Tarawih Itu Sunnah, Mencari Nafkah Itu Wajib

 
Tarawih Itu Sunnah, Mencari Nafkah Itu Wajib
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - KH. Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha, pernah mengingatkan untuk tidak berlebihan dan tidak memaksakan umat Muslim yang lain susah menjalani syariat Islam. Seperti diketahui, Ramadhan adalah bulan yang berlimpah ampunan, keberkahan dan rahmat Allah SWT. Akan tetapi, menurut Gus Baha, jangan sampai momen Ramadhan dan keutamaan ibadah-ibadah sunnah di dalamnya itu memberatkan umat muslim lain yang berhalangan, misalnya tentang adanya keutamaan melaksanakan shalat Tarawih dengan berjamaah di masjid. 

"Jangan terlalu membesar-besarkan hal yang berpotensi membuat orang biasa jadi susah menjalankan syariat Islam. Hindarilah omongan, seperti misalnya saat bulan Ramadhan, 'Rugi, Ramadhan hanya setahun sekali, kok gak shalat Tarawih di masjid berjamaah. Itu namanya tak menghargai perasaan orang. Di luar sana itu, ada satpam, penjaga toko, tukang ojek, tukang parkir, dan banyak pekerja di malam hari yang mungkin menangis di dalam hati. Mereka juga ingin Tarawih, tapi apa daya mereka sedang bekerja," ulas Gus Baha. 

Santri Kyai Maimoen Zubair itu kemudian melanjutkan dan menerangkan bahwa hukum menjalani ibadah Tarawih itu sunnah, sedangkan mencari nafkah itu wajib.

“Tarawih itu sunnah. Sementara mencari nafkah itu wajib. Menghindari diri dari kemiskinan secara ekonomi supaya tidak menjadi beban orang lain, itu adalah hal yang paling utama," sambung Gus Baha. 

Gus Baha menegaskan, memang di dalam riwayat ada keterangan yang jelas bahwa Kanjeng Nabi SAW itu sangat mencintai shalat Tarawih, namun beliau sengaja meninggalkannya setelah beberapa hari shalat. Hal ini dilakukan tidak lain supaya Tarawih tidak dianggap sebagai ibadah wajib. Bahkan dalam hal shalat wajib sekalipun, menurut Gus Baha, berdasarkan Hadis Nabi, seyogyanya agar imam shalat itu jangan terlalu lama dalam membaca bacaan surat di dalam shalatnya.

"Kanjeng Nabi itu sangat suka shalat. Suatu saat, ketika Kanjeng Nabi mengimami shalat, beliau mendengar bayi menangis. Lalu Kanjeng Nabi memutuskan untuk mempercepat shalatnya karena khawatir ibu dari bayi yang jadi makmumnya."

Jadi, berdasarkan ajaran Islam yang diteladankan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW, pada dasarnya Islam itu memudahkan bukan justru menyusahkan sebagaimana sering kali disalahpahami. Seharusnya, orang Islam dapat memahami Islam secara proporsional, mana yang termasuk bagian kewajiban dan mana yang termasuk bagian sunnah. Sehingga, jika bisa dipahami dengan baik, maka ibadah yang akan dilaksanakan itu seimbang dan tidak memberatkan.

Sebagaimana kisah di atas, bahwa pada dasarnya shalat Tarawih itu sunnah, sedangkan mencari nafkah itu wajib, maka tidak perlu ada orang yang kemudian berkata lantang bahwa orang-orang yang tidak bisa melaksanakan Tarawih berjamaah di masjid itu dianggap merugi. Padahal itu adalah ibadah sunnah yang bisa dilakukan sendiri juga. Orang yang tidak berjamaah melaksanakan Tarawih di masjid karena masih sibuk mencari nafkah, bisa saja melaksanakannya sendiri di rumah. Atau kalaupun tidak bisa melaksanakannya, hal itu bukanlah suatu aib yang perlu dipandang rendah. []


Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian KH. Bahauddin Nursalim. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 14 April 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ali Ramadhan

Editor: Hakim