Tipologi Ibadah Manusia

 
Tipologi Ibadah Manusia
Sumber Gambar: Facebook Rakimin Al Jawiy

Laduni.ID, Jakarta – Didalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa tugas manusia itu ada dua. Pertama sebagai Khalifah, yang bertugas mengelola alam semesta agar mendatang kemaslahatan manusia. Diantara aktornya adalah dari menjadi presiden, gubernur, hingga ketua RT bahkan (dalam lingkup terkecil) kepala keluarga, dari profesi dosen, guru, dokter, arsitektur juga direktur.

Yang kedua adalah sebagai Abdullah yang bertugas menjalankan ibadah kepada Allah SWT dengan ragam cara dan motivasinya.

Hal ini diperkuat dalam Al-Qur’an bahwa Allah memberikan mandat kepada jin dan manusia untuk menjalankan ibadah, baik maghdah (vertikal) maupun ghoiru maghdah (horizontal) tentunya.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat; 56)

Ketika manusia merealisasikannya, ternyata ibadah manusia memiliki cara dan sikàp bahkan keyakinan yang berlainan.

Alī bin Abī Thālib RA berkata:

إِنَّ قَوْمًا عَبِّدُوا اللهَ رَغْبَةً، فَتَلَكِ عِبَادَةُ التُّجَّارِ. وَإِنَّ قَوْمًا عَبَّدُوا اللهَ رَهْبَةً، فَتَلَكِ عِبَادَةُ الْعَبِيْدِ. وَإِنَّ قَوْمًا عَبَّدُوا اللهَ شُكْرًا، فَتَلَكِ عِبَادَةُ الأَحْرَارِ.

Bahwa ibadah kaum Muslim terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:

  1. Tipe Ibadahnya Pedagang

Maksudnya, ibadah seperti ini merupakan bentuk ibadah yang mengharapkan imbalan surga dari Allah. Golongan pertama ini melakukan amal shaleh atau ibadah semata-mata hanya tergiur oleh pahala yang besar di sisi Allah berupa Surga.

  1. Tipe Ibadah Seorang Hamba

Pada golongan yang kedua ini, seorang muslim melakukan ibadah kepada Allah karena takut akan siksa-Nya. Sebagaimana seorang budak yang takut kepada tuannya bila tidak patuh dengan perintah. Maka golongan ini disebut dengan ibadahnya seorang budak.

  1. Tipe Ibadah Orang Arif

Golongan ketiga adalah golongan muslim yang beribadah kepada Allah didasari atas rasa syukur kepada-Nya. Amal shaleh dengan dasar niat seperti tersebut terbilang cukup bijaksana, karena itulah golongan ketiga ini disebut dengan ibadah orang-orang yang bijak atau arif.

 

Oleh: Rakimin Al-Jawiy – Dosen Psikologi Islam Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia