Rasulullah SAW Mandi Cukup Satu Gayung

 
Rasulullah SAW Mandi Cukup Satu Gayung
Sumber Gambar: Ilustrasi/Good News From Indonesia

Laduni.ID, Jakarta – Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia, tanpa air manusia tidak akan dapat bertahan lama. Dalam tubuh manusia sebanyak 60-70 persen setidaknya terdiri dari kandungan air.

Selain menjadi kebutuhan hidup, air juga menjadi kebutuhan dalam kelancaran beribadah. Wudhu dan mandi junub adalah aktivitas ibadah yang membutuhkan air (kalaupun jika tidak menemukan air atau dalam keadaan darurat, wudhu dapat diganti tayamum), air yang digunakan juga tidak bisa dikatakan sedikit.

Walaupun terlihat biasa, di sisi lain ternyata hal tersebut dapat bersifat mubazir karena melakukan pemborosan. Umat Islam sangat dianjurkan untuk tidak boros dalam penggunaan air, walau sedang berada pada air yang mengalir. Dalam buku Panduan Shalat an-Nisaa Menurut Empat Mazhab karya Abdul Qadir Muhammad Manshur, Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melintas di depan Sa'ad yang sedang berwudhu. Beliau berkata, “Pemborosan apa pula ini wahai Sa'ad?”

Sa'ad berkata, “Apakah ada pemborosan dalam penggunaan air?” Beliau bersabda, “Ya, meskipun kamu berada di atas sungai yang mengalir,” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Dalam unggahan Facebook Gus Dewa, Rasulullah SAW sendiri dalam penggunaan air sangatlah hemat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah hanya menggunakan satu mud untuk wudhu dan satu sha’ untuk mandi.

مسند أحمد ط الرسالة (4/ 383) أبو عبد الله أحمد بن محمد بن حنبل بن هلال بن أسد الشيباني (المتوفى: 241هـ)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: كَمْ يَكْفِينِي مِنَ الوُضُوءِ؟ قَالَ: مُدٌّ. قَالَ: كَمْ يَكْفِينِي لِلغُسْلِ؟ قَالَ: صَاعٌ، قَالَ: فَقَالَ الرَّجُلُ: لَا يَكْفِينِي. قَالَ: لَا أُمَّ لَكَ " قَدْ كَفَى مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ، رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "

مصنف ابن أبي شيبة (1/ 66) أبو بكر بن أبي شيبة، عبد الله بن محمد بن إبراهيم بن عثمان بن خواستي العبسي (المتوفى: 235هـ)

حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ جَابِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يُجْزِئُ مِنَ الْوُضُوءِ الْمُدُّ، وَمِنَ الْجَنَابَةِ الصَّاعُ» فَقَالَ رَجُلٌ: مَا يَكْفِينَا يَا جَابِرُ، فَقَالَ: «قَدْ كَفَى مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ وَأَكْثَرُ شعْرًا»

Ada seorang lelaki bertanya pada Sahabat Ibnu Abbas ra, “Untuk wudhu, mestinya berapa air yang kita gunakan?”

“Satu mud,” jawab Sahabat Ibnu Abbas ra.

“Kalau mandi?” (Dalam riwayat Sahabat Jabir ra dengan lafadz Jinabah/mandi wajib)

“Satu sha’.”

“Itu tidak cukup untukku!”

“Kamu tak punya ibu! Manusia yang lebih baik darimu yakni Rasulullah SAW saja cukup,” tegas Sahabat Ibnu Abbas ra.

Riwayat dari sahabat Jabir ra ada penambahan: “… padahal rambut mulianya juga lebih banyak!”

Dalam kitab Al-Fiqhul Islami Wa Adillatuhu disebutkan bila diukur dengan ukuran zaman sekarang, satu mud setara dengan 675 gram atau 0,688 liter air. Sedang satu sha’ merupakan satuan takaran yang setara dengan empat mud. Jadi satu sha’ kira-kira 2,5/2,75 liter atau satu timba kecil tidak penuh.

CP: Gus Hizbullah Pule

Wallahu a’lam bisshawaab. Allahumma shalli wasallim wa baarik alaih.


Editor: Daniel Simatupang