Biografi Imam Ali Zaenal Abidin

 
Biografi Imam Ali Zaenal Abidin
Sumber Gambar: Ilustrasi (foto istimewa)

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga
1.3       Wafat

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Masa Menuntut Ilmu
2.2       Guru-Guru Beliau

3          Penerus Beliau
3.1       Anak-anak Beliau
3.2       Murid-murid Beliau

4          Karya
4.1       Karya-karya Beliau

5          Kepribadian

6         Teladan
6.1       Sedekah yang tersembunyi
6.2       Membebaskan budak

7          Referensi

8.        Chart Silsilah Sanad

1       Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1       Lahir

Imam Ali Zaenal Abidin dilahirkan di kota Medinah tahun 33 atau 38 H. Beliau anak dari Husain bin Ali dan cicit dari Nabi Muhammad SAW. Nama ibunya adalah Gazalah yang berasal dari kota Sanad atau Sajistan. Dan beliau juga dikenal dengan nama Salafah atau Salamah. Akan tetapi, sebagian sumber sejarah menyatakan bahwa namanya adalah Shahr-banuweh, Shah-zanan, Shahr-naz, Jahan-Banuweh dan Khuleh. Beliau sempat tinggal bersama kakeknya Imam Ali selama 2 tahun, kemudian bersama pamannya Al Hasan selama 11 tahun, dan selanjutnya bersama ayahnya Al Husein selama sebelas tahun.

Imam Ali Zaenal Abidin dikenal sebagai sosok ahli zuhud dan berilmu.  Meski dikenal berilmu tetapi tetap memposisikan diri figur bersahaja dan tidak sombong dengan garis keturunan nasab yang dimilikinya.  

1.2       Riwayat Keluarga

Beliau memiliki memiliki istri bernama Ummu Abdullah dan dikaruniai 15 anak, 11 laki-laki dan 4 perempuan diantaranya:

  1. Muhammad al-Baqir
  2. Abdullah al-Bahir
  3. al-Hasan
  4. al-Husain al-Akbar
  5. Zaid
  6. al-Husain al-Asghar
  7. Abdurrahman
  8. Sulaiman
  9. Muhammad al-Asghar atau Qaim
  10. Umar al-Asyraf
  11. Ali
  12. Khadijah
  13. Fatimah
  14. Aliyah
  15. Ummu Kultsum

1.3       Wafat

Beliau wafat pada tanggal 18 muharram tahun 94 H, beliau dimakamkan di Baqi' yang kala itu berusia berusia 57 atau 58 tahun, tepatnya di Qubah Abbas bersandingan dengan pamannya Al Hasan bin Ali ra. 

2       Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1       Masa Menuntut Ilmu

Imam Ali Zaenal Abidin sempat menuntut ilmu dan tinggal bersama kakeknya Imam Ali selama 2 tahun, kemudian bersama pamannya Al Hasan selama 11 tahun, dan selanjutnya bersama ayahnya Al Husein selama sebelas tahun.

2.2       Guru-Guru Beliau

  1.  Ali bin Abi Thalib
  2.  Hasan bin Ali bin Abi Thalib
  3.  Husein bin Ali bin Abi Thalib

3       Penerus Beliau

3.1       Anak-anak Beliau

Beliau memiliki 15 anak, 11 laki-laki dan 4 perempuan diantaranya:

  1. Muhammad al-Baqir
  2. Abdullah al-Bahir
  3. al-Hasan
  4. al-Husain al-Akbar
  5. Zaid, imam pengganti menurut Zaidiyah.
  6. al-Husain al-Asghar
  7. Abdurrahman
  8. Sulaiman
  9. Muhammad al-Asghar atau Qaim
  10. Umar al-Asyraf
  11. Ali,
  12. Khadijah
  13. Fatimah
  14. Aliyah
  15. Ummu Kultsum

3.2       Murid-murid Beliau

  1.              Muhammad al-Baqir
  2.              Imam Ja’far Shodiq

4       Karya

4.1      Karya-karya Beliau

  1. Shahifah Sajjadiyah
  2. Risalah Huquq
  3. Doa Sahar yang Masyhur dengan Doa Abu Hamzah
  4. Ziarah Aminullah

5     Kepribadian

Imam Ali Zaenal Abidin adalah pribadi yang alim, ahli hadis, ahli ibadah dan disegani. Ketika di Madinah, Imam Ali Zaenal Abidin tumbuh sebagai seorang yang sangat alim. Beliau tekun beribadah, sementara ketinggian ilmu agamanya menjadikannya sebagai rujukan para ulama. Terutama dalam ilmu Hadits. Sa’id bin Musayyib memberikan gelar kepada Imam Ali Zaenal Abidin dengan gelaran Zainal Abidin (Mahkota para Ahli Ibadah).

Beliau sangat terkenal sebagai ahli ibadah yang luar biasa. Kebiasaan beliau dalam sehari semalam ia shalat (sunnah) seribu raka'at. Hal itu dikerjakan terus menerus sampai beliau wafat. Imam Ali Zaenal Abidin juga dikenal dengan sebutan al-Sajjad karena sering bersujud dan tampak bekas sujud di keningnya, dan karena itu pula beliau disebut As-sajjad, orang yang suka bersujud.

Sebagaimana dituturkan oleh Sayyid Muhammad Al-Baqir: Setiap kali mendapat nikmat Allah SWT, Imam Ali Zainal Abidin langsung bersujud, setiap kali membaca ayat sajdah dalam Al Quran, beliau selalu bersujud. Setiap kali selesai shalat fardhu, beliau selalu bersujud. Jika beliau setiap kali berhasil mendamaikan orang berselisih, beliau selalu bersujud.

6       Teladan

6.1       Sedekah yang tersembunyi

Abu Hamzah al-Tsumali berkata, "Ali bin Husain as memikul sejumlah makanan dan dalam kegelapan malam ia memberikannya kepada fakir miskin secara diam-diam. Beliau berkata, "Sedekah yang diberikan dalam kegelapan malam akan memadamkan amarah Allah swt."

Muhammad bin Ishaq berkata, "Orang-orang Madinah selama hidupnya tidak mengetahui dari mana kebutuhan hidup mereka terpenuhi. Namun setelah wafatnya Ali Zaenal Abidin, makanan-makanan mereka pun terhenti.

Ketika malam hari Imam Ali Zaenal Abidin memikul roti dipundaknya dan membawanya ke rumah-rumah orang yang membutuhkan, beliau berkata, "Sedekah yang tersembunyi akan memadamkan murka Allah." Akibat memikul karung, bekas pikulan tersebut nampak di pundaknya. Hal ini diketahui ketika tubuhnya yang suci dimandikan saat wafatnya beliau. Ibnu Sa'ad menulis, "Ketika orang-orang yang butuh datang menemui Ali Zaenal Abidin (Imam Sajjad as), beliau pun bangkit dan memenuhi kebutuhan mereka. Beliau berkata, "Sebelum sedekah sampai ke tangan orang-orang yang membutuhkan, beliau akan sampai kepada Allah swt."

Pada suatu tahun, Imam Ali Zaenal Abidin hendak menunaikan ibadah haji. Saudarinya, Sukainah, menyiapkan bekal senilai seribu Dirham. Ketika sampai di Harrah, bekal tersebut dibawa ke hadapan Imam Ali Zaenal Abidin, dan beliau membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan.

Imam Ali Zaenal Abidin memiliki seorang kemenakan yang miskin. Pada malam hari ketika kemenakannya tidak mengenalinya, beliau pergi menjumpai kemenakannya tersebut dan memberinya beberapa Dinar. Kemenakannya bertanya, "Ali bin Husain as tidak memperhatikan familinya sendiri, semoga Allah mengingatkannya." Imam mendengar perkataan kemenakannya tersebut dan dengan sabar serta tenang beliau tidak menjelaskan siapa dirinya yang sesunggguhnya.

Ketika Imam Ali Zaenal Abidin meninggal, kemenakannya tersebut tidak lagi mendapati kebaikan orang yang selama ini menolongnya. Orang tersebut pada akhirnya mengetahui bahwa orang yang selama ini berbuat baik adalah Imam Ali Zaenal Abidin. Kemudian beliau pergi ke kuburan Imam Ali Zaenal Abidin dan menangis di pusara Imam Ali Zaenal Abidin.

Abu Na'im menulis, "Dua kali beliau membagi dua hartanya dengan orang-orang tidak mampu. beliau berkata, "Allah menyukai orang berdosa yang bertaubat." Abu Na'im juga menulis, "Masyarakat mengenalnya sebagai orang pelit. Namun ketika beliau wafat, mereka mengetahui bahwa Imam Ali Zaenal Abidin menjadi penanggung hidup seratus keluarga. Ketika pengemis sering datang kepadanya,beliaua berkata, "Selamat datang orang yang bersedia membawa bekal saya ke akherat."

6.2       Membebaskan budak

Diantara kerja keras Imam Ali Zaenal Abidin yang memiliki nilai agama dan politik adalah perhatiannya kepada budak sahaya. Budak sahaya khususnya sejak zaman khalifah kedua (Umar bin Khattab), terlebih pada masa bani Umayah menjadi bagian sosial yang sangat tertekan. Kaum budak juga berada pada tingkatan masyarakat yang paling rendah pada masa awal Islam. Imam Ali Zaenal Abidin seperti halnya Imam Ali as dengan perilaku Islaminya menyebabkan para budak sahaya Irak yang telah bebas tertarik kepadanya. Beliau berusaha keras sehingga kehidupan sosial para budak ini meningkat.

Sayid al-Ahl menulis, "Imam Ali Zaenal Abidin meskipun tidak membutuhkan budak sahaya, namun beliau melakukan pembelian budak sahaya. Akan tetapi pembelian ini hanya untuk membebaskan mereka. Para budak yang melihat niat Imam Ali Zaenal Abidin demikian, mereka datang kepada Imam Ali Zaenal Abidin supaya dibelinya. Imam Ali Zaenal Abidin pada setiap keadaaan selalu membebaskan mereka. Sehingga di Madinah terdapat banyak laki-laki dan perempuan, dimana mereka semuanya adalah budak-budak yang dibebaskan oleh Imam Ali Zaenal Abidin.

7     Referensi

"Riwayat Hidup Para Wali dan Shalihin"

Penerbit: Cahaya Ilmu Publisher

8.    Chart Silsilah

Berikut ini  chart silsilah sanad guru Imam Ali Zaenal Abidin dapat dilihat DI SINIdan chart silsilah sanad murid beliau dapat dilihat DI SINI.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 06 September 2021, dan terakhir diedit tanggal 08 September 2022.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya