Kisah Santri Papua Menabung untuk Hari Raya Idul Fitri

 
Kisah Santri Papua Menabung untuk Hari Raya Idul Fitri
Sumber Gambar: Dok.Laduni.ID

Laduni.ID, Sorong - Karena kurang seminggu lagi lebaran, malam ini, sehabis khataman darusan yang ke-4, saya membagi uang tabungan anak-anak. Dari 64 anak yang menabung, Aminah Simurut-lah yang jumlah uang tabungannya paling banyak, yaitu Rp. 442.000.

Kendati ada beberapa anak yang jumlah tabungannya hanya Rp. 2.000, namun total keseluruhan uang tabungan anak-anak yang dititipkan pada saya sejak habis lebaran tahun lalu itu mencapai hampir 5 juta-an. Sebuah angka yang menunjukkan sebuah kenaikan yang sangat signikan jika dibandingkan tahun lalu dan tahun sebelumnya.

Baca juga: Usai Acara Isra’ Mikraj, Santri Madin Al-Ibriz Iru Nigeiyah Nonton Layar Lebar

"Saya minta kalian tidak menggunakan uang untuk membeli hal-hal yang tidak bermanfaat. Tidak usah beli petasan atau kembang api. Kalau pengennya tidak bisa ditahan, beli satu saja. Mengumpulkan uang itu sulit kan? Setahun saja, jumlah tabungan kalian ada yang cuma dapat dua ribu," pesan saya pada anak-anak setelah mereka menerima uang tabungan mereka.

Saya pun sempat bertanya pada salah seorang anak terkait uang tabungan mereka itu akan digunakan untuk apa. "Mau saya buat beli sandal lebaran," kata Wahyuddin Irwanas dengan raut bahagia.

Baca juga: SGTP: Antusiasme Warga Suku Kokoda Papua Memperingati Isra’ Mikraj

Adanya anak-anak menabung ini berawal dari hal sepele sebenarnya. Suatu ketika saya ngobrol-ngobrol ringan dengan anak-anak seperti biasanya. Entah apa isi obrolan tiga tahun lalu itu tepatnya, saya lupa. Yang jelas, sejak itu ada anak yang menabung. Saya pun semula tidak percaya obrolan ringan itu ternyata diseriusi oleh mereka. Dari satu anak, akhirnya yang lain pun ikutan. Dan setiap lebaran menjelang, saya pun membagikannya.

Namun, di awal-awal anak-anak mulai nabung dulu, batin saya sering berkomentar miring: "Lha iya, orang Papua sudah bagus hidup zuhud, kok malah kau ajari menabung!" Tapi di lain waktu, terkadang batin saya itu juga berkomentar sebagaimana yang tadi juga saya sampaikan pada anak-anak: "Kita hidup ini juga menabung. Bukan menabung uang, tapi pahala. Besok kalau kita sudah meninggal, kita akan melihat jumlah tabungan pahala kita. Jika jumlahnya banyak, kita akan senang. Tapi kalau sedikit, ya salah kita sendiri akan menyesal nanti."

Baca juga: Papeda Mengisi Perut Kami untuk Pergi Mengaji

Selain anak-anak, sebagian para orang tua mereka juga ada yang hadir ketika saya membagi uang tabungan. Ada yang tidak menyangka anak mereka punya tabungan dengan jumlah yang banyak, ada juga yang menggerutu terhadap anaknya lantaran sangat sering dikasih uang nabung tapi tidak dibuat nabung.

"Program menabung ini sangat bagus. Dengan adanya tabungan, beban kita sebagai orang tua jadi agak ringan ketika akan lebaran seperti ini. Misal kita ingin membelikan pakaian lebaran buat anak, kita tidak bingung. Anak yang tabungannya sudah cukup buat beli pakaian, tinggal kita bisa antar untuk membeli. Yang kurang, kita bisa cuma tambah sedikit," kata pak Hamzah Edoba, imam masjid di Kurwato, mengomentari adanya anak-anak yang menabung.

 

Sumber: Ustadz Agus Setyabudi, Pengajar di Madrasah Diniyah Al-Ibriz Iru Nigeiyah, Sorong, Papua Barat.

===============================================================
Catatan tambahan:
Anda bisa turut serta membantu dalam bentuk dana untuk pengembangan dakwah Islam di wilayah pedalaman Papua Barat dengan mengirimkan ke:
Rekening bank Mandiri
atas nama Yayasan Dakwah Islam Aswaja
nomor rekening 070.00.0664.8054.
Konfirmasi ke Koordinator SGTP III dengan bapak Aidy Ilmy HP/WA 0812.1011.796.
Mohon menambahkan jumlah transfer dengan akhir digit "99", contoh Rp 500.099;

Catatan:
1. Kami tidak memungut biaya administrasi dan menyalurkan keseluruhan dana ke kegiatan di Papua Barat.
2. Untuk mengunjungi lokasi dapat menghubungi koordinator di tempat dengan Ustadz Agus Setyabudi di HP./WA. 0852.2774.8441.
3. Bangunan Madrasah Diniyyah Al-Ibriz Iru Nigeiyah di kompleks pemukiman suku Kokoda di Kurwato adalah sumbangan dari kegiatan SGTP I-III.
4. Yayasan Dakwah Islam Ahlussunnah wal Jamaah memperoleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU: 0028651.AH.01.04.