Menelaah Keutamaan Silaturrahmi

 
Menelaah Keutamaan Silaturrahmi
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Silaturrahmi merupakan ibadah yang sangat agung, mudah dan membawa berkah. Kaum Muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal sholeh ini.

Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum Muslimin bersilaturrahmi. Bukankah silaturrahmi merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia? Karena dapat menyempurnakan rasa cinta dan interaksi sosial antar umat manusia. Silaturrahmi juga merupakan dalil dan tanda kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang. Silaturrahmi termasuk akhlak yang mulia. Dianjurkan dan diseru oleh Islam. Begitu juga diperingatkan untuk tidak memutuskannya.

Berikut ini di antara beberapa keutamaan silaturrahmi:

1. Silaturrahmi merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-tandanya

Penjelasan tersebut berdasarkan Hadis yang diriwayat dari Abu Hurairah r.a, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ, وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR. Bukhari)

2. Silaturrahmi adalah penyebab bertambah umur dan luas rezeki

Hal ini berdasarkan Hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barang siapa yang senang diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR. Bukhari)

3. Silaturrahmi menyebabkan adanya hubungan Allah SWT bagi orang yang menyambungnya

Rasulullah SAW bersabda:

إَنَّ اللهَ خَلَقَ الْخَلْقَ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْهُمْ قَامَتِ الرَّحِمُ فَقَالَتْ:هَذَا مَقَامُ الْعَائِذُ بِكَ مِنَ الْقَطِيْعَةِ. قَالَ: َنعَمْ, أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكَ وَأَقْطَعَ مَنْ َقطَعَكَ؟ قَالَتْ: بَلَى، قَالَ: فَذَلِكَ لَكَ

"Sesungguhnya Allah SWT menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia berfirman: 'Benar, apakah engkau ridho jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau?' Ia menjawab: 'iya'. Dia berfirman: 'Itulah untukmu.'" (HR. Bukhari)

Dan dalam satu riwayat lain, Imam Bukhari meriwayatkan dengan lafadh berikut:

فَقَالَ اللهُ تعالى: مَنْ وَصَلَكَ وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَكَ قَطَعْتُهُ

“Allah SWT berfirman: 'Barang siapa yang menyambung engkau (rahim), niscaya Aku menyambungnya dan barang siapa yang memutuskan engkau, niscaya Aku memutuskannya.”

4. Silaturrahmi merupakan salah satu penyebab utama masuk surga dan jauh dari neraka

Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari r.a, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka. Maka Nabi SAW bersabda:

تَعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ

“Engkau menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturrahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan dalam satu riwayat lain disebutkan dengan lafadh berikut:

إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أَمَرْتُهُ بِهِ دخَلَ َالْجَّنَّةَ

“Jika dia berpegang dengan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya ia masuk surga.”

5. Silaturrahmi merupakan bentuk ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT serta merupakan petunjuk kekhusyukan seorang hamba kepada Allah SWT

Terkait hal ini Allah SWT berfirman:

وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَآأَمَرَ اللهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيَخشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ

“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS. Ar-Ra’d: 21)

6. Ganjaran silaturrahmi itu lebih besar daripada memerdekakan budak

Diriwayatkan dari Ummul Mukminin Maimunah binti Al-Harits r.ha, bahwasanya dia memerdekakan budak yang dimiliki dan tidak memberi kabar kepada Nabi SAW sebelumnya. Lalu tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia berkata: 'Apakah engkau merasa, wahai Rasulullah, bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan) milikku?' Rasulullah bertanya: 'Apakah sudah engkau lakukan?' Maimunah menjawab: 'Ya.' Lalu Rasulullah SAW bersabda:

أَمّا إِنَّكِ لَوْ أَعْطَيتِهَا أَخْوَالَكِ كَانَ أَعْظَمَ ِلأَجْرِكِ

“Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya untukmu.” (HR. Bukhari)

7. Di antara besarnya ganjaran silaturrahmi, sesungguhnya sedekah terhadap keluarga sendiri (lebih besar nilainya) tidak seperti sedekah terhadap orang lain

Diriwayatkan dari Salman bin ‘Amir r.a, Nabi SAW bersabda:

الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ

“Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR. Tirmidzi)

Demikian pula dengan Hadis yang diriwayatkan oleh Zainab As-Tsaqafiyah r.ha, istri Abdullah bin Mas’ud r.a, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi SAW tentang apakah boleh dia bersedekah kepada suaminya dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhannya. Maka menanggapi hal itu Nabi SAW lalu bersabda:

لَهَا أَجْرَانِ: أَجْرُ الْقَرَابَةِ وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ

“Untuknya dua pahala, pahala kekeluargaan dan pahala sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Demikianlah keutamaan-keutamaan silaturrahmi yang perlu diperhatikan. Jika diperhatikan lebih seksama, termasuk hak keluarga dan kerabat adalah dengan kita mengunjungi yang sakit dari mereka, membantu yang fakir, memperhatikan yang membutuhkan dari mereka, mengasihi yang kecil, membantu anak yatim, menghormati yang besar, dan memberikan kebaikan kepada mereka (mengutamakan mereka) sebelum kepada selain mereka, memberikan senyum kepada mereka saat bertemu, lembut berkata-kata bersama mereka, berbuat baik dalam berhubungan baik dengan mereka, dalam arti saling mengunjungi, saling memberi hadiah dan salam, serta saling mendoakan.

Perihal silaturrahmi ini tidak hanya berhenti sampai di sini, tetapi kita juga harus menyambung hubungan dengan mereka, sekalipun mereka bersikap kaku dan memutuskan hubungan. Kita harus tetap bersikap santun kepada mereka, sekalipun mereka bersikap bodoh dan tak acuh. Demikian ini yang justru akan menjadi sebab terangkatnya derajat kita di sisi Allah SWT. 

Ada yang berkata: "Berbuat baiklah kepada manusia niscaya engkau dapatkan hatinya." Tapi sepertinya agak kurang tepat ketika kita sering kali melihat seseorang yang menjadi "budak" hanya karena perbuatan baik.

Imam Muslim dan Imam Ahmad Rahimahumallah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, yang megatakan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW seraya berkata: 'Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki kerabat yang terus aku sambung hubungan dengan mereka, sedangkan mereka memutuskannya, aku berbuat baik kepada mereka dan mereka berbuat jahat kepadaku, serta mereka bersikap bodoh kepadaku, sedangkan aku selalu bersikap santun kepada mereka.' Mendengar curhatan itu, Rasulullah SAW lalu bersabda:


لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ، فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ، وَلاَيَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيْرٌ عَلَيْهِمْ مَادُمْتَ عَلَى ذلِكَ

“Jika engkau benar-benar seperti yang engkau katakan, maka seolah-olah engkau menaburkan 'bara panas' di wajah mereka, dan senantiasa kemenangan dari Allah SWT menyertaimu terhadap mereka, selama engkau tetap seperti itu.” (HR. Muslim)

Tidak jarang kita mendapati, bahwa sebagian orang tidak menyambung hubungan dengan kerabatnya kecuali apabila mereka menyambungnya. Padahal yang demikian ini, pada hakikatnya bukanlah yang dimaksud menyambung tali silaturrahmi. Demikian ini hanyalah membalas jasa saja, karena sesungguhnya martabat dan fitrah yang sehat menuntut untuk membalas jasa kepada orang yang berbuat baik, sama saja ia termasuk kerabat atau bukan.

Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash r.a, Nabi SAW bersabda:

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلكِنَّ الْوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

“Orang yang menyambung (tali silaturrahmi) bukanlah orang yang membalas jasa, akan tetapi orang yang menyambung (tali silaturrahmi) adalah yang apabila diputuskan hubungan (silaturrahmi)-nya, ia menyambungnya.” (HR. Bukhari)

Dan diriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir r.a, aku berkata: 'Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang amalan yang utama.' Maka Rasulullah SAW kemudian bersabda:

صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَأَعْرِضْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ

“Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan persaudaraan)-mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu.” (HR. Ahmad)

Selain itu, termasuk dari silaturrahmi adalah dengan mengampuni kesalahan orang lain, dan menutupi kekeliruan. Tiada akal sehat, keutamaan, dan kecerdasan kecuali kita menyambung tali silaturrahmi kepada orang yang telah memutuskan, memberi kepada orang yang tidak pernah memberi, memaafkan kepada orang yang berbuat zalim kepada kita, dan bersikap santun kepada yang bodoh terhadap kita.

Diterangkan dalam Kitab Tanbihul Ghafilin karya Abu Laits As-Samarqondi, bahwa di antara keutamaan silaturrahmi adalah berikut ini:

1. Mendapatkan ridho dari Allah SWT
2. Membuat orang yang kita kunjungi berbahagia
3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturrahmi
4. Disenangi oleh banyak orang
5. Membuat iblis dan setan marah
6. Memanjangkan usia
7. Menambah banyak dan berkah rezeki
8. Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.

Keutamaan-keutamaan silaturrahmi yang sangat besar itu sangat disayangkan jika tidak diperhatikan. Sebagai umat Islam yang mengikuti jejak keteladanan Nabi Muhammad SAW, tentunya kita juga harus mengikuti apa-apa yang dianjurkannya, termasuk dalam hal ini adalah tentang anjuran silaturrahmi. Jangan sampai karena kepentingan ego, lantas seseorang mengabaikan pentingnya silaturrahmi kepada sanak saudara. Setidaknya di setiap momen Hari Raya Idul Fitri, seseorang bisa menyempatkan diri untuk kembali menyambung tali silaturrahmi yang mungkin selama ini kurang atau bahkan tidak terjalin. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 11 Mei 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Hakim