Kekuatan Ayat Kursi yang Luar Biasa

 
Kekuatan Ayat Kursi yang Luar Biasa
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Dari sekian banyak ayat dalam Al-Qur’an, ada satu ayat yang sangat spesial. Bahkan Gus Baha tidak bisa tidur sebelum membaca ayat tersebut. Ayat Kursi, ayat tersebut terdapat pada surat Al Baqarah ayat 225 dan ini merupakan ayat yang spesial, ayat yang luar biasa hebat. Banyak ilmu yang bisa didapat bila membedah ayat kursi secara mendalam.

Dalam ayat kursi terdapat lafadz “allahu la ilaha illa huw, al-ḥayyul-qayyụm”, “Lafadz ‘Al-Hayyu itu (berarti) Dzat yang hidup, karena itu yang paling mudah membedakan Allah dengan Nabi Isa as, dengan berhala, dengan semuanya yang selain Allah, adalah kehidupan,” kata Gus Baha ketika menjelaskan tentang kekuatan ayat kursi.

Yang membedakan Allah dengan makhluk-Nya adalah kehidupan, sebab semua makhluk yang Allah ciptakan pasti akan mengalami akhir, yaitu kematian. Tidak hanya Yang Maha Hidup, Allah juga tidak bergantung pada apapun, berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya yang bergantung pada makhluk lain atau bahkan bergantung pada Allah sekalipun.

“Kemudian disifati lagi dengan Al-Qayyum. Apa artinya hidup kalau bergantung pada yang lain, bergantung pada makhluk yang lain itu tidak keren, karena bergantung itu tidak keren. Al-Qayyum artinya Allah itu berdiri sendiri. Wah, itu kan terus (membuat saya) senang,” kata Gus Baha.

Lafadz setelanjutnya ialah “la ta`khuzuhụ sinatuw wa la na`ụm”, Dialah Dzat yang hidup tidak pernah mengantuk dan tertidur, “Akhirnya kita nyaman punya Tuhan yang spesial, yaitu hidup dan berdiri sendiri, tidak mengantuk, dan tidak tidur,” lanjut Gus Baha.

Lalu, “lahụ ma fis-samawati wa ma fil-arḍ” dan milik-Nya Allah semua yang ada di langit dan di bumi. Semua yang Allah ciptakan di dunia semata-mata diciptakan hanya untuk hambanya. Air, udara, api, oksigen, dll.

“Karena alam raya ini milik Dzat yang tidak butuh alam raya, jadi kita yang memakainya. Allah yang membuat air, tapi Allah tidak butuh minum. Allah membuat padi dan beras, tapi Allah tidak butuh makan. Dia membuat semuanya untuk kita, padahal kita tidak ikut membuatnya. Terus senang sekali dengan Allah, baik sekali engkau ya Allah. Membuat tapi tidak ikut memakai, yang memkai kita-kita ini,” kata Gus Baha ketika menganalogikannya.

Dengan begitu kita merasa nyaman, ketika semua yang ada di alam raya ini dimiliki oleh Dzat yang tidak membutuhkannya. “Seperti apa kalau alam raya ini milik orang Cina, orang pelit, non-muslim atau milik orang muslim sekalipun, pasti (ketika) akan mau apa aja harus beli, repot, tapi berhubung alam raya milik Allah kita nyaman,” guyon Gus Baha.

Selanjutnya “man dzallazi yasyfa'u 'indahu illa bi`iznih”, Dialah yang memiliki otoritas penus atas syafaat. Selain itu, karena manusia adalah makhluk yang lemah dan tidak punya kuasa atas apapun, Allah selalu mengawasi kita. Dalam hal ini, Gus Baha menyederhanakannya agar mudah dipahami, “Misalnya saya punya anak kecil, anak itu tidak nyaman ketika bermain tidak dilihat orang tuanya, karena dia tahu ada hal-hal yang dia tidak bisa gapai dan butuh setiap saat pada orang tuanya untuk membantu menggapai itu. Jadi, (walau) anak sukanya bermain, ia tetap suka diperhatikan. Nah, kita senang sekali bermain di dunianya Tuhan dan diperhatikan oleh-Nya, karena Allah selalu mengerti kita, jadi terus (membuat) nyaman dan menjadikan nyaman.”

Karena beberapa perkara itulah yang membuat Gus Baha rajin membaca ayat kursi sebelum tidur, disamping karena Rasulullah juga melakukannya. “Maka kanjeng Nabi SAW tidak tidur sebelum baca ayat kursi, tidak tidur sebelum baca surat Al Mursalat, dan saya tiru dalam banyak hal itu, nabi belum tidur kalau belum baca al Ashr,” kata Gus Baha


Editor: Daniel Simatupang