LADUNI.ID - Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman

Fadhilah Menjawab Adzan

by Daniel
2.332 Views
Selasa, 3 Agustus 2021

Laduni.ID, Jakarta – Adzan merupakan panggilan Allah kepada hambanya yang beriman untuk menunaikan shalat. Lantunan agung yang menandakan masuknya waktu shalat ini kadang terabaikan oleh manusia, padahal ketika mendengarkan adzan seorang muslim dianjurkan untuk diam, menjawab adzan, membaca shalawat, dan membaca doa.

Diantara adab ketika mendengarkan adzan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, terdapat banyak keutamaan yang bisa diperoleh. Salah satunya adalah menjawab adzan, walau sering terabaikan ternyata menjawab adzan memiliki banyak kebaikan di dalamnya.

Diriwayatkan bahwa Nabi SAW mengumpulkan para wanita, setelah itu beliau bersabda,

“Wahai sekalian wanita! Jika kalian mendengar adzan (Sayyidina) Bilal maka jawablah sebagaimana yang ia katakana. Karena setiap huruf akan dibalas dengan 1 juta kebaikan. Hitunglah berapa huruf dalam adzan, maka Allah akan membalas tiap hurufnya 1 juta kebaikan,”

Baca juga: Kisah Dibalik Senandung Adzan

Sayyidina Umar berkata, “Jika begitu maka kebaikan kita bertambah banyak Yaa Rasululllah?”

Rasulullah menjawab, “Allah Maha Besar, Allah akan memberikan yang banyak ini adalah balasan untuk wanita, lalu apa balasan untuk laki-laki? Baginya dua kali lipat, yakni 2 juta kebaikan. Seorang mukmin laki-laki yang menjawab adzan, Allah akan membalas tiap huruf dengan 2 juta kebaikan.”

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW saat mendengar muadzin mengumandangkan adzan dia mengucapkan seperti apa yang diucapkannya, sehingga ketika muadzin mengucapkan Hayya ‘ala as-Shalah dan Hayya ‘alal-falah dia membaca La haula wala quwatta illa billah. (HR. Bukhari)

Adapun jawaban untuk Ash-shalatu khairun minan-naum pada saat adzan subuh, maka jawabannya adalah seperti itu juga, Rasul bersabda yang artinya, “Jika kalian mendengarkan muadzin mengucapkan ‘Ash-shalatu khairun minan-naum’, maka ucapkanlah seperti apa yang dia ucapkan.” (Musnad Imam Ahmad).

Dari Habib Salim As-Syathiri disadur dari Az-Zawiyyah Al-Jailaniyyah

Editor: Daniel Simatupang