Kisah dari al-Habib Umar bin Hafidz, Teriakan dari Dalam Kubur

 
Kisah dari al-Habib Umar bin Hafidz, Teriakan dari Dalam Kubur
Sumber Gambar: Dokumentasi Istimewa, Iluatrasi: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta - Suatu cerita tentang seorang yang mati di zaman syekh Abdul Qadir Al-Jilani. Setelah dikubur orang tersebut berteriak-teriak karena kesakitan sehingga orang-orang disekitarnya (shahabat syekh) mendengar teriakan orang tersebut.

Selanjutnya para shahabat Syekh Abdul Qadir Jailani menyampaikan kejadian tersebut kepada beliau. Beliau tak segan-segan pergi menuju kuburan tersebut, dan mengajak para shabatnya untuk berdoa semoga Allah tidak menyiksa orang tersebut.

Syekh Abd Qadir bertanya pada mereka, “Apakah dia salah satu shahabat kita?”

Mereka jawab, “tidak.”

Beliau tanya lagi, “Pernahkah kalian melihatnya hadir di majlis kita?”

Mereka jawab, “tidak pernah.”

Beliau tanya lagi, “Pernahkah dia masuk ke salah satu masjid kita untuk mendengarkan ceramah ceramah kita atau shalat bersama kita?”

Mereka jawab, “tidak pernah.”

Beliau tanya lagi, “Pernahkah kita melihatnya?”

Mereka jawab, “tidak pernah.”

Beliau tanya lagi, “Apakah dia pernah melihat kita?”

Mereka jawab, “tidak pernah.”

Lalu salah seorang dari mereka berkata, "Tetapi wahai guru, saya pernah sekali melihatnya berjalan disuatu jalan setelah engkau dan para shabat baru saja selesai dari majlis dan dia melihat jejak kaki engkau.”

Lalu syekh Abdul Qadir berdoa, “Ya Allah orang ini adalah orang yang pernah melihat debu jejak jalan kami, setelah kami selesai majlis. Jika engkau mencintai kami Ya Allah kami mohon kapadamu berkat kecintaan-Mu itu untuk mengangkat, melepas hukuman dan siksaan pada hamba ini.”

Subhanallah pada saat itu juga teriakan dari kubur tadi berhenti.

Pesan yang terkandung dalam cerita tersebut adalah tentang rasa cinta yang begitu luar biasa, kecintaan seorang waliyullah terhadap sesama makhluk Allah tidak melihat apakah dia kenal atau tidak, cinta itu murni tanpa pamrih.

Jika yang hanya pernah melihat jejak kaki saja, do’a beliau begitu berpengaruh. Apalagi kita-kita yang mau menghormati dan mengikuti jejak beliau. Dengan demikian marilah kitai cintai orang-orang shaleh baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal.

Allahummasholli a'la sayyidina Muhammad.

 


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 29 Juni 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

_______

Penulis: Putra Wijaya, Daniel Simatupang

Editor: Athallah