Biografi Imam Abu Madyan

 
Biografi Imam Abu Madyan

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Wafat

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Mengembara Menuntut Ilmu
2.2       Guru-Guru Beliau

3          Penerus Beliau
3.1       Murid-murid Beliau

4         Karya
4.1      Karya-karya Beliau

5         Karomah
5.1      Syeikh Abu Madyan Ikut Perang Salib 
5.2      Minum Susu Kijang

6         Untaian Nasehat

7         Referensi

1.      Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1       Lahir

Imam Abu Madyan lahir di kota Qunthiyanah Sevilla Andalusia pada tahun 509 H. Pernah menempuh pendidikan di kota Fez Maroko, dan menetap di kota Bejaia.

1.2      Wafat

Abu Madyan wafat di Tilmisan, Al-Jazair, dalam perjalanan ke Bijayah pada 594 H, makam Beliaupun juga banyak dikunjungi orang

2.      Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1       Mengembara Menuntut Ilmu

Mula-mula beliau menuju ke Tanja (Tangier-Maroko) tanpa bekal apapun sebab Abu Madyan kabur dari rumah. Setiap merasa lapar dia pergi ke pantai memancing ikan. Di sana dia bertemu dan dijamu oleh seorang nelayan yang mengeluarkan ucapan sangat menggugah dan merubah alur hidupnya “pergilah ke kota agar kamu bisa belajar ilmu agama. Sebab Allah tak bisa disembah tanpa ilmu.”   

Ucapan ini menusuk ke hati Abu Madyan dan menyadarkannya tentang pentingnya ilmu. Karena di Tangier tak menemukan apa yang dicari, maka beliau memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Sabtah kemudian ke Marakish (Maroko). Di sana dia sempat bergabung dengan barisan tentara untuk membela islam.

Namun panggilan hatinya bukan meniti karier sebagai tentara. “Mereka terlalu banyak menuntut dan merampas hak-hak dan ambisiku,” demikian sesal Abu Madyan. Beliau kemudian melanjutkan perjalanan ke Fes (Maroko). Semua perjalanan ini dilaluinya dengan berjalan kaki. Fes masa itu adalah kota ilmu dengan masjid agung Qarawin sebagai tempat ibadah sekaligus penyebaran ilmu dan kaderisasi ulama.

Saat Abu Madyan sampai di Fes (549 H). Beliau bergabung dengan para pencari ilmu dari berbagai penjuru daerah. “Saya tinggal di masjid kota Fes; belajar wudhu dan shalat.”

Tapi beliau mengeluh, “Saya tak bisa memahami pelajaran para syeikh sama sekali.”

Bisa jadi karena keterbatasan pondasi ilmu yang dibawanya atau karena memang belum dibuka oleh Allah. Pada masa itu setiap seikh membuka kelas bebas di masjid, jenjang pendidikannya menurut kitab yang dibaca. Tidak formal seperti saat ini.

Sampai kemudian beliau dipertemukan oleh Allah dengan Abu Al-Hasan bin Hirzihim, yang menjadi syeikh al-futuh (guru pembuka hati) baginya. Abu Al-Hasan bin Hirzihim sendiri seorang tokoh terkenal dalam dunia tasawuf karena pengalaman uniknya dengan karya-karya Imam Al-Ghazali.

Sebelum intens mendalami tasawuf secara suluk, Ibnu Hirzihim terkenal sebagai pengkritik karya-karya imam Al-Ghazali. Hadits-hadits, utamanya yang ditulis dalam Ihya’ Ulumiddin, dikritik habis-habisan olehnya. Hingga pada suatu malam dia bermimpi didatangi Rasulullah Saw dan dicambuk karena bersikap kurang ajar pada Imam Al-Ghazali. Begitu terbangun dari tidurnya, Ibnu Hirzihim kaget karena bekas cambuk Rasulullah dalam mimpi ternyata masih ada di seluruh pundaknya. Sejak saat itu dia menyatakan tobat dan memilih jalan kesufian.

Di hadapan Abu Al-Hasan bin Hirzihim, Abu Madyan mengaji kitab Ar-Ri’ayah Li Huquqillah karya Al-Muhasibi, salah satu kitab wajib dalam ilmu tasawuf. “Tak ada buku yang melebihi Ar-Ri’ayah dalam menganatomi jiwa manusia menurut perspektif tasawuf,” kata Seikh Abdul Halim Mahmud. Bahkan Ihya’ Ulumudin Al-Ghazali secara terang-terangan mengaku terinspirasi oleh karya agung ini.

Dia juga mengaji Ihya’ pada Ibnu Hirzihim. Abu Madyan memuji maha karya Al-Ghazali tersebut, “Saya membaca banyak kitab tazkir (nasehat) tapi tak ada yang seperti Ihya’ Ulumidin.”

Selain itu dia mengaji Sunan At-Tirmidzi pada Seikh Abu Al-Hasan bin Ghalib. Mengaji Risalah Al-Qusyairiyah pada Abu Abdillah Ad-Daqqaq, seorang sufi besar di masanya.

Abu Madyan menyadari bahwa tasawuf tak cukup dipelajari dari buku-buku. Ia adalah ilmu ahwal (perilaku dan pengalaman intuitif) bukan diambil aqwal (dari ucapan dan tulisan). Dia kemudian berinisiatif mendekat dan berguru pada Seikh Abu Ya’za, seorang sufi kota Fes yang terkenal sebagai wali besar dengan teknik mendidik santri sangat keras.

Di hari pertama, Abu Madyan diperlakukan oleh Syeikh Abu Ya’za dengan sangat kejam. Beliau tidak boleh masuk ke majlis dan diperintah duduk di pojok. Jika waktu makan, maka semua dipersilahkan kecuali dia. Perlakuan ini berlangsung selama tiga hari.

Di hari ketiga, cerita Abu Madyan, saya hampir pingsan menahan lapar. Karena tak kuat maka saya mendekat ke arah Abu Ya’za dan jatuh tersungkur di kakinya. Tiba-tiba, mata saya buta. Sambil mengiba saya memohon belas kasihnya. Kemudian Abu Ya’za menyentuh kedua mata saya seraya berucap, “Anak ini akan menjadi orang besar di masa depan.”

Jadi benar, Syeikh Abu Al-Hasan bin Hirzihim sebagai syeikh al-futuh, tapi suluk dan penempaan dirinya dalam menapaki maqamat kesufian adalah buah didikan Syeikh Abu Ya’za. Abu Madyan sangat mencintai gurunya ini hingga mengatakan, “Saya sudah baca semua cerita para wali semenjak masa Uwais Al-Qarni (tabi’in) tapi saya belum menemukan seorang pun yang seunik Abu Ya’za.”

Abu Madyan Al-Maghribi sempat menuju ke masyriq (timur Islam) dan melaksanakan ibadah haji. Di sana dia berjumpa dengan banyak ulama dan kaum sufi, termasuk di antaranya adalah Seikh Abdul Qadir Al-Jilani. Dan kabarnya, Abu Madyan sempat berguru kepadanya di Mekkah.

Sepulangnya dari melaksanakan haji,  Abu Madyan memilih tinggal di kota kecil bernama Bijayah (Bugie atau Bugia, Al-Jazair sekarang) untuk menyebarkan ilmu dan mengajar suluk kesufian. Pelan tapi pasti, popularitasnya semakin menanjak. Dalam dirinya terkumpul ilmu, ibadah dan kezuhudan.

Di majlisnya, Abu Madyan mengajarkan Al-Maqshad Al-Asna fi Syarh Asma’ Al-Husna karya Imam Al-Ghazali dengan pendekatan dan penjelasan ala kaum sufi. Tentu tidak hanya penjelasan teoritis belaka tapi disertai pengalaman dan zauq kesufian. Sehingga majlisnya dipenuhi oleh ratusan pelajar dari berbagai penjuru negeri.
 

2.2       Guru-Guru Beliau

Beliau menimba ilmu hadits dan meriwayatkan dari: 

  1. Abu Al-Hasan bin Hirzihim
  2. Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani
  3. Syeikh Abu Al-Hasan bin Ghalib
  4.  Abu Abdillah Ad-Daqqaq

3.      Penerus Beliau

3.2       Murid-murid Beliau

Murid-muridnya banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti:

1. Abdurrazaq Al Jazuli, kuburan beliau terletak di kota Alexandaria Mesir. Seperti dilansir oleh Ibnu Qanfazd dalam kitab Al Wafayat, beliau adalah salah satu guru dari Sidi Abi Muhammad Abdul Aziz Al Mahdawi dan Abi Baqa Abdullah.
2. Ja'far bin Sidi Bunnah Al Khaza'i. Murid Abu Madyan ini pernah yang disebutkan oleh Lisanudin Ibnu Khatib dalam kitab Al Ihathah fi Akhbar Al Gharnathah.
3. Abdussalam bin Masyisy, beliau adalah salah satu guru dari tokoh besar yaitu Abu Hasan Al Syazili.

4.      Karya

4.1       Karya-karya Beliau

Karya-karya beliau dibukukan adalah:

1. Unsu Al-Wahid Wa Nuzhat Al-Murid
2. Mafatih Al-Ghaib Li Izalat Ar-Raib (masih manuskrip belum pernah naik cetak)
3. Unwan At-Tawfiq fi Adab At-Thariq
4. Diwan (Syair-syair) 
5. Qasidah Ma Lazdah Al 'Isy

5.      Karomah

5.1        Syeikh Abu Madyan Ikut Perang Salib 

Beliau adalah salah seorang tokoh tasawuf dan wali Allah yang bergelar Quthubul Ghautsil fardil Jaamii`i yang namanya sangat terkenal di dunia Islam. Beliau wafat pada tahun ( 594 Hijriyah/ 1198 M ), dan dimakamkan di Rabitatul ‘ibad, di kota Talmasan, Aljazair.

Mengenal karomah beliau, salah satunya adalah sebagai berikut pada suatu ketika, terjadilah peperangan antara kaum Muslimin dan tentara salib di daerah Maroko.
Dalam peperangan tersebut barisan kaum Muslimin terdesak, sehingga terpaksa sebagian dari mereka melarikan diri. Saat itu Syekh Abu Madyan yang tidak ikut berperang pergi ketengah padang pasir, di iringi oleh santri – santrinya sambil menghunus pedang, kemudian duduk dionggokan pasir, seolah – olah menunggu sesuatu yang akan datang.
Benarlah, tiba – tiba datanglah segerombolan babi. Melihat hewan – hewan itu berdatangan, dengan tangkas Syekh Abu Madyan maju dan menebaskan pedangnya kesana kemari, sehingga banyak babi yang terbunuh.

Ketika salah seorang muridnya menanyakan kenapa dia membunuh babi – babi itu, sang wali menjawab ; “ Segerombolan babi itu tak lain adalah barisan tentara salib yang dikalahkan oleh Allah.
Apa yang dikatakan syekh itu dicatat tanggal kejadiannya oleh seorang muridnya. Tidak berapa lama, setelah kejadian tersebut, pasukan Islam yang mendapatkan kemenangan datang kepada syekh abu madyan sambil mencium kaki dan tangannya.
Kata salah seorang diantara mereka, “ kalau Syekh Abu Madyan tidak hadir di medan perang, pasti barisan kaum Muslimin kalah. Anehnya, setelah peperangan selesai, kami tidak melihat keberadaan Syekh,”

5.2       Minum Susu Kijang

Kejadian lain misalnya, pada suatu hari syekh pergi ke bukit Al-Khawakib untuk minum susu dari seekor kijang yang setiap hari mendatangi beliau di tempat yang sama yang mengherankan hari itu sang kijang senantiasa menghindar. Berkali-kali Syeikh berusaha mendekati kijang tersebut untuk mengambil susunya, namun selalu gagal.

Akhirnya dia mengingat-ingat, dosa apakah gerangan yang telah diperbuatnya sehingga kijang itu tak mau mendekat. Tidak berapa lama dia mengingat bahwa di kantongnya masih ada uang diham yang belum disedekahkan. Maka dengan segera syeikh melemparkan uang itu ke tanah. Dengan izin Allah, sang kijang kembali menjadi jinak sehingga air susunya dapat diperah dengan mudah.

6.       Untaian Nasehat

Berikut nasehat-nasehat beliau:

  1. Barangsiapa yang kokoh Ubudiyahnya,niscaya ia melihat seluruh amalannya sebagai perbuatan riya’,kepribadiannya sebagai propaganda belaka,ucapannya sebagai kebohongan belaka,dan tidak bakal mencapai kebebasan murni seseorang yang masih tersisa pada dirinya sedikit hawa nafsu.
  2. Barangsiapa lebih senang mengambil dari pada memberi,maka ia tidak akan dapat mencium bau kerendahan hati dan arti kerendahan hati ini ialah menyaksikan apapun selainnya.
  3. Keikhlasan adalah hilangnya mencari perhatian makhluk merupakan apa yang menjadi rahasia diri pemberitanya,hanya Malaikat yang mencatatnya,hanya setan yang ingin menyesatkannya dan hanya hawa nafsu yang ingin membelokkannya.
  4. Kefakiran adalah kebanggaan,ilmu adalah keberuntungan,berdiam diri adalah keselamatan,putus asa dari mengharap orang lain adalah ketenangan,sikap menerima adalah kekayaan,Zuhud adalah keselamatan,melupakan Tuhan adalah pengkhianatan, memalingkan diri dariNya adalah kehinaan,menghadirkan hati kepada-Nya adalah surga, menghindarkan diri dariNYA adalah neraka,dekat denganNya adalah kelezatan,jauh dariNya adalah kerugian,senang denganNya adalah kehidupan dan tidak senang denganNya adalah kematian.
  5. Menutup diri merupakan kenikmatan bagi seorang hamba,andai ia mengetahuinya pasti mensyukurinya.
  6. Ingin menjadi murid sebelum serius dalam bertaubat merupakan kelalaian, barangsiapa yang memutus hubungan dengan Tuhannya ia akan memutuskannya, barangsiapa yang membuat sibuk orang lain yang sibuk dengan Tuhannya niscaya ia dimurkai,orang yang sedikit amalannya tidak pantas mendapat hidangan Tuhannya.
  7. Orang yang keluar kepada halayak ramai guna mengajak mereka sebelum adanya hakekat sifat-sifat terpuji pada dirinya,berarti ia orang yang terkena cobaan.
  8. Hati hanya memiliki satu tujuan,maka kemanapun engkau arahkan hatimu niscaya akan terhalangi dari yang lainnya.
  9. Bila rasa takut telah menghinggap di hati niscaya menimbulkan Murooqobah.
  10. Orang yang paling kaya adalah orang yang di bukakan oleh Tuhan salah satu dari perbendaharaan Hakekat dan orang yang paling miskin adalah yang ditutupi oleh Tuhan haknya.
  11. Barangsiapa yang memandang kepada alam semesta dengan penuh ketertarikan niscaya ia terhalangi dari mengambil pelajaran dan manfaat darinya.
  12. Setiap Sufi yang tidak mengetahui pertambahan atau kekurangannya dalam setiap nafasnya berarti ia bukan sufi.

7.        Referensi

"Riwayat Hidup Para Wali dan Shalihin"
Penerbit: Cahaya Ilmu Publisher

 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya