Gus Baha: Ciri Utama Agama itu, Waqulja Alhaqqu Wazahaqal Bathil

 
Gus Baha: Ciri Utama Agama itu, Waqulja Alhaqqu Wazahaqal Bathil
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Dalam sejarah terdapat banyak sekali berhala yang dipahat dari batu, mereka bernama Lata, Uzza, Manat, dan bahkan ada beberapa berhala yang Namanya tidak disebut dalam Al-Quran, misalnya Hubal.

Oleh mereka (orang-orang kafir Jahiliyah) berhala-berhala tersebut disembah layaknya Tuhan, Allah berfirman dalam kitabnya:

إِنْ هِىَ إِلَّآ أَسْمَآءٌ سَمَّيْتُمُوهَآ أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلْطَٰنٍ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَمَا تَهْوَى ٱلْأَنفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَآءَهُم مِّن رَّبِّهِمُ ٱلْهُدَىٰٓ

Artinya: “Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.” (QS. An-Najm: 23)

Sehingga Allah menyebut hal-hal yang tidak benar demikian dengan istilah kaburat kalimatan takhruju min afwahihim, sebagaimana dalam firman-Nya:

مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِءَابَآئِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ ۚ إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا

Artinya: “Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.” (QS. Al-Kahfi: 5)

“Misalnya saya menyebut Musthofa tampan, Musthofa itu kaya. Itu namanya kalimat yang keluar dari mulut saya. Tapi hakikatnya kan tidak ada. Nyatanya dia tidak tampan, juga tidak kaya. Tapi ini menjadi kalimat, karena sudah keluar dari mulut. Saya ulangi lagi, ini menjadi kalimat karena sudah keluar dari mulut. Misalnya saya bilang Rukhin itu berambut lurus, alim, tampan, pintar. Ini hanya kalimat yang keluar dari mulut. Tapi kan tidak ada kenyataannya,” ujar Gus Baha dalam salah satu pengajiannya.

Ketika mereka (orang-orang kafir) mengatakan bahwa berhala itu Tuhan, itu hanyalah sebuah kalimat yang keluar dari mulut, sedangkan hakikat dari berhala-berhala itu adalah batu. Sehingga bisa dikatakan bahwa nama-nama (sesembahan) Lata, Uzza, Manat itu pada hakikatnya bukanlah Tuhan, tetapi hanya sebuah batu.

“Makanya kalau Allah mengkritik orang kafir, karena mereka menyangka Allah punya anak, menyangka Yesus itu Tuhan. Allah berfirman, kaburat kalimatan takhruju min afwaahihim, ‘Sungguh itu kalimat yang salah, tapi terlanjur keluar dari mulut mereka,’” kata Gus Baha.

Tentu saja, akan selalu ada yang Haq, seperti satu ditambah satu sama dengan dua (1+1=2), inilah yang dinamakan kalimat Haq, karena nyata. Baik dikatakan atau tidak, tetap 1+1=2. Hal tersebut sama juga dengan kalimat Lailahaillallah yang sudah wujud, bahkan sebelum semua orang di dunia mengakuinya.

“Saya tanyai, sebelum ada orang Islam di seluruh dunia, Allah yang Esa itu sudah wujud belum? Sudah! Kenyataan ini sudah ada belum? Sudah! Nah berhubung sudah terlebih dulu ada, kita hanya menyaksikan, asyahadu, saya bersaksi, a'lamu, saya tahu. Karena sudah ada, makanya disebut fa'lam annahu laaillahailallah,” ujar Gus Baha.

Karena berhubung sudah ada, maka selanjutnya umat Muslim tinggal tahu dan bersaksi. Berbeda jika tidak ada, mau dikatakan bagaimanapun jika tidak ada maka tetap tidak ada. Itu hanya kalimat yang keluar dari mulut, tapi sebenarnya tidak ada.

“Itu disebut kaburat kalimatan takhruju min afwaahihim Inyaquuluu na illa kadzibaa. Jadi kalimatnya itu ada, tapi fakta yang ditunjuk kalimat itu tidak ada. Paham ya? Makanya ciri utama Agama itu, waquljaa alhaqqu waza haqal baatila,” kata Gus Baha.


Editor: Daniel Simatupang