Kisah Hikmah Ki Manteb Soedharsono saat Dirikan Masjid

 
Kisah Hikmah Ki Manteb Soedharsono saat Dirikan Masjid
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Pada tahun 1992, istri Ki Manteb berkata," Mas, Kowe shalat tho... (Mas, kamu itu shalat lah) serumah kok hanya kamu yang tidak shalat." Hanya dijawab," Lha kenapa Bu? Bu agama Islam itu tidak pernah memaksakan kehendak. Ibarat pisang, biarlah matang di Pohon. Jangan sampai matang dikarbit, terlihat kuning tetapi rasanya sepet."

Kemudian Pak Manteb melihat Gatot, putra bungsunya yang baru kelas 3 SD sedang berjalan untuk Jumatan ke masjid yang berjarak 4 km dari rumah.

Pak Manteb menawarkan,"Ayo Bapak antar pake mobil." Namun hanya dijawab singkat oleh sang anak, "Terima kasih Pak. Saya mau diantar kalau Bapak sudah sholat."

Demi sang anak, Pak Manteb akhirnya membangun masjid dekat rumah. Saat peresmian, para tamu menjalankan sholat, beliau malah tidak ikut hingga kalau ingat saat itu hanya bisa memaki diri sendiri sebagai, "Minal Kuclukin".

Ada yang bertanya, "Pak Manteb kok tidak sholat? Seperti orang berkirim surat tanpa alamat lho ya." Manteb hanya membalas, "Saya membangun masjid karena hablumminallah, urusan saya dengan Gusti Allah entah mau memasukkan ke Syurga atau Neraka itu hak prerogatif Allah."

Ternyata, si anak lebih betah di mesjid dibanding rumah hingga terjadi "perang dingin" antara bapak dan anak selama tiga tahun.

Pada tahun 1995, selesai sunatan Gatot, Pak Manteb bertanya, "Le, kamu minta hadiah apa?" Sang anak menjawab, "Pak Saya tidak minta apa-apa, tetapi saya punya tabungan untuk umroh sekeluarga Pak," Jawabnya.

"Lha Bapak kan sholat saja belum?" Gumam Pak Manteb.

Kepala Ki Manteb serasa disambar petir. Ketika keluarga berumroh, hanya dia yang tertinggal sendiri. Ya mungkin ini saatnya tidak bisa menolak pemberian hidayah Gusti Allah.

"O ya Le, Bapak ikut umroh tetapi sebelumnya akan bersyahadat dulu." Kata Ki Manteb.

Akhirnya padsa bulan Agustus Ki Manteb resmi menjadi seorang muallaf dan pada Desember 1995 beliau berumroh.

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, hari ini Gusti Allah telah memanggil "Ki Dalang Setan" karena kecepatan sabetan tangannya dalam memainkan wayang hingga tidak terlihat juga ahli mengkombinasikan dengan peralatan musik modern.

Ki Manteb cen maha guru pendalangan yang "paling Oye!"


Editor: Daniel Simatupang