Manusia tidak Diciptakan dengan Tanda Bahwa Seseorang Bertaqwa atau tidak

 
Manusia tidak Diciptakan dengan Tanda Bahwa Seseorang Bertaqwa atau tidak
Sumber Gambar: Scene Film Peekay

Laduni.ID, Jakarta – Semua manusia di muka bumi adalah sama derajatnya, yang membedakan ialah ketaqwaannya. "Bila orang beragama A dan beragama B, atau yang beriman dan tak beriman duduk berdampingan dan tak berkata-kata, niscaya kau melihat mereka sama saja. Manusia." Begitulah tulisan yang disampaikan oleh KH. Husein Muhammad dalam postingan di laman Facebook pribadinya pada Selasa, 15 Juni 2021.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. Al Hujarat: 13)

Manusia tidak diciptakan dengan tanda bahwa ia bertaqwa atau tidak, jika seorang dengan beragama A dipakaikan pakaian beragama B, maka orang lain akan mengetahuinya ia beragama B, begitupun sebaliknya.

Keadaan demikianlah yang mengharuskan manusia untuk saling bahu-membahu dalam kebaikan, bukan melakukan suatu kerusakan yang mengatasnamakan suatu agama.

Terdapat sebuah film asal India berjudul PK (Peekay/pemabuk) yang perankan oleh Amir Khan. Film tersebut mengisukan kebencian terhadap suatu agama dari sebuah sekterian di India. Terdapat kritik keras terhadap konsep wrong number/salah sambung terhadap para pemuka agama yang menggunakan agama dan nama Tuhan sebagai alat bisnis atau kepentingan pribadi lainnya.

Mengutip ayat Tuhan, menjual nama Tuhan untuk menakuti-nakuti orang, dan menggerakkan merka untuk kepentingan popularitas semata.

“Tuhan tidak perlu di bela hingga kita bertikai. Kita, dunia ini, di tempat duduk ini sangatlah kecil dibandingkan dengan semesta ini. Tuhan mampu membuat segalanya berjalan. Kita terkadang terlalu arogan, merasa lebih pantas menghakimi manusia lain ketika bicara mengenai agama daripada Tuhan itu sendiri, seolah-olah merasa perpanjangan tangan Tuhan,” begitulah pesan yang disampaikan tokoh utama dalam film tersebut. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.