Khutbah Jumat: Ajaran Al Qur’an tentang Optimisme Hidup

 
Khutbah Jumat: Ajaran Al Qur’an tentang Optimisme Hidup
Sumber Gambar: Dok.Laduni.ID

KHUTBAH 1

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ لَهُ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَ لَهُ الْمُلْكُ كُلُّهُ وَ بِيَدِهِ الْخَيْرُ كُلُّهُ وَ إِلَيْهِ يَرْجِعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِيْ ذَاتِهِ وَ أَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَخْلُوْقَاتِهِ أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الْمُقْتَدِيْنَ بِهِ فِيْ كُلِّ حَالَاتِهِ. أما بعد فَيَا عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَالزَّادِ التَّقْوَى فَقَالَ اللهُ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ : لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Al-Qur’an merupakan kitab yang sempurna, berisi ajaran dan panduan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik itu berhubungan dengan aqidah, ibadah, muamalah, maupun yang berhubungan dengan kehidupan pada umumnya seperti politik, hukum, perdamaian, perang, sosial dan ekonomi. Kehidupan manusia tentunya tidak lepas dari berbagai macam problem dan dalam menyelesaikan setiap problem yang dihadapi, bagi orang yang beriman, cara terbaik yang harus dilakukan ialah kembali kepada Allah Swt dan yakin bahwa sebesar apapun sebuah masalah pasti ada jalan keluar dan masih tetap di ambang batas kemampuan hamba-Nya. Dari berbagai problem tersebut jika ditanggapi dengan hati yang senantiasa berserah diri kepada Allah Swt, maka akan memperoleh ketenangan dalam hidup, sebaliknya jika tidak bersandar kepada Allah Swt, akan mengalami kegoncangan dan dapat digolongkan sebagai umat yang merugi.

Dewasa ini kehidupan kita sedang dilanda berbagai musibah. Adanya Wabah virus Covid-19 yang tidak tahu kapan akan berakhir, banyaknya Ulama yang wafat merupakan suatu musibah yang diberikan Allah kepada manusia. Sesungguhnya sudah menjadi sunnatullah dalam kehidupan ini bahwa Allah Swt akan menguji setiap hamba-Nya dengan berbagai macam musibah, cobaan dan ujian, seperti adanya rasa takut, kekurangan akan harta benda, baik itu sandang maupun pangan, kehilangan orang yang dicintai dan berpisah dengannya, wabah penyakit, gempa, banjir dan lain sebagainya yang terjadi di dunia ini, merupakan ujian dari Allah Swt. Musibah tersebut sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing dan bukanlah suatu hal yang aneh karena semuanya telah dijelaskan Allah Swt dalam Surat Al Hadid ayat 22:

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ (٢٢)

Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.” (QS. Al Hadid: 22)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Adanya musibah dan bencana tersebut tujuannya adalah agar menusia bersabar. Masalah, Ujian, cobaan dan musibah akan dialami oleh orang baik-baik ataupun orang jahat, yang beriman atau yang kafir, pemimpin atau rakyat yang dipimpinnya, sebab masalah tersebut sudah merupakan dinamika hidup manusia dan merupakan kehendak Allah Swt, tidak seorangpun dapat meremehkannya.

Sikap seorang muslim dalam menghadapi berbagai musibah tentunya dengan kesabaran dan optimisme yang tinggi. Optimisme merupakan aspek psikologis yang sangat penting dimiliki oleh manusia. Optimisme akan memberikan kekuatan dan keyakinan bagi manusia dalam segala hal. Optimisme adalah sikap positif yang dapat mengarahkan individu pada sifat-sifat positif. dijelaskan bahwa optimisme membantu seorang individu dalam hal kekuatannya untuk mempengaruhi tindakan sedangkan pesimisme membuat seseorang merasa tidak berdaya.

Optimisme adalah kecenderungan seseorang dalam memandang suatu masalah dari sisi dan kondisi yang positif. Dengan bekal memiliki percaya diri yang cukup individu akan berusaha lebih bersabar manakala tertimpa suatu musibah. Optimisme akan membuat individu senantiasa memiliki harapan yang baik dan mendapatkan hasil yang baik untuk masa depannya. Optimisme merupakan salah satu komponen psikologi positif yang dihubungkan dengan emosi positif dan prilaku positif yang dapat mempengaruhi kesehatan menjadi lebih baik, hidup bebas setres, hubungan sosial dan fungsi sosial yang baik.

Selain memiliki pengharapan baik, aspek yang menunjukkan bahwa seseorang optimis adalah kesabaran. Sabar merupakan sikap muslim yang menerima kenyataan hidup setelah berusaha maksimal dan usaha maksimal dalam menaklukkannya serta disertai dengan upaya terus menerus yang berkesinambungan. Sikap sabar bisa menunjang optimisme, karena untuk meraih kesuksesan di dunia dan di akhirat dibutuhkan kesabaran yang kuat. Orang yang bersabar berarti ia memiliki pengharapan yang baik, dan perasangka yang baik kepada Allah swt tentang masa depannya. Rasululloh Muhammad saw. adalah pribadi paling bersabar, kesabarannya itu tumbuh karena nabi memiliki pengharapan yang baik dan keyakinan yang mantap tentang kesuksesan di masa depan, yaitu tentang misinya mendakwahkan Islam. Allah swt. Berfirman dalam Surat Ar Rum ayat 60:

فَاصْبِرْ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِيْنَ لَا يُوْقِنُوْنَ ࣖ (٦٠)

Artimya: Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad)! Sesungguhnya janji Allah itu benar. Jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu membuat engkau bersedih.

Dalam tafsir Al-Misbah dijelaskan, Allah memerintahkan Nabi muhammad agar sabar dalam menjalankan tugas dakwahnya. Kepastian janji Allah akan memberi kemenangan kepada nabi Muhammad dan umatnya adalah benar dan akan menjadi nyata. Dan janganlah menggelisahkan manusia-manusia yang tidak mempercayai kebesaran dan ayat-ayat Allah (Shihab 2002).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Diantara wujud optimisme lainnya adalah ketidak pasrahan atau tidak putus asa. Pesimisme adalah cara pandang individu yang digambarkan dengan ketidakyakinan, putus asa, dan tidak ada harapan atas suatu hal yang dihadapi. Orang yang memiliki optimisme akan selalu berusaha dan pantang putus asa. Sedangkan orang yang pesimis akan memilih untuk hanya selalu melihat pada kegagalan. Seperti yang dijelaskan firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 200

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ (٢٠٠)

Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.

Pada hakikatnya musibah adalah sunnatullah dalam menguji setiap manusia dan merupakan nikmat yang tersembunyi dari Allah Swt. Musibah tidak terjadi kecuali menurut qadla dan qadar Allah. Terjadinya musibah sebagai akibat dari kesalahan yang telah dilakukan manusia itu sendiri (berupa kemaksiatan atau dosa dan tidak mengikuti sunnah-sunnah Allah Swt yang berlaku di alam), sebab kedua adalah ujian Allah untuk menaikkan derajat sebagian hamba-Nya jika mereka sabar. Allah Swt bukanlah hendak menurunkan hukuman dunia, bukan pula kutukan, tetapi musibah yang dialami manusia sebagai konsekuensi tindakan lalimnya. Musibah merupakan suatu rahmat Allah Swt kepada hamba-Nya dan merupakan sarana ujian bagi hamba untuk mencapai kesempurnaan Iman. Adapun cara mengatasi musibah diantaranya dengan mengimani taqdir Allah Swt, yakin bahwa ada hikmah dibalik setiap musibah, dan hendaknya senantiasa mengintrospeksi diri. Kemudian meyakini ada hikmah dibalik musibah yakni sebagai penghapus dosa, mdan merupakan tanda cinta Allah Swt kepada hambaNya.

Sikap seorang muslim dalam menghadapi musibah adalah dengan optimisme. Al Qur’an menerangkan bahwa sikap optimis erat kaitannya dengan iman. Orang yang beriman percaya bahwa Allah maha segalanya, sehingga apabila dihadapkan suatu masalah atau musibah, ia yakin akan bahwa kesulitan dan musibah tersebut akan Allah ganti dengan kemudahan dan juga kebahagiaan. Selain itu seorang muslim juga selalu berharap kebaikan kepada Allah dan yakin bahwa Allah pasti memerikan kebaikan yang diharapkannya. Karena Allah maha kuasa atas segala sesuatu.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan yang mendalam, bagi kita semua amin.

بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ  ونَفَعَنِي وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ  وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُلُ قَوْلِي  هذا وَأَسْتَغفِرُ اللهَ لِيْ ولَكُمْ ولِجَمِيعِ الْمٌسلِمِين فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.

KHUTBAH 2

سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ  ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا  أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ  اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ

DOA KHUTBAH

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ.

_________________________
Oleh: Ahmad Baedowi, M.Si.