihan. Sebagian orang beruntung, sebagian yang lain dijauhkan dari rahmat-Nya, ada yang dibalas pahala, ada pula yang dihinakan, ada yang dimuliakan, ada pula yang dicegah dari rahmat-Nya, salah seorang didiamkan, salah seorang diberi pahala."  (Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghunyah li Thalibil Haqqi 'Azza wa Jalla, hlm. 283)

Demikianlah hikmahnya kenapa Malam Nishfu Sya'ban tidak dirahasiakan, sedangkan Malam Lailatul Qadar dirahasiakan oleh Allah SWT. Karena itu, kalau Malam Nishfu Sya'ban tidak dirahasiakan tetapi tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam meraih keberkahannya, maka hal itu sangat disayangkan. Sementara itu, tidak semua orang juga dapat meraih kemuliaan Malam Lailatul Qadar yang keberadaannya saja dirahasiakan oleh Allah SWT.

Semoga kita termasuk dalam golongan hamba yang beruntung, yang menghidupkan Malam Nishfu Sya'ban dengan berbagai amal kebaikan. Amin. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 28 Maret 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ali Ramadhan

Editor: Hakim