Kisah Kitab Hizib yang Datang dengan Sendirinya

 
Kisah Kitab Hizib yang Datang dengan Sendirinya
Sumber Gambar: Ilustrasi/Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Salah seorang Dosen di Universitah KH Abdul Wahab Hasbullah, Dr. Ainur Rofiq Al Amin membagikan sebuah kisah dari seorang Gus dari Jawa Tengah yang saat ini bertempat tinggal di Banten.

Gus Rofiq, sapaan akrabnya, membagikan kisah tersebut pada unggahan Facebook pada Senin (6/9/2021) lalu. Dalam unggahannya beliau membagikan pengalaman seorang Gus yang mendapatkan sebuah kitab kecil yang bersisi satu hizib lengkap dengan tata caranya. Pada halaman terakhir kitab tersebut juga terdapat pesan penutup yang bertuliskan menggunakan Bahasa Arab dari KH Abdul Wahab Hasbullah, salah satu muasis Nahdlatul Ulama.

Gus Rofiq menceritakan bahwa, ‘penemuan’ kitab tersebut terbilang cukup aneh. Sebab kitab tersebut ditemukan di sebuah kamar milik Gus (asal Jawa Tengah) yang sering dipakai untuk melakukan tirakat.

“Tidak hanya itu, si Gus juga setengah sadar bertemu Mbah Wahab dan diajari doa yang ternyata hizib tersebut,” tulis Gus Rofiq.

Kiai Wahab, lanjut Gus Rofiq, memang sering hadir ke dalam mimpi seseorang. Berdasar pengalaman yang terjadi pada Gus Rofiq, Kiai Wahab datang untuk memberikan sebuah doa, ataupun amaliyah lain kepada orang tersebut.

“Dua kali tamu yang datang ke rumah saya pernah berkata bahwa dia melihat Mbah Wahab mampir ke gubuk (rumah) saya,” tulisnya.

Namun, terlepas dari mimpi yang dialami oleh Gus tersebut, bukti adanya kitab hizib yang entah siapa yang mengantar, benar adanya. Gus tersebut menerima kitab hizib tersebut, dan berupaya mencari sanad ijazah hizib tersebut sebagai penguat ke Pondok Pesantren Tambakberas.

Sayangnya, hizib yang ada dalam kitab tersebut sudah lama tak terdeteksi siapa pemegang sanad ijazahnya.

“Tercatat dalam buku Tambakberas yang mengutip dari buku KH. Saifuddin Zuhri dan dari buku Tentang Kiai Asad Syamsul Arifin bahwa Mbah Wahab pernah mengijazahi sekitar 200 tokoh berupa hizib Rifai, sholawat kamilah, hizib nashor, hizib sakron, hizib bahr, hizib autad, ayat lima, ayat tujuh dan ayat limabelas,” ujar Gus Rofiq.

“Dari ijazahan Mbah Wahab di atas, kami belum mendapatkan sanad ijazah dari jalur Mbah Wahab untuk dua hizib. Alhamdulilah satu hizib sudah dapat dari jalur si Gus itu. Walaupun upaya si Gus untuk mendapatkan sanad ijazah secara 'lahiriah" belum berhasil,” lanjut Gus Rofiq.

Namun, dalam dunia lelakon spiritual, apa yang dialami oleh Gus tersebut sudah abash walu bisa dikatakan melalui jalur yang terkesan mistis. Biasanya hal tersebut dinamakan dengan ijazah “barzakhiyyah” atau “uwaysiyyah”.

Separuh lembaran dari kata penutup Kiai Wahab bertuliskan dengan Bahasa Arab, yang tertera tahun hijriyah 1364 (1945?).

“Maaf karena si Gus merasa bahwa hizib dari Mbah Wahab yang dia dapatkan tidak bisa disebar umum hanya untuk kalangan kader NU saja, maka saya juga tidak menyebutkan nama hizibnya plus nama si Gusnya,” pungkas Gus Rofiq.

Disarikan dari unggahan Gus Ainur Rofiq Al Amin


Editor: Daniel Simatupang