Ustadz Ma’ruf Khozin: Ya Thoybah Syirik? (bagian 1)

 
Ustadz Ma’ruf Khozin: Ya Thoybah Syirik? (bagian 1)
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Saya tidak sedang berdialog dengan seorang artis yang mengatakan syair Ya Thoybah mengandung syirik. Sebab dia mendapatkan penjelasan dari seorang Ustaz Salafi yang gemar menghukumi syirik.

Perlu diketahui syair Ya Thoybah adalah sebuah lagu atau syair. Bagi yang menjiwai syair pasti tidak asing dengan bahasa Majaz atau metafora, bahasa kiasan dan sastra.

1. Apa maksud Thoybah?

Thoybah artinya adalah Madinah. Nabi SAW menyebut 3 kali dalam sebuah hadis Sahih:

«ﻫﺬﻩ ﻃﻴﺒﺔ، ﻫﺬﻩ ﻃﻴﺒﺔ، ﻫﺬﻩ ﻃﻴﺒﺔ» - ﻳﻌﻨﻲ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ -

“Madinah ini Thoybah. Madinah ini Thoybah. Madinah ini Thoybah.” (HR Muslim no 119)

2. Menyeru kepada selain Allah

Inilah yang menjadi poin masalah dihukumi syirik, karena menyeru kepada selain Allah.

Berbincang dengan sebuah negeri menjadi lumrah meskipun negeri itu tidak bernyawa. Buktinya Nabi Muhammad SAW juga menjadikan Kota Makkah sebagai Mukhatab (diajak bicara) ketika Nabi akan meninggalkan Kota Makkah:

«ﻭاﻟﻠﻪ ﺇﻧﻚ ﻟﺨﻴﺮ ﺃﺭﺽ اﻟﻠﻪ، ﻭﺃﺣﺐ ﺃﺭﺽ اﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ، ﻭﻟﻮﻻ ﺃﻧﻲ ﺃﺧﺮﺟﺖ ﻣﻨﻚ ﻣﺎ ﺧﺮﺟﺖ»

“Demi Allah, sungguh engkau (Kota Makkah) adalah bumi Allah yang terbaik dan bumi yang paling dicintai oleh Allah. Andaikan aku tidak diusir maka Aku tidak akan pergi.” (HR Tirmidzi no 925)

Bahkan menyeru kepada orang yang wafat pun juga bukan Syirik. Sebagaimana Sayyidah Fathimah sampaikan:

ﻓﻠﻤﺎ ﻣﺎﺕ ﻗﺎﻟﺖ: ﻳﺎ ﺃﺑﺘﺎﻩ، ﺃﺟﺎﺏ ﺭﺑﺎ ﺩﻋﺎﻩ، ﻳﺎ ﺃﺑﺘﺎﻩ، ﻣﻦ ﺟﻨﺔ اﻟﻔﺮﺩﻭﺱ، ﻣﺄﻭاﻩ ﻳﺎ ﺃﺑﺘﺎﻩ ﺇﻟﻰ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻧﻨﻌﺎﻩ

Ketika Nabi wafat, Fathimah berkata: "Wahai Ayah, telah memenuhi panggilan Tuhannya. Wahai Ayah, surga Firdaus tempat kembalinya. Wahai Ayah, kepada Jibril kabar kematian." (HR Bukhari no 4462)

Andaikan menyeru kepada selain Allah dan kepada orang mati adalah kesyirikan, tentu Imam Bukhari akan menyatakan Syirik pada perkataan Sayidah Fathimah ini.

Oleh: Ustadz Ma’ruf Khozin


Editor: Daniel Simatupang