Biografi Rabi bin Khaitsam

 
Biografi Rabi bin Khaitsam

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Wafat 

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Guru-Guru Beliau

3          Penerus Beliau
3.1       Murid-murid Beliau

4          Teladan
4.1       Tetap Istiqamah Shalat Berjamaah meski Sakit

5          Kisah-kisah
5.1       Rabi bin Khaitsam dan Pandai Besi

6          Untaian Nasehat 

7          Referensi

 

1          Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1       Lahir

Rabi’ bin Khaitsam At Tsauri At Taimi Al Kufi beliau adalah seorang tabiin yang agung julukan beliau adalah Abu Yazid, beliau termasuk rajin ibadah. 

Rabi’ bin Khaitsam adalah salah seorang tabi’in. Ia merupakan murid dari Abdullah bin Mas’ud. Sejak kecil ia sudah sudah sangat dikenal sebagai orang yang tekun ibadah. Namanya banyak ditulis dalam lembaran sejarah Islam. Rabi’ senantiasa melewati malamnya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beliau adalah orang yang sangat khusyuk dalam shalatnya. Rabi’ belajar kepada Abdullah bin Mas’ud selama dua puluh tahun

1.2       Wafat

Wafat pada tahun 63H

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1       Guru-guru Beliau

Guru-guru beliau saat mencari ilmu adalah:

 Abdullah bin Mas’ud

3          Penerus Beliau

3.2       Murid-murid Beliau

Murid-murid beliau yang mengambil periwayatan dari beliau diantara mereka adalah:

  1. Hilal bin Isaf 
  2. Mundzir ats-Tsauri

4        Teladan

4.1       Tetap Istiqamah Shalat Berjama'ah meski Sakit

Saat usia senja meskipun Rabi’ sudah kondisi sakit dan tidak kuat berjalan beliau terus istiqamah pergi salat berjamaah di masjid. Suatu ketika Rabi’ ditanya oleh salah seorang yang memapahnya pergi ke masjid, “kenapa anda masih berjamaah di masjid, bukankah dalam kondisi seperti anda ini ada keringan?”.

Mendapat pertanyaan demikian, Rabi’ menjawab, “bukankah kita dipanggil untuk menuju kemenangan, (Hayya ‘alal Falah) kita akan mendatanginya bahkan dengan merangkak sekalipun.”

Mendengar jawaban Rabi’ orang tersebut tidak bertanya-tanya lagi kepadanya. Orang tersebut terharu dan kagum kepada Rabi’ atas semangat ibadahnya yang tidak pernah pudar, bahkan semakin kuat walaupun usianya sudah senja.

Tidak hanya ahli ibadah, Rabi juga dikenal sebagai salah seorang yang paling zuhud di masanya. Beliau orang Arab asli yang nasabnya bertemu dengan baginda Nabi Muhammad SAW pada kakeknya, yaitu Ilyas dan Mudhar.

5          Kisah-kisah

5.1       Rabi bin Khaitsam dan Pandai Besi

Abu Bakar bin Ma’iz berkata, “Pada suatu hari kami bepergian bersama Abdullah Ibnu Mas’ud dan Rabi bin Khaitsam. Ketika kami lewat di depan pandai besi, Abdullah bin Mas’ud berhenti sejenak untuk memperhatikan lempengan besi yang sedang dipanask’an,Rabi bin Khaitsam juga ikut memperhatikan. Tiba-tiba ia miring, lemas tubuhnya hendak jatuh.

Kemudian Abdullah meninggalkan tempat itu. Kami meneruskan perjalanan sehingga sampai di sebuah tungku perapian milik pandai besi yang terletak di tepi sungai Eufrat. Pada saat Abdullah bin Mas’ud mengetahui kobaran api tersebut menyentuh wajah tukang besi seketika ia membaca ayat,

Apabila Neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya.” (Q.S. Al-Furqan: 12)

Lagi-lagi Rabi bin Khaitsam kaget, lalu jatuh tersungkur dan pingsan.

Melihat kenyataan tersebut Abdullah bin Mas’ud berkata, “inilah apa yang disebut dengan pengalaman khauf (rasa benar-benar takut akan pedihnya siksaan Allah SWT)”.

Kemudian Ibnu Mas’ud membawa pulang Rabi bin Khaitsam ke rumahnya, beliau menunggui dan menjaganya hingga waktu Zhuhur tiba, tetapi Rabi bin Khaitsam belum siuman. Ibnu Mas’ud berangkat shalat untuk mengimami shalat Zhuhur.

Setelah pulang dari shalat, beliau memanggil-manggil, ‘Rabi’, Rabi’’.

Beliau belum sadar juga. Maka Ibnu Mas’ud menjaganya hingga waktu Magrib. Beliau keluar untuk mengimami shalat maghrib. Lalu menuju kamar Rabi bin Khaitsam, beliau masih seperti semula, belum sadarkan diri. Kemudian berangkat untuk mengimami shalat Isya’.

Sekembalinya dari shalat Isya’, Rabi bin Khaitsam belum siuman juga, maka Ibnu Mas’ud memanggil-manggil lagi, ‘Rabi’, Rabi’! ‘ Ar-Rabi’ masih diam juga.

Rabi bin Khaitsam baru sadarkan diri setelah udara dingin waktu sahur menusuk relung tubuhnya.”

6         Untaian Nasehat

Berikut adalah Untaian Nasehat Beliau:

  1. “Rahasiakan amal shalih kalian, jangan ceritakan kepada siapapun. Kerjakan jangan ceritakan. Allah sudah utuskan ada malaikat untuk mengawasi kalian
  2. Sang murid berkata pada Rabi bin Khaitsam “Wahai imam, apa rahasia kenapa engkau bisa menjaga lisan anda, tidak seperti ulama-ulama lain yang terkadang masih ngobrol-ngobrol kosong untuk sekedar bercanda, tapi engkau  benar-benar hanya berbicara yang ada hikmahnya”.
    Rabi bin Khaitsam menjawab “Wahai murid-muridku apa kalian sampai saat ini masih ragu dengan adanya Tuhan Allah? Dan apakah kalian masih ragu bahwa Allah letakkan dua malaikat di kiri dan kanan kalian yang mencatat amal baik dan buruk, dan pasti demi Allah akan dibacakan dan dihisabkan di akhirat nanti”
  3. "Perbanyaklah mengingat mati, karena ia adalah perkara ghaib yang amat dekat tiba saatnya. Sesuatu yang ghaib meskipun lama waktunya, pasti serasa dekat ketika datangnya."
  4. Janganlah engkau terperdaya atas banyaknya sanjungan manusia terhadapmu, sebab orang-orang tidak mengetahui siapa dirimu yang sebenarnya, melainkan hanya melihat lahiriyahmu saja. Ketahuilah, sesungguhnya engkau tergantung pada amalanmu, setiap amalan yang dikerjakan bukan karna Allah Subhanahu wa Ta’ala akan sia-sia.

7         Referensi

"Riwayat Hidup Para Wali dan Shalihin"

  Penerbit: Cahaya Ilmu Publisher

 99 Kisah Orang Shalih, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab 

 

 

 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya