Mengenal Lebih Dekat Nabi Muhammad SAW (Bagian 2)

 
Mengenal Lebih Dekat Nabi Muhammad SAW (Bagian 2)
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Sudah sepantasnya bagi setiap individu dari Umat ini untuk mengenal beliau dan juga kepribadiannya yang terpuji, hal ini tentunya bisa dilakukan dengan berbagai sisi, karena terlalu banyak hal ini pun di ringkas dari buku "Sayyiduna Muhammad Rasulullah" tulisan Syekh Abdullah Sirajuddin:

Sisi Pertama, Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk beriman kepada Rasul ini, seperti yang ia firmankan dalam Al-Qur'an:

فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالنُّوْرِ الَّذِيْٓ اَنْزَلْنَاۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya: “Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur'an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. At-Tagabun: 8)

Jika salah seorang telah beriman kepada Rasul SAW, maka iman tersebut memintanya untuk berkenalan dengan keutamaan yang dimiliki Rasul SAW serta kedudukannya yang tinggi dari yang lainnya.

Sungguh Allah SWT telah menyempurnakan jiwa yang ada dalam diri beliau dengan berbagai kesempurnaan juga mendidiknya dengan sifat-sifat mulia, memberi anugerah moral yang agung dan karakter yang baik serta mulia.

Selain hal tersebut, Allah SWT juga menyempurnakan jiwa beliau dengan berbagai kebaikan, mengumpulkan segala kesempurnaan serta menjadikan dzatnya tinggi dan mulia dari seluruh individu, sekirannya hal ini tidak bisa di kiaskan, bagaimana bisa? sedangkan beliau telah dikhususkan oleh Allah SWT dengan aneka keistimewaan.

Kedua, Allah SWT memberi perintah pada hamba-Nya untuk berjalan mengikuti beliau, sebagaimana yang difirmankan:

قُلۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوۡنِىۡ يُحۡبِبۡكُمُ اللّٰهُ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ‌ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)

Allah SWT juga menjadikan bukti yang jujur dalam cinta kepada Rasul adalah mengikutinya.

Di ayat lain disebutkan, "واتّبعوه لعلّكم تهتدون" dalam arti menuju kebahagiaan kalian di dunia dan akhirat. Dan perkara ini menuntut kita agar mencari perbuatan, perkataan dan keadaan beliau, juga meminta untuk berkenalan dengan watak serta etika yang mulia agar bisa mengikutinya dengan sempurna, kecuali di beberapa keadaan dan hukum yang telah Allah SWT khususkan.

Ketiga, Allah SWT memberi kewajiban untuk mencintai Nabi Muhammad SAW lebih dari cinta terhadap orang tua, anak, pasangan, dagangan dan harta. Dan menjanjikan hukuman bagi siapa yang melanggar perintahnya, sesuai dengan yang difirmankan:

قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ

 

Artinya: “Katakanlah, ‘Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At-Taubah: 24)

Karakteristik Rasulullah SAW

Tak diragukan bahwa sebab cinta kembali kepada keindahan dan kesempurnaan, seperti yang telah ditetapkan oleh Imam Ghazali dan yang lainnya. Jika seseorang dicintai karena kemuliaannya, keberanian, kelembutan, keilmuan, kerendahan hati, ibadah dan takwanya, berpalingnya dari dunia, menjaga dari hal yang syubhat, kesempuraan akal, cepatnya dalam memahami, etikanya yang sopan, karakternya yang indah, pandainya dalam berbicara, perilakunya yang baik, banyak kebaikan yang dilakukan, sifatnya yang penyayang, dan lainnya dari sifat mulia.

Lalu bagaimana jika seluruh sifat ini dan sifat mulia yang lainnya terkumpul dalam satu orang yang di dalam jiwanya telah berada sifat-sifat mulia serta kebaikan dengan sisi yang paling sempurna, siapa beliau? ialah Sayyiduna Muhammad SAW, yang mana segala sifat sempurna terkumpul dalam jiwanya. Sungguh Allah SWT telah menciptakannya dengan sebaik-baik rupa serta penampilan dan bentuknya yang mulia, bagi orang yang mensifatinya ia akan mengatakan, "Belum pernah ada sosok manusia sepertinya baik itu sebelum atau sesudah beliau SAW.”

Keempat, bagi individu yang menelaah sifat-sifat serta karakteristik beliau yang mulia akan tumbuh gambaran yang nempel di dalam hati, tergambar dalam alusinasi, seakan-akan ia melihat kekasihnya Sayyiduna Muhammad SAW. Beliau juga menceritakan tentang sifat para Nabi terdahulu kepada para Sahabatnya dan mendekatkan hal itu dengan cara menyerupai mereka hingga sampai pada suatu keadaan, seakan-akan para Sahabat melihat mereka, dan cara inilah yang tepat untuk mengenali serta mencintai mereka.

Kelima, mengingat/menyebut karakteristik beliau lalu mendengar sifat-sifatnya yang indah, hati para pecintanya pun akan hidup, ruh serta akal mereka akan gembira, menambah kecintaan mereka, serta menggerakan rasa rindu yang ada pada diri mereka.

Wajah Rasulullah SAW

Rasul merupakan manusia yang paling indah wajahnya, seakan-akan matahari berjalan di atas wajahnya. Sayyiduna Ali bin Ali Thalib berkata, "Wajah beliau tidak terlalu bulat dan juga tidak terlalu melengkung, tetapi ada sedikit lengkungkan di wajah beliau.” Sayyidah Aisyah berkata, "Jika Rasul SAW bahagia bersinarlah kebahagiaan dari wajahnya seakan potongan bulan.” Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq dan Ka'ab bin Malik berkata, "Wajah Rasulullah SAW ibarat bundaran bulan di malam purnama.

Abu Tufail pernah ditanya, "Berikan kepada kami sifat Rasulullah SAW" beliau pun menjawab, "Wajahnya putih dan indah, jika sedang bahagia wajahnya ibarat cermin dan seakan bulan purnama terlihat di wajahnya.” Berkata Sahabat Jabir, "Wajahnya seperti matahari dan bulan, bentuknya bulat.”

Para sahabat telah mensifati Rasulullah SAW dalam 1 kalimat yang terkumpul di dalamnya keindahan beliau yaitu wajahnya terang benderang, menyinari kehidupan, berkilauan dengan cahaya yang jelas, sinar yang cemerlang serta kemuliaan yang nampak.

Diriwayatkan dalam Hadist Hasan bin Ali dari Pamannya dari pihak ibu Hind bin Abi Halah ia berkata, "Rasul SAW adalah pribadi yang agung dan terpuji, wajahnya bersinar seperti bulan di malam purnama.” Sahabat Jabir bin Samurah melihat pernah melihat Rasulullah SAW pada malam yang terang benderang, ia pun berkata, "Aku melihat kepada beliau dan juga kepada bulan, tetapi bagiku beliau lebih baik daripada bulan.” Rabi' binti Mu'awiz pernah ditanya, "Kabari kami sifat Rasulullah SAW", ia pun menjawab, "Wahai anakku, jika engkau melihatnya seakan-akan engkau melihat matahari terbit." Ummu Ma'bad pernah mensifati Rasulullah SAW dan. Seorang wanita dari kota Hamdan berkata, "Aku menunaikan ibadah haji bersama Rasulullah SAW,” ia pun diminta untuk mensifati Rasulullah SAW dan berkata, "Seperti bulan di malam purnama belum pernah aku melihat sosok seperti beliau."

Referensi:

Kitab Hakaza Ta'amal An-Nabi SAW. Karya Ahmad bin Abdul Malik Al-'Iwadiy.

Kitab Gaist Sahabah Al-Mutirrah Syarh Hadiqah An-Nadirah. Karya Sayyidiy Syekh Al-Alamah Al-Murabbiy Dr. Muhammad bin Ali Ba'atiyah.

Kitab Wasailul Wusul Ila Syamail Ar-Rasul SAW. Karya As-Syekh Al-Alamah Yusuf bin Ismail An-Nabhani.

Jum'at, 21 Mei 2021 M / 8 Syawwal 1442 H

Mukalla, Hadramaut, Yaman

Oleh: Abdullah Matin as-Syatiri – Mahasiswa Tingkat 1, Fak. Syari'ah, Imam Shafie University, Mukalla, Hadhramaut, Yaman


Editor: Daniel Simatupang