Makna Hari Raya Idul FItri

 
Makna Hari Raya Idul FItri
Sumber Gambar: Foto (ist)

Laduni.ID Jakarta - Suatu hari Khalifah Umar bin Abdul Aziz menatap putranya Abdul Malik yang sedang mengenakan pakaian usang dihari raya. Umar pun lalu menangis.

Putranya yang melihat sang ayah menangis bertanya, "Apa yang membuatmu menangis wahai ayahku?"

Baca Juga: Dzikir Malam Idul Fitri Seperti Beribadah Seumur Hidup

Umar menjawab, "Wahai putraku.. Aku takut bila engkau keluar & bermain bersama anak-anak di luar sana dengan hati yang hancur."

Putra yang sangat berbakti itu berkata, "Orang yang hatinya hancur adalah mereka yang bermaksiat kepada Rabb mereka dan durhaka kepada ibu bapak mereka. Dan aku berharap agar Allah meridhoiku berkat ridhomu padaku wahai ayah."

Segera saja Umar memeluk putranya dengan erat lalu mendoakannya. Dikemudian hari, putranya tersebut menjadi seorang yang sangat zuhud.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Idul Fitri di Berbagai Daerah dan Negara

Di kesempatan yang lain datanglah putri-putri Umar bin Abdul Aziz mengadu kepadanya, "Ayah, besok adalah hari raya, sementara kami belum memiliki pakaian baru. Umar pun menatap mereka dan berkata, "Putri-putriku. Hari raya itu bukan bagi orang yang memakai pakaian baru. Hari raya itu bagi orang yang takut akan hari kiamat."

Bendahara negara yang melihat pemandangan yang mengharukan itu memberi tawaran kepada sang Khalifah, "Wahai Amirul Mukminin.. Apa salahnya bila kami membayarkan gaji anda bulan depan lebih awal?

Baca Juga: Tatacara Shalat Idul Fitri yang Sesuai Dengan Sunah Rasul

Mendengar tawaran itu, Umar menatap sang bendahara dengan tatapan marah. Umar berkata, "Apakah kamu mengetahui ilmu ghaib sehingga engkau tau bahwa aku masih akan hidup sehari setelah hari ini?

Engkau benar wahai Amiirul Mukminin, bahwa tak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari. Allah azza wa jalla berfirman:

 وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS: Luqman: 34).