Khutbah Jumat: Optimislah Rahmat dan Ampunan Allah Sangat Luas

 
Khutbah Jumat: Optimislah Rahmat dan Ampunan Allah Sangat Luas
Sumber Gambar: Foto (dok. Laduni.ID)

KHUTBAH PERTAMA :

اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِى خَلَقَ الْاِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمِ وَالّذِيْ هَدَانَا لِطَرِيْقِهِ الْقَوِيْمِ وَفَقَّهَنَا فِي دِيْنِهِ الْمُسْتَقِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لآاِلهَ إِلّاَ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُوْصِلُنَا إِلَى جَنَّاتِ النَّعِيْمِ وَتَكُوْنُ سَبَبًا لِلنَّظَرِ لِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ. وأَشْهَدُ أَنْ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِىُ الرَّؤُفُ الرَّحِيْمُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِى الْفَضْلِ الْجَسِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم، وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْا اِلَّا اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًا. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ     

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Mengawali khutbah jumt’at ini, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita dengan menjalankan hal-hal yang menjadikan kita mendapatkan pahala, yang mengantarkan keselamatan baik di dunia maupun selamat di akhirat. Begitu juga marilah kita menghindari dan menjauhi dari hal-hal yang menyebabkan kita mendapatkan dosa, yang mengantarkan kepada kesengsaraan di dunia maupun di akhirat.

Maa’syiral Muslimin rahimakumullah,

Dalam Islam manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, bersih dari setiap dosa, tanpa pernahmem bawa sedikit dosa dan kesalahan. Dalam ajaran islam tidak dikenal sebagaimana pada agama Nasrani bahwa setiap manusia dilahirkan sambil membawa kesalahan Adam, ketika dia memakan buah yang dilarang oleh Allah SWT.

Ada orang yang lebih memilih untuk terus tenggelam dalam perbuatan dosa dan maksiat hanya karena ia merasa telah terlanjur melakukan banyak dosa dan maksiat. Ketika dikatakan kepadanya, “Bertaubatlah kamu”, maka jawabannya pun ringan dengan nada pesimisme, “Untuk apa saya bertaubat, apakahTuhan masih mau mengampuni saya?

Jawaban sepeti ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah orang yang mengucapkannya benar-benar telah merasa putus asa (hopeless) dan jauh dari rahmat Allah. Ia merasa bahwa dosanya yang menggunung itu tidak terampuni lagi.

Kesalahan terbesar manusia adalah pesimis dan tidak menyakini bahwa Allah SWT Tuhan yang Maha memberikan ampunan kepada segenap hamba-hambanya yang berdosa, selagi hambanya itu mau benar-benar bertaubat dengan taubat nasuha dan berjanji dengan segenap hati tidak akan mengulangi lagi.

Maa’syiral Muslimin rahimakumullah,

Kita sebagai manusia tidak boleh menganalogikan Allah dengan manusia. Ketika seseorang banyak disakiti oleh yang lain mungkin saja pintu hati dan maafnya akan tertutup untuk memberikan maaf kepada orang yang menyakitinya. Tetapi Allah tidaklah demikian. Allah SWT  memiliki Sembilan puluh Sembilan sifat yang dilukiskan dalam Al Qur’an yang sering kita kenal dengan Asmaul Husna (Nama-nama yang baik) diantara sekian banyak sifat-sifat Allah itu Pengampun lagi Maha Penyayang.Dalam SuratAz Zumar ayat 53 Allah berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ -٥٣-

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang MahaPengampun lagi Maha Penyayang

Setidaknya ada tiga hal yang terkandung dalam surat Az Zumar:

Pertama,Optimis dan tidak putus asa dari Rahmat Allah. Ayat ini menggambarkan bahwasanya kasih sayang dan rahmat Allah begitu besar kepada hambanya yang mau bertaubat dan menyadari akan segala kesalahannya. Allah menyeru dengan panggilan yang lembut penuh kasih sayang agar hambanya yang berdosa mau kembali dan bertaubat memohon ampunan kepada Allah.

Ibnu Kasir menjelaskan bahwa ayat ini merupakan seruan kepada para pendurhaka dan pendosa agar bertaubat dan kembali kepada Allah SWT dan tidak putus asa dari rahmat Allah. Meskipun berdosa dan melampaui batas Allah memanggil kita dengan seruan kasih sayang“Yaa ‘Ibaadii”hamba-hambaKu.

Kedua, Point kedua dari SuratAz Zumar ayat 53 ini adalah penegasan bahwa Allah mengampuni segala dosa. “Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah mengampuni segala dosa-dosa tanpa peduli betapapun banyaknya, asalkan pelakunya mau bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat At Taubah ayat 104:

أَلَمْ يَعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ -١٠٤-

Artinya"Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang".

Maa’syiral Muslimin rahimakumullah,

Sebagai hamba kita tidak boleh berprasangka buruk kepada Allah karena kita sudah terlalu banyak dosa lalu Allah tidak akan memberikan ampunan. Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menyatakan “Asal kamu menyadari bahwa kamu memang berdosa, lalu kamu memohon kepada Allah agar diberikan ampun lalu kamu bertaubat dan kembali kejalan Allah, maka dosa itu akan diampuni, meskipun bagaimana besarnya dan banyaknya dosa itu.”

Point yang ketiga dari Surat Az Zumar ayat 53 adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ (٥٣).....

“Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Ayat diatas menjelaskan bagaimana luasnya rahmat Allah kepada hamba-hambanya yang berdosa dan melampaui batas. sehingga bagaimanapun besarnya dosa dan kesalahan hamba-hambanya sebanyak butiran pasir maka akan dihembus oleh Ampunan Allah

Sebagai hamba kita harus percaya dan menyakini akan ampunan dan kemurahan Allah yang tidak akan pernah merasa sakit hati terhadap orang-orang yang telah menyakiti-Nya dengan mendurhakai perintah-perintah-Nya dan mengerjakan larangan-larangan-Nya. Bagi Allah, kita taat ata upun durhaka tidak akan menambah atau mengurangi kekuasaan-Nya sedikit pun. Ketaatan dan keburukan apapun yang dilakukan seseorang, manfaat dan kerugiannya akan kembali kepada diriya sendiri. Allah sama sekali tidak ingin disembah agar kekuasaan-Nya bertambah ataupun menghukum orang yang telah durhaka kepada-Nya agar kekuasaan-Nya tidak berkurang. Semua demi kebaikan manusia itu sendiri. Itulah mengapa Allah senantiasa membuka pintu maaf-Nya bagi siapa saja yang secara tulus ikhlas mau bertaubat dan kembali kepada-Nya. Dia akan menerima taubat orang itu, meskipun dosa dan kesalahannya sangat banyak.

Dalam kehidupan, kita sebagai hamba tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah betapapun banyaknya dosa kita. Kita harus selalu optimis dari rahmat dan ampunan Allah karena Allah adalah dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Demikianlah khutbah singkat ini, semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang senantiasa mengharap rahmat Allah SWT untuk mencapai kebahagian didunia dan akhirat. Amin...

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

DO’A KHUTBAH

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

___________________________
Oleh: Ahmad Baedowi, M.Si.
SaifulHadi el-sutha, Kadoterindahuntuk orang berdosa, (Jakarta, erlangga, 2020), hal. 30